Efikasi Wet Dressing Menggunakan Topikal Kortikosteroid pada Anak dengan Dermatitis Atopik

Oleh :
dr.Nurdjannah Jane Niode, Sp.KK (K)

Wet dressing menggunakan topikal kortikosteroid adalah salah satu modalitas terapi untuk  anak dengan dermatitis atopik. Dermatitis atopik adalah penyakit inflamasi yang bersifat kronik rekuren, dengan anak sebagai kelompok yang rentan dan biasanya akan serta dapat berlangsung selama kehidupan. Kulit merupakan sawar protektif tubuh manusia dalam menjaga keseimbangan elektrolit, regulasi panas, evaporasi, dan kontrol mikroba.[1-3]

Kerusakan Kulit pada Dermatitis Atopik

Gejala utama dermatitis atopik (DA) meliputi lesi kulit eritematosa dan menebal, kering, mengelupas, dengan rasa gatal  yang hebat. Kerusakan kulit tersebut menyebabkan kerentanan terhadap infeksi bakteri, virus, maupun jamur.[2,3]

wet dressing

Penilaian lesi kulit dengan score in atopic dermatitis (SCORAD) terbagi menjadi ringan, sedang, dan berat. Komponen dasar utama dalam penanganan DA adalah mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu, menggunakan pelembab secara rutin , dan pemberian kortikosteroid topikal.[2,4]

Terapi utama untuk DA derajat ringan, adalah kortikosteroid topikal potensi rendah hingga sedang. Sedangkan terapi untuk derajat sedang-berat meliputi fototerapi dan imunosupresan-sparing steroid, seperti pemberian metotreksat, siklosporin, mofetil mikofenolat, dan wet dressing. Beberapa terapi tersebut banyak yang memiliki risiko potensial dan tidak dianjurkan untuk anak-anak.[2,4]

Terapi Wet Dressing untuk Dermatitis Atopik

Terapi wet dressing menggunakan lapisan perban atau kain kasa di atas atau bersama obat topikal. Terapi ini merupakan salah satu perawatan yang dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien DA, karena mempunyai efek mendinginkan, anti-inflamasi, dan antipruritus. Keuntungan wet dressing di antaranya biaya murah, risiko komplikasi rendah, lebih aman, respon baik, serta dapat mengurangi durasi perawatan rumah sakit.[2,3]

Beberapa mekanisme kerja wet dressing adalah:

  • Mencegah garukan karena berperan sebagai sawar fisik, sehingga akan memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan tingkat stres
  • Mengurangi efek gatal melalui mekanisme vasokonstriksi
  • Meningkatkan absorbsi kortikosteroid topikal
  • Memulihkan sawar epidermal, dengan cara mengurangi kehilangan air transepidermal, meningkatkan hidrasi kulit, meningkatkan pelepasan badan lamelar, dan mengembalikan fungsi lamelar
  • Menurunkan kemokin inflamasi
  • Melindungi kulit terhadap bahan iritan dan alergen eksternal[2,5]

Terapi ini juga dapat bermanfaat untuk lesi prurigo nodularis, psoriasis, dan limfoma kutan.[2,6,7]

Indikasi Wet Dressing

Wet dressing dianjurkan pada DA derajat sedang-berat, maupun rekuren. Tujuan penggunaan adalah untuk mengurangi reaksi peradangan, meredakan rasa gatal dan nyeri/terbakar, menghilangkan sisik, serta meningkatkan penetrasi obat topikal pada stratum korneum. Wet dressing pada lesi DA hanya boleh digunakan selama terdapat eritematosa kulit, dan harus di bawah pengawasan tenaga kesehatan. Wet dressing tidak boleh digunakan sebagai terapi berkelanjutan.[2,6,7]

Kontraindikasi Wet Dressing

Jika lesi terlalu basah, sebaiknya wet dressing ditunda hingga 48−72 jam setelah diberikan antibiotik. Lesi eksim herpetikum merupakan kontraindikasi absolut penggunaan wet dressing. Oleh karena itu, dibutuhkan konfirmasi terapi yang tepat dengan pemeriksaan apusan kulit.[5]

Teknik Wet Dressing

Setelah pasien mandi air hangat selama 10‒15 menit, kortikosteroid topikal poten dioleskan pada area lesi dan pelembab pada area normal. Aplikasi wet dressing dilakukan dengan menggunakan kain kasa atau bahan katun yang dibasahi air, kemudian ditutup kain kasa kering sebagai lapisan luar. Wet dressing dibiarkan minimal 2 jam, atau umumnya hingga 4‒6 jam. Pada saat tidur, wet dressing dapat dibiarkan dalam semalam. Durasi terapi wet dressing dapat selama 3–14 hari.[5]

Wet Dressing Menggunakan Topikal Kortikosteroid

Kortikosteroid topikal yang umumnya digunakan untuk DA sedang-berat di badan dan ekstremitas adalah triamsinolon asetonid 0,1%. Sedangkan yang umum digunakan di wajah adalah salep desonide 0,05%.

