Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hernia Umbilikalis general_alomedika 2019-12-06T16:07:44+07:00 2019-12-06T16:07:44+07:00
Hernia Umbilikalis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hernia Umbilikalis

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis hernia umbilikalis dapat ditegakkan secara klinis karena presentasi klinis yang sangat jelas dan khas. Pemeriksaan penunjang terutama dilakukan jika terdapat kecurigaan komplikasi, seperti strangulasi.

Pada anamnesis, dapat ditanyakan mengenai karakteristik benjolan hernia (dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen atau tidak), faktor risiko yang berkontribusi dalam terjadinya hernia umbilikalis serta keluhan penyerta lainnya seperti mual, muntah, atau nyeri pada bagian benjolan.

Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan inspeksi dan palpasi dinding abdomen untuk menentukan letak hernia dan karakteristik hernia, serta auskultasi bunyi peristaltik pada hernia (normal atau meningkat).

Anamnesis

Pasien dengan hernia umbilikalis mengeluhkan munculnya benjolan pada bagian perut di area umbilikus. Di dalam kantung hernia umumnya dapat berisi omentum, usus halus serta kolon.

Secara klinis, hernia sendiri terbagi menjadi dua yakni reponibel dan ireponibel (reducible and irreducible). Hernia ireponibel yang mengalami komplikasi dapat menjadi hernia inkarserata dan strangulata. Gambaran ini serupa dengan gambaran pada hernia lainnya, termasuk hernia inguinalis. [14-16]

Hernia Reponibilis

Pada hernia reponibilis, hernia dapat keluar (omentum / usus akan keluar ketika pasien mengejan, batuk, atau berdiri) dan masuk kembali (usus akan masuk ketika pasien berbaring atau didorong masuk ke dalam perut). Hernia reponibilis umumnya bersifat asimtomatis.

Hernia Ireponibilis

Pada hernia ireponibilis, isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam rongga perut. Apabila hernia yang tidak dapat masuk kembali menjadi terjepit oleh cincinnya, maka akan hal ini menyebabkan terjadinya gangguan pasase usus dengan atau tanpa gangguan vaskularisasi.

Hernia Inkarserata dan Hernia Strangulata

Hernia ireponibilis yang disertai dengan gangguan pasase usus disebut sebagai hernia inkarserata sedangkan hernia ireponibilis yang disertai dengan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.

Semakin besar ukuran hernia umbilikus pasien, maka semakin berisiko untuk terjadinya inkarserasi dan strangulasi.

Gejala yang muncul apabila hernia mengalami inkarserasi yakni nyeri pada benjolan dan sekitarnya, mual, muntah dan gejala obstruksi usus (mengalami kesulitan defekasi dan buang angin). Sedangkan pada hernia yang sudah mengalami strangulasi, kondisi umum pasien tampak toksik dan tampak kesakitan karena merasakan nyeri hebat (pada pasien anak, tampak rewel, gelisah dan tidak mau makan), disertai mual, muntah, distensi abdomen, benjolan menjadi merah dan bengkak.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan hernia umbilikalis dapat dilakukan melalui inspeksi, palpasi serta auskultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien dengan posisi berdiri dan berbaring terlentang untuk menilai karakteristik atau gambaran klinis dari hernia itu sendiri (reponibilis atau ireponibilis). [14-17]

Inspeksi

Pemeriksaan inspeksi hernia umbilikalis pada orang dewasa atau anak (yang sudah dapat berdiri) lebih disarankan untuk dilakukan dalam posisi berdiri. Hasil yang didapatkan dari inspeksi bisa dua macam.

Hasil pertama akan ditemukan benjolan yang sudah jelas terlihat pada area umbilikus tanpa pasien diminta untuk mengejan atau batuk (dikenal dengan sebutan Manuver Valsava atau Cough Impulse).

Pada hasil yang kedua, benjolan baru dapat terlihat apabila pasien diminta untuk mengejan, batuk, berdiri, atau pada saat anak sedang menangis.

Pada kasus hernia yang sudah mengalami strangulasi, maka kulit yang menyelubungi benjolan akan mengalami diskolorasi menjadi kemerahan serta mengalami pembengkakan.

Palpasi

Pada pemeriksaan palpasi akan memberikan hasil berupa teraba massa, fluktuasi positif, konsistensi kenyal dengan batas tegas. Pada saat palpasi, pemeriksa juga dapat meraba dan merasakan adanya usus serta omentum.

