Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hernia Diafragma general_alomedika 2020-01-29T11:27:16+07:00 2020-01-29T11:27:16+07:00
Hernia Diafragma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hernia Diafragma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Proses penegakan diagnosis hernia diafragma berbeda tergantung jenisnya. Pada hernia diafragma kongenital, anamnesis dilakukan untuk mengetahui riwayat perawatan antenatal dan faktor risiko ibu. Pada hernia diafragma akuisata, anamnesis dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab (trauma atau iatrogenik) dan derajat kerusakan yang timbul. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda protrusi organ abdomen ke dalam rongga dada. Kemudian, pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks, ultrasonografi (USG), CT-Scan dan magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis.

Anamnesis

Anamnesis kasus hernia diafragma kongenital dan akuisata biasanya disesuaikan dengan penyebab atau faktor risiko yang menyertainya. Pada kasus hernia diafragma kongenital, anamnesis difokuskan pada ibu, yaitu mengenai riwayat antenatal care (ANC), penyulit selama kehamilan, riwayat kelainan pada bayi yang diketahui selama ANC, dan faktor risiko maternal. Bayi yang lahir dengan hernia diafragma bisa menunjukkan gejala sesak napas, hipoksia, gangguan sirkulasi, dan kesulitan menyusu.

Pada hernia diafragma akuisata, anamnesis difokuskan pada pasien, meliputi keluhan, mekanisme trauma, dan faktor risiko penyerta seperti riwayat operasi sebelumnya. Keluhan pada kasus hernia diafragma bisa berupa sesak nafas, nyeri dada, nyeri perut berulang, post prandial fullness, muntah dan gejala obstruksi saluran cerna lainnya. Pada kasus-kasus spontan hernia diafragma akuisata, pasien bisa asimtomatik.

Anamnesis juga perlu menjabarkan mekanisme trauma. Trauma pada hemidiafragma kiri lebih sering menyebabkan ruptur diafragma dibandingkan pada hemidiafragma kanan. Hal ini diduga karena di bawah hemidiafragma kanan terdapat hepar yang membuatnya lebih sulit untuk mengalami ruptur.

Pada hernia diafragma yang diduga berkaitan dengan tindakan medis, perlu ditanyakan riwayat tindakan seperti transplantasi hati, reseksi hati, Nissen fundoplication, colectomy sisi kiri, adrenalektomi, atau gastrektomi total dengan teknik laparoskopi. [1,3,4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kasus hernia diafragma dilakukan untuk menilai dan memastikan adanya tanda protrusi organ abdomen ke rongga dada.

Pemeriksaan Dada

Pada pemeriksaan dada, bisa didapatkan hilangnya suara napas pada bagian basal paru dan digantikan oleh bising usus. Pada kasus hernia diafragma kongenital, bayi tampak sianosis dan dapat menunjukkan tanda respiratory distress yang muncul pada 24 jam pertama kelahiran. [6,7,11]

Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan abdomen biasanya lebih relevan dilakukan pada kasus hernia diafragma akuisata karena biasa disertai pergerakan paradoksik pada abdomen dengan bernapas, munculnya nyeri tekan pada abdomen, dan adanya jejas atau luka di sekitar area diafragma. [6,7,11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk kasus-kasus hernia diafragma akuisata bisa dikatakan sangat luas, karena keluhannya bervariasi, tidak spesifik, dan tidak khas. Karena kasusnya yang cukup jarang, sering kali hernia diafragma tidak terpikirkan sebagai diagnosis utama, sampai dilakukan pemeriksaan penunjang. Pada defek yang kecil dan hernia diafragma akuisata terdiagnosis melalui pencitraan, diagnosis banding berupa metastasis kanker perlu dipikirkan, terutama pada kasus yang tidak melibatkan trauma. Diagnosis banding lain yang perlu dipertimbangkan adalah hernia diafragma kongenital, hernia hiatus berukuran besar, ateletaksis, phrenic nerve palsy, dan eventrasi diafragma.

Sementara itu, kasus hernia diafragma kongenital, sering diduga sebagai kasus malformasi kistik pada paru-paru, misalnya congenital cystic adenomatoid malformation, kista bronkogenik, dan sekuestrasi bronkopulmoner. Namun, posisi dari lambung dan kontur dari gelembung gas abdomen sangat khas dan sangat berbeda dengan kondisi malformasi kistik paru, sehingga tenaga medis umumnya dapat dengan mudah membedakan kedua kondisi ini. [1,12,27]

Pemeriksaan Penunjang

Pada hernia diafragma, pemeriksaan penunjang berperan penting dalam mengonfirmasi diagnosis.