Dosis optimal kortikosteroid topikal menggunakan finger tip unit (FTU), 1 FTU setara dengan 0,5 gram. Dosis bulanan maksimum dari kortikosteroid topikal potensi sedang sampai kuat untuk menghindari terjadinya efek samping lokal dan/atau sistemik adalah 30 gram pada anak dan 60‒90 gram pada dewasa.[4,5,8]

Keamanan Wet Dressing Menggunakan Topikal Kortikosteroid

Efek samping wet dressing antara lain sensitisasi alergi dan maserasi/atrofi kulit yang lebih berisiko saat wet dressing dipadukan dengan kortikosteroid topikal dibandingkan dengan hanya pelembab. Selain itu, folikulitis dan lesi kulit yang refrakter pada area yang tidak dibalut umum terjadi. Sebaliknya, impetigo, herpes, dan infeksi kulit akibat Pseudomonas aeruginosa jarang ditemukan.[4,5]

Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan selama ini, dan tidak ada pasien yang harus menghentikan pengobatan karena efek samping yang terjadi.[4,5]

Terapi wet dressing dapat berlangsung selama 3–14 hari, dan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter sehingga umumnya dilakukan di rumah sakit. Balutan bisa dilepas setelah 2‒4 jam, kemudian pelembab dioleskan ke seluruh tubuh. Wet dressing dapat menyebabkan peningkatan kekeringan kulit apabila kurang pemakaian pelembab setelah balutan dilepas.[8]

Efikasi Wet Dressing Menggunakan Topikal Kortikosteroid pada Anak

Studi kohort oleh Nicol et al, tahun 2014, mengevaluasi keefektifan wet dressing sebagai bagian dari tata laksana DA. Studi melibatkan 72 anak dengan rerata usia 4,6 ± 3,12 tahun yang memiliki DA derajat sedang-berat dan beberapa telah mengalami kegagalan terapi.[8]

Hasil studi melaporkan bahwa tidak ada pasien yang membutuhkan kortikosteroid sistemik dan hanya 31% subjek yang diobati antibiotik oral. Studi ini menunjukkan manfaat wet dressing sebagai intervensi akut dalam pengobatan AD multidisiplin yang diawasi, dengan manfaat bertahan sampai 1 bulan setelah pengobatan selesai.[8]

Studi retrospektif, yang dipublikasikan pada tahun 2012, meninjau catatan 218 pasien anak yang dirawat di rumah sakit dari 1 Januari 1980 ‒ 20 April 2010 dan menerima perawatan topikal intensif untuk dermatitis atopik. Studi menunjukkan bahwa wet dressing yang dikombinasi dengan kortikosteroid topikal efektif untuk mengontrol dermatitis atopik berat dan rekuren pada anak.[9]

Pada tahun 2007, Hon et al melakukan penelitian penggunaan wet dressing pada 6 pasien anak DA. Hasil penelitian menunjukkan wet dressing dapat mengurangi gatal, membantu mengangkat krusta pada permukaan kulit, melunakkan kulit sehingga meningkatkan penetrasi obat topikal, dan menjadi sawar mekanik terhadap garukan.[10]

Kesimpulan

Terapi wet dressing merupakan salah satu pengobatan yang aman dan efektif dengan efek samping minimal, terutama untuk pasien anak. Wet dressing dianjurkan pada dermatitis atopik derajat sedang hingga berat, maupun kasus rekuren. Aplikasi wet dressing tidak dianjurkan pada lesi basah, sebaiknya ditunda hingga hingga 48‒72 jam setelah diberikan antibiotik.

Wet dressing menggunakan topikal kortikosteroid yang dilakukan di rumah sakit memberikan perbaikan kulit yang cepat. Namun, dapat juga diaplikasikan oleh pasien atau orang tua pasien di rumah dengan pengawasan dokter. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan dan tidak ada pasien yang harus menghentikan pengobatan karena efek samping yang terjadi. Terapi wet dressing mudah didapat dan membutuhkan biaya lebih murah.

Referensi