Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
general_alomedika 2021-03-15T15:24:19+07:00 2021-03-15T15:24:19+07:00
Eritropoietin Beta
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Eritropoietin Beta

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Eritropoietin beta atau yang lebih dikenal dengan istilah epoetin beta, adalah salah satu obat agen stimulasi eritropoiesis. Eritropoietin beta diindikasikan pada pasien anemia kronis akibat penyakit ginjal kronis.

Epoetin sendiri bermakna sebagai rekombinan eritropoietin manusia, yang dihasilkan melalui metode transfeksi pada sel Chinese hamster ovary (CHO). Bersama eritropoietin alfa, eritropoietin beta merupakan agen stimulasi eritropoiesis golongan pertama yang memiliki mekanisme kerja pendek.[1-3]

Keduanya memiliki urutan rantai asam amino sebanyak 165 buah yang sama dengan rantai asam amino eritropoietin endogen, sehingga memiliki farmakodinamik yang serupa. Eritropoietin alfa dan beta memiliki perbedaan dari pola glikosilasi, sehingga untuk membedakan keduanya, para ahli internasional bersepakat untuk menamakannya berdasarkan penamaan romawi, yaitu alfa dan beta. [1-4]

Eritropoietin beta diindikasikan terutama pada kondisi anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis pada pasien yang menjalani hemodialisa (dialisis ginjal)  dan anemia simtomatik pada pasien penyakit ginjal kronis yang belum didialisis. Eritropoietin beta dapat meningkatkan nilai retikulosit, hemoglobin dan hematokrit secara bermakna. Eritropoietin beta dikontraindikasikan pada kondisi hipertensi tidak terkontrol dan riwayat hipersensitivitas terhadap produk eritropoietin beta atau bahan penunjangnya.[1,2,5]

Tabel 1. Deskripsi singkat Eritropoietin Beta

Perihal Deskripsi
Kelas Obat yang memengaruhi darah[6]
Sub-kelas Hematopoietik[6]
Akses Resep
Wanita hamil

Kategori FDA: (C) dalam bentuk sediaan methoxy polyethylene glycol-epoetin beta[7]

Kategori TGA: (B3)[8]

Wanita menyusui Belum diketahui apakah eritropoietin beta diekskresikan kedalam air susu ibu atau tidak.[8]
Anak-anak Eritropoietin beta aman digunakan pada anak usia diatas 2 tahun dengan anemia akibat gagal ginjal kronik dan juga aman untuk digunakan sebagai profilaksis anemia pada bayi prematur.[8]
Infant
FDA

Blackbox Warning

Eritropoietin beta tidak boleh diberikan pada pasien dengan anemia akibat kanker. Berdasarkan penelitian, ditemukan pasien yang diberikan eritropoietin beta memiliki overall survival lebih pendek dibandingkan placebo.[9]

 

Referensi

1. Badan POM RI. Epoetin beta. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/monografi/epoetin-beta
2. Schoener, Benjamin and Borger, Judith. Erythropoietin. 2020. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536997/
3.Jelkmann, W. Physiology and Pharmacology of Erythropoietin. Transfus Med Hemother 2013;40:302-309. Available from : https://www.karger.com/Article/FullText/356193
4.Science Direct. Epoetin beta (Cardiovascular pharmacology). 2010. Available from : https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/epoetin-beta
5.Cheer, Susan M and Wagstaff, Antona J. Epoetin Beta. A Review of its Clinical Use in the Treatment of Anaemia in Patients with Cancer. Drugs volume 64, pages323–346(2004). Available from : https://link.springer.com/article/10.2165/00003495-200464030-00006
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Formularium Nasional. 2019. Available from : https://pafi.or.id/media/upload/20200309042447_466.pdf
7.FDA. Mircera. 2007. (Revisi 2018.) Available from : https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/125164s078lbl.pdf
8.Neorecormon (epoetin beta (recombinant human erythropoietin))New Zealand data sheet. 2003 (Revisi 2020). Available from : https://medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/n/Neorecormoninj.pdf
9. Chustecka, Zosia. Medcape. Further Restriction of Erythropoietin Use in Cancer Patients Likely. 2007. Available from : https://www.medscape.com/viewarticle/558199

Farmakologi Eritropoietin Beta

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
5 hari yang lalu
Pasien perempuan 64 tahun dengan Suspek CKD ec HPT Renalis
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Pasien 64 Tahun MRS dengan keluhan lemah badan akibat muntah2. riwayat hipertensi Uncontrolled. Pasien tampak sedikit sesak dengan saturasi 96 %. pemeriksaan...
Anonymous
7 hari yang lalu
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
20 hari yang lalu
Pasien laki-laki usia 57 tahun dengan Hipertensi dan suspek penyakit ginjal kronis
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Pasien laki-laki, umur 57 tahun dengan dengan Riwayat hipertensi Kronis suspek CKD (chronic kidney disease). keluhan sebelumnya ada piting edema di Tungkai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.