Hernia Diafragma Kongenital

Hernia diafragma congenital umumnya baru terdeteksi saat janin berusia 15–24 minggu dengan bantuan USG pada pemeriksaan prenatal. Dari hasil USG ditemukan dapat ditemukan :

  • Massa atau anomali pada paru
  • Ditemukan organ abdomen (paling sering lambung) pada rongga dada, atau sebaliknya tidak ditemukan lambung pada rongga abdomen. Lambung bisa ditemukan di belakang atrium kiri dan ventrikel kiri jantung bayi
  • Shifting mediastinal yang menjauhi visera dari hernia

  • Perubahan posisi hepar (pada kasus hernia diafragma sisi kanan)

Selain itu, pada pemeriksaan USG yang tidak kalah penting untuk menilai hernia diafragma adalah rasio paru dan kepala (Lung-to-Head Ratio/ LHR). LHR diduga berperan sebagai faktor penentu prognosis dan kesintasan bayi.

Selain pemeriksaan USG, pemeriksaan MRI dapat dilakukan bila dianggap perlu. MRI mampu menyajikan gambaran defek hernia secara lebih jelas, bahkan bisa untuk menentukan volume paru dan mendeteksi herniasi hepar.

Amniosintesis dapat dilakukan untuk menilai adanya kelainan atau anomali kromosom, serta untuk menilai maturitas paru.

Apabila hernia diafragma tidak terdeteksi sampai mendekati hari persalinan, umumnya hernia diafragma kongenital terdeteksi setelah pemeriksaan rontgen toraks. Sebelum dilakukan pemeriksaan, umumnya perlu didahului pemasangan pipa nasogastrik untuk mendeteksi adanya displacement esofagus. [2,5,17]

Hernia Diafragma Akuisata

Pada kasus hernia diafragma akuisata, diagnosis dapat ditegakan melalui rontgen toraks. Sama dengan kasus hernia diafragma kongenital, sebelum dilakukan pemeriksaan, biasanya perlu didahului dengan pemasangan pipa nasogastrik. Pada rontgen toraks akan ditemukan adanya organ abdomen pada rongga dada, dengan atau tanpa disertai konstriksi fokal yang disebut dengan collar sign atau hourglass sign, peningkatan hemidiafragma, dan adanya distrosi batas diafragma.

Selain rontgen toraks, pemeriksaan CT-Scan juga bisa digunakan. Tanda yang ditemukan hampir serupa dengan tanda-tanda yang ada pada pemeriksaan rontgen, namun hasilnya lebih jelas dan detail. [1,11]

Referensi

1. Spellar K, Gupta N. Diaphragmatic Hernia. StatPearls. NCBI. 2019
2. Marlow J, Thomas J. A review of congenital diaphragmatic hernia. Australas J Ultrasound Med. 2013;16(1):16–21.
3. Garcia AM, Machicado S, Gracia G, Zarante IM. Risk factors for congenital diaphragmatic hernia in the bogota birth defects surveillance and follow-up program, Colombia. Pediatr Surg Int. 2016; 32(3): 227-234.
4. McAteer JP, Hecht A, De Ross AJ, Goldin AB. Maternal medical and behavioural risk factors for congenital diaphragmatic hernia. J Pediatr Surg. 2014; 49(1): 34-38.
5. Chandrasekharan PK, Rawat M, Madappa R, et al. Congenital Diaphragmatic hernia - a review. Matern Health Neonatol Perinatol. 2017; 3:6.
6. Schwartz DS. Congenital Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2019. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/426142-overview#a1
7. Lewis N. Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2019. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/934824-overview#a1
11. Saladyga AT. Acquired Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2018. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/428055-overview#a4
12. Tovar JA. Congenital diaphragmatic hernia. Orphanet J Rare Dis. 2012; 7:1.
27. Sachdeva R, Sachdeva S, Solanki S. Acquired diaphragmatic hernia in an adult male: A diagnostic challenge. Nepal J Med Sci, 2013;2(2):194-6

Epidemiologi Hernia Diafragma
Penatalaksanaan Hernia Diafragma
Diskusi Terbaru
dr. Budi Setiawan Lakukua
Hari ini, 16:47
Cyanocobalamin dan Methycobalamin pada neuralgia pasca herpetik
Oleh: dr. Budi Setiawan Lakukua
1 Balasan
Selamat sore, dok. Izin bertanya dok. Pada penderita penyakit neuralgia pasca herpetik dengan DM tipe 2, lebih efektif cyanocobalamin atau methycobalamin ya...
Anonymous
Hari ini, 13:44
Syarat Rekomendasi Spesialis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Salam sejawat di Alodokter, adakah teman-teman yang mau berbagi bagaimana pengalamannya mendapatkan Rekomendasi melanjut pendidikan spesialis dokter?...
dr.Azrie Izzatul Jannah
Hari ini, 10:57
Pasien dengan injury prone wound tetanus riwayat suntik antitetanus tahun 2017
Oleh: dr.Azrie Izzatul Jannah
1 Balasan
Apabila pernah suntik ATS pd thn 2017, jika thn 2022 mengalami kecelakaan yg menyebabkan adanya prone wound tetanus, anti tetanus apa yg baiknya diberikan?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.