Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Metoklopramid
Kategori B (FDA): obat yang digunakan pada studi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Pada suatu penelitian dengan menggunakan kelinci dan tikus yang sedang hamil dengan dosis 6-12 kali lebih besar dari dosis yang digunakan pada manusia melalui oral tidak menunjukkan gangguan perkembangan pada janin. Namun hasil suatu studi di Amerika terhadap wanita hamil yang mengkonsumsi metokloperamid untuk keluhan hiperemesis gravidarum menunjukkan adanya risiko gangguan dan keguguran pada 2-4% kehamilan. Pada waktu kelahiran, penggunaan metokloperamid tidak direkomendasikan karena metokloperamid dapat melewati plasenta dan mengakibatkan gangguan ekstrapiramidal dan methemoglobinemia pada neonatus.
Suatu penelian kohort di Denmark pada 122.503 kehamilan pada tahun 1997-2011 yang membandingkan ibu hamil yang mengkonsumsi metokloperamid akibat keluhan mual dan muntah pada trimester pertama dengan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi metokloperamid menemukan bahwa :
- Tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan metokloperamide pada ibu hamil dengan terjadinya risiko malformasi konggenital
- Terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan metokloperamid pada ibu hamil dengan terjadinya kejadian keguguran pada minggu ke 7-14 kehamilan
Penggunaan metokloperamid pada wanita menyusui dapat meningkatkan kadar prolaktin namun penelitian mengenai kadar metokloperamid yang terkandung pada ASI masih terbatas. Namun beberapa penelitian menunjukkan ibu menyusui yang mengkonsumsi metokloperamid dapat menimbulkan terjadinya ketidaknyamanan pada abdomen dan meningkatkan kadar gas pada bayi sehingga penggunaan metokloperamid pada ibu menyusui sebaiknya disesuaikan dengan risiko dan kegunaannya. Selain gejala pada abdomen, penggunaan metokloperamid ini juga dapat menimbulkan gangguan ekstrapiramidal dan methemoglobin pada neonatus. [3,8]