Auskultasi

Auskultasi dilakukan untuk memastikan apakah isi dari benjolan tersebut adalah usus. Pada pemeriksaan auskultasi, didapatkan terdengar bunyi peristaltik, pada hernia reponibilis yang bersifat asimtomatis, maka peristaltik akan terdengar normal, sebaliknya apabila hernia mengalami inkarserasi dan strangulasi maka bunyi peristaltik akan meningkat akibat ileus obstruksi.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hernia umbilikalis adalah omfalokel, gastroskisis, hernia epigastrik, dan hernia spigelian. [3]

Omfalokel

Omfalokel atau dikenal dengan nama lain exomfalos merupakan kelainan dinding abdomen pada garis tengah, yaitu usus dan visera yang mengalami herniasi keluar dari dinding abdomen namun diselubungi oleh membran yang terdiri dari peritoneum, amnion, dan Wharton’s jelly.

Omfalokel dapat muncul dalam ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga besar (lebih 4 cm) dan diselubungi oleh kantung.

Gastroskisis

Gastroskisis adalah kelainan pada dinding abdomen anterior berupa usus yang sebagiannya mengalami herniasi keluar dari dinding abdomen tanpa diselubungi oleh membran atau kantung. Ukuran defek biasanya kurang dari 4 cm, lokasi pada persimpangan antara umbilikus serta kulit normal dan hampir selalu di kanan umbilikus.

Hernia Epigastrik

Hernia epigastrik merupakan protrusi dari lemak ekstraperitoneal dengan atau tanpa kantong dari peritoneum melalui defek pada linea alba antara xiphisternum dan umbilikus. Defek biasanya berukuran kecil, dengan diameter sekitar 1 cm.

Hernia Spigelian

Hernia spigelian terjadi melalui fascia spigelian, yang terdiri dari lapisan aponeurotik antara otot rektus pada bagian medialnya, dan garis semilunar pada bagian lateralnya. Hernia spigelian sering terjadi pada area antara umbilikus dan ligamentum inguinal.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hernia umbilikalis umumnya tidak diperlukan karena diagnosis ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan jika diagnosis meragukan (terutama pada pasien obesitas), atau untuk mengonfirmasi kecurigaan adanya komplikasi berupa inkarserasi atau strangulasi pada hernia. [8,18]

Referensi

3. Medscape. Umbilical Hernia Repair. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/2000990-overview#a2
8. Kulacoglu H. Umbilical Hernia Repair and Pregnancy. Front Surg. 2018;5:1.
14. LeBlanc KE, LeBlanc L, LeBlanc K. Inguinal hernias: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2013; 87(12): 840-48
15. Toms L, Lynn SM, Handa. Examination of groin hernias. The Journal of Clinical Examination. 2011; 11: 32-43
16. Carey, J., Mortensen N. Examination of lumps and bumps. The Journal of Clinical Examination. 2008; 6: 12-17
17. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR. Schwartz’s Principles of Surgery. New York: McGraw Hill Medical; 2015. 

18. Matthews RD, Neumayer L. Inguinal hernia in the 21st century: an evidence-based review. Curr Probl Surg. 2008; 45(4):261-312.

Epidemiologi Hernia Umbilikalis
Penatalaksanaan Hernia Umbilikalis
Diskusi Terkait
Anonymous
06 April 2022
Pasien bayi dengan hernia umbilikalis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter bayi usia 2 bulan dengan hernia umbilikalis. Tatalaksana konservatif ya bagaimana ya dok? Jika mau dilakukan operasi apakah sebaiknya menunggu...
dr.Ade Oktiviyari, M.Sc
24 Oktober 2021
Pasien bayi usia 2 bulan dengan keluhan sering kembung, pusar menonjol kurang lebih 5 cm dan tampak kilauan mutiara
Oleh: dr.Ade Oktiviyari, M.Sc
2 Balasan
Alo rekan sejawatSaya mendapatkan kasus bayi 2 bulan dengan BB: 3800, BB Lahir 3500gram. Pasien full ASI, jumlah ASI cukup dan cara pemberian memadai. Pasien...
Anonymous
25 Juni 2021
Hernia umbilikal pada bayi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanyaApakah hernia umbilikal pada bayi laki-laki bisa hilang sendiri tanpa pengobatan? Tindakan2 apa saja yg bisa kita sarankan kepada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.