Terapi Enzim pada Diare Akut Anak

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher

Penggunaan terapi enzim pada diare akut anak dipikirkan dapat mengurangi durasi dari diare, yang didasarkan pada temuan penelitian yang mendapatkan adanya manfaat terapi enzim pada gangguan fungsional pasca prandial, dimana diare merupakan salah satu gejalanya. Meski demikian, bukti terkini hanya menunjukkan manfaatnya pada kasus insufisiensi pankreas.[1]

Penggunaan terapi enzim dianggap dapat meningkatkan fungsi kerja saluran cerna sehingga terjadi perbaikan dari gejala saluran cerna yang dialami. Namun penggunaan terapi enzim pada diare akut anak tentunya memerlukan bukti ilmiah yang mendasari.[1]

child stomachache

Diare akut merupakan gangguan saluran cerna yang sering terjadi pada anak. Kejadian diare akut di seluruh dunia pada anak di bawah 5 tahun adalah 2,5 miliar kasus per tahun. Diare akut menjadi penyebab kematian kedua pada anak di bawah usia 5 tahun dengan kematian sebanyak 1.400 kasus per hari. Permasalahan yang dapat timbul dari diare akut adalah dehidrasi pada anak dan malnutrisi karena terjadi gangguan dari pasase usus yang menyebabkan absorpsi terganggu.[2-4]

Pertimbangan Pilihan Terapi pada Diare Akut

Hingga saat ini, tata laksana pada kasus diare akut anak bersifat suportif, mengingat etiologi tersering diare pada anak adalah infeksi Rotavirus; yang merupakan penyakit self-limiting. Adapun terapi yang diberikan mencakup rehidrasi oral, pemberian suplementasi zinc.[5-7]

Pemberian probiotik saat ini semakin sering digunakan seiring dengan munculnya penelitian yang membahas manfaat pemberian probiotik dalam memperbaiki saluran cerna anak; tetapi tidak ditemukan manfaatnya pada anak yang mengalami diare.[8, 9].

Terapi enzim sendiri merupakan suplementasi enzim pankreas yang dikonsumsi secara enteral. Terapi ini mengandung enzim pankreas seperti lipase, amilase, dan protease. Fungsi dari enzim tersebut adalah dalam memecah kompleks nutrisi menjadi kompleks sederhana yang dapat diabsorpsi melalui saluran cerna.[8-10]

Pemberian terapi enzim saat ini belum menjadi rekomendasi dari tatalaksana diare akut. Sesuai dengan pedoman dari World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak terdapat rekomendasi pemberian terapi enzim bagi anak dengan diare akut.[4,7]

Indikasi Terapi Enzim pada Diare

Indikasi bagi pemberian terapi enzim adalah pada pasien yang terbukti memiliki insufisiensi enzim pankreas.[10]

Beberapa penelitian telah menunjukkan efektivitas dari pemberian terapi enzim pada kasus insufisiensi enzim pankreas. Kasus insufisiensi enzim pankreas umumnya ditemukan pada kasus dengan pankreatitis kronik, kanker pankreas, dan operasi pada pankreas, cystic fibrosis, dan diabetes melitus. Pada kasus tersebut, diare yang dikeluhkan bersifat kronik dan terdapat steatorea.[11–14]

Hal ini terjadi akibat tidak ada atau kurangnya enzim pankreas yang dihasilkan sehingga menyebabkan pemecahan makanan tidak sempurna dalam saluran cerna; kandungan lemak yang tidak dapat dicerna dalam makanan akan menyebabkan steatorea. Nutrisi  yang terdapat dalam makanan juga menjadi sulit diabsorpsi.[14]

Studi acak terkontrol buta ganda oleh Widodo et yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2015-2016 melibatkan 27 anak dengan diare kronik. Hasil dari penelitian tersebut adalah kelompok yang menerima terapi enzim mengalami pemulihan diare seminggu lebih cepat dibandingkan kelompok plasebo (p = 0,019).[15]

Berdasarkan hasil studi tersebut, anak dengan insufisiensi enzim pankreas, dapat diberikan terapi enzim pankreas. Adapun pemberian enzim pankreas diberikan dari dosis awal minimal 30.000-40.000 IU untuk makan dan 15.000-25.000 untuk makanan ringan.[10]

Kesimpulan

Tata laksana diare akut pada anak dilaksanakan sesuai dengan etiologi. Namun, etiologi tersering dari diare akut anak adalah virus sehingga tata laksana diare anak berfokus pada pencegahan dehidrasi, pencegahan malnutrisi, dan memperbaiki fungsi saluran cerna.

Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai peran terapi enzim pada diare akut. Hingga saat ini, terapi enzim hanya diindikasikan pada anak-anak yang memiliki kondisi diare kronis akibat kekurangan enzim pankreas.

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan

Referensi