Formulasi Ranitidin
Formulasi ranitidin berupa sediaan tablet, sirup, dan ampul. Sediaan tablet tidak boleh dikonsumsi dengan alkohol. Ranitidin dapat dikombinasi dengan antibiotik amoksisilin dan metronidazole sebagai triple therapy untuk terapi Helicobacter pylori.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan ranitidin terdiri dari sediaan tablet, sirup, dan ampul dengan konsentrasi obat sebagai berikut:
- Tablet: 150 mg, 300 mg
- Sirup: 75 mg/5ml
- Ampul: 25 mg/ml[12]
Cara Penggunaan
Tablet: Per oral, dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Tidak dipengaruhi oleh makanan maupun antasida. Hindari konsumsi dengan alkohol karena dapat menyebabkan iritasi mukosa gaster.
Injeksi: Ranitidin yang diberikan secara bolus intravena harus diberikan secara lambat untuk mencegah terjadinya bradikardia. Pemberian secara infus kontinu diberikan selama 2 jam, dan dapat diulang setiap 6-8 jam.
Cara Penyimpanan
Tablet: simpan di suhu 15-30o Celcius. Hindari sinar matahari langsung.
Ampul: simpan di suhu 4-25o Celcius. Hindari sinar matahari langsung.
Kombinasi dengan Obat Lain
Kombinasi ranitidin dengan antibiotik Amoksisilin dan Metronidazole untuk terapi eradikasi H. pylori. Keefektifitasan terapi kombinasi ranitidin, klaritromisin dan tinidazole dibandingkan dengan omeprazole, klaritromisin, dan tinidazole sama efektifnya untuk tata laksana eradikasi infeksi H. pylori dan penyembuhan ulkus duodenal.[13]
Belum ada pedoman atau literatur gastroenterologi yang menyatakan kombinasi ranitidin dengan proton pump inhibitor (PPI) untuk terapi tukak lambung. Namun penggunaan kombinasi ranitidin dengan omeprazole menunjukkan perbaikan gejala pada refluks esofagitis/GERD yang sulit diterapi.[14]
Kombinasi ranitidin dengan ondansetron sebagai profilaksis antiemesis pada pasien operasi abdomen bagian bawah dengan anastesi spinal terbukti efektif dengan mengurangi insidensi mual dan muntah. Ranitidin meningkatkan mekanisme kerja ondansetron dengan menaikkan pH intragaster dan mengurangi isi lambung.[15]