Indikasi dan Dosis Pentoxifilin
Indikasi penggunaan pentoxifilin (pentoxifylline) terutama sebagai terapi simptomatis klaudikasio intermiten. Selain itu, beberapa tahun belakangan beberapa penelitian menunjukan potensi obat ini sebagai terapi penyakit kardiovaskuler lainnya, seperti mencegah kejadian aterosklerosis dan serangan jantung akut, akan tetapi bukti efikasinya masih buruk sehingga dibutuhkan RCT (randomize controlled test) yang lebih besar dan kuat. Efek terapi pentoxifylline sudah dapat terlihat dalam 2-4 minggu setelah penggunaan. [3-6]
Klaudikasio Intermiten
Dosis 3 x 400 mg setiap hari, per oral, selama minimal 8 minggu. Dosis maksimum 1200 mg/ hari. [4,7]
Penyakit Kardiovaskuler Lain
Pentoxifilin dapat diberikan pada penyakit kardiovaskuler lain, akan tetapi beberapa studi yang dilaporkan baru skala kecil, sehingga untuk membuktikan efikasi pemberian pentoxifilin pada penyakit kardiovaskular lainnya membutuhkan penelitian yang lebih besar. [3]
Dilaporkan pentoxifilin dapat mencegah kejadian aterosklerosis dan serangan jantung akut, serta dapat mengontrol kondisi pasien stable angina atau gagal jantung kongestif. Selain itu, ada beberapa studi lain yang menunjukan potensi pentoxifilin sebagai terapi penunjang pada pasien dengan stroke iskemik, transient ischemic attack, dan demensia. [3,5,6]
Dan pada kasus diabetes melitus tipe 2, dengan penurunan sensitivitas insulin akibat inflamasi jaringan adiposa, pemberian pentoxifilin dapat memperbaiki kadar gula darah pasien dengan baik. Kondisi tersebut terutama disebabkan kemampuan pentoxifilin dalam menghambat aktivasi neutrofil, sehingga dapat mencegah perburukan kondisi pasien akibat proses inflamasi. [3,5,6]
Dosis tablet 3x400 mg, per hari, per oral. Dosis maksimum 1200 mg per hari. [3,5,6]
Modifikasi Dosis
Pada pasien yang mengalami efek samping di saluran cerna atau sistem saraf pusat, dosis diturunkan menjadi 2 x 400 mg, per oral. Penggunaan Pentoxifilin sebaiknya dihentikan bila efek samping menetap. [3]
Pada pasien dengan gagal ginjal (CrCl <30 mL/min), dosis perlu diatur sesuai batas toleransi dari masing-masing pasien. Pengurangan dosis sebesar 30-50% dapat dilakukan untuk memastikan pemberian pentoxifylline tidak memperburuk penyakit dasar yang diderita pasien. Hal ini juga berlaku pada pasien dengan tekanan darah yang cenderung rendah dan pasien dengan gangguan fungsi hati. [1,4,7]