Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Ranitidin y2afrika 2022-12-27T14:45:01+07:00 2022-12-27T14:45:01+07:00
Ranitidin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Ranitidin

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Indikasi ranitidin adalah untuk penanganan GERD atau gastroesophageal reflux disease, ulkus peptikum, esofagitis erosif, dan kondisi hipersekretori seperti sindrom Zollinger-Ellison. Dosis oral yang biasanya digunakan pada pasien dewasa adalah 150 mg.[3]

Perlu diketahui bahwa di Amerika Serikat penggunaan ranitidin telah ditarik oleh FDA karena sediaan diketahui mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA) yang bersifat karsinogenik. Meski demikian, di Indonesia ranitidin telah diperbolehkan untuk diedarkan kembali.[4,12]

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Pada gastroesophageal reflux disease (GERD), ranitidin diberikan per oral dalam dosis 150 mg setiap 12 jam. Jika akan diberikan secara intramuskuler atau intravena, maka dosis yang disarankan adalah 50 mg setiap 6-8 jam.[3]

Dosis Anak

Ranitidin dapat digunakan pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Dosis anak adalah 5-10 mg/kg/hari per oral, dibagi dalam 2 dosis. Dosis maksimum 300 mg/hari.[3]

Ulkus Peptikum

Untuk terapi awal ulkus peptikum, ranitidin diberikan dalam dosis 150 mg per oral setiap 12 jam atau 300 mg per oral sebelum tidur. Kemudian, dosis rumatan yang disarankan adalah 150 mg per oral sebelum tidur.[3]

Dosis Anak

Dosis inisial pada anak yang disarankan adalah 4-8 mg/kg per oral setiap 12 jam, tidak boleh melebihi 300 mg/hari. Dosis rumatan adalah 2-4 mg/kg per oral sekali sehari, tidak boleh melebihi 150 mg/hari.

Jika digunakan secara injeksi, dosis yang disarankan adalah 2-4 mg/kg/hari intravena, dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis maksimal adalah 50 mg/dosis atau 200 mg/hari.[3]

Esofagitis Erosif

Pada kasus esofagitis erosif, ranitidin diberikan secara oral dengan dosis 150 mg setiap 6 jam. Pilihan lain adalah pemberian intramuskuler atau intravena dalam dosis 50 mg setiap 6-8 jam, melalui bolus atau infus. Kemudian, dosis rumatan yang disarankan adalah 150 mg per oral setiap 12 jam.[3]

Dosis Anak

Untuk esofagitis erosif, dosis anak yang disarankan adalah 5-10 mg/kg/hari per oral dibagi dalam 2 dosis. Dosis maksimum 300 mg/hari.[3]

Hipersekretori Asam Lambung

Untuk kondisi hipersekretori, seperti sindrom Zollinger-Ellison, dosis ranitidin disesuaikan dengan respon klinis masing-masing pasien. Untuk tahap awal, ranitidin dapat diberikan per oral dengan dosis 150 mg setiap 12 jam. Dosis dapat ditingkatkan hingga 6 gram/hari.[3]

Infeksi Helicobacter pylori (Off Label)

Untuk eradikasi H. pylori, berikan kombinasi ranitidin tablet per oral 300 mg sekali sehari sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, dengan amoxicillin  750 mg dan metronidazole 500 mg 3 kali sehari selama 2 minggu. Terapi ranitidin dilanjutkan hingga minggu keempat.[7,9]

Profilaksis Ulkus Lambung (Off Label)

Untuk mencegah ulkus yang diakibatkan oleh obat-obat, misalnya aspirin atau ibuprofen, ranitidin dapat diberikan dalam dosis 300 mg sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari.

Ranitidin untuk stress ulcer diberikan secara intravena dengan dosis 50 mg bolus lambat. Kemudian, pemberian dilanjutkan dengan infus intravena 0,125-0,5 mg/kg/jam sampai pasien bisa makan secara oral. Ganti pemberian menjadi ranitidin tablet 150 mg 2 kali sehari.[7]

Penyesuaian Dosis pada Gangguan Ginjal

Penyesuaian dosis harus diperhatikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Jika klirens kreatinin kurang dari 50 ml/menit, dosis oral tidak boleh melebihi 150 mg/hari dan dosis parenteral tidak melebihi 25 mg.[7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

3. Medscape. Ranitidine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003#5
4. Wagner JA, Colombo JM. Medicine and Media: The Ranitidine Debate. Clin Transl Sci. 2020 Jul;13(4):649-651. doi: 10.1111/cts.12753. Epub 2020 Feb 27. PMID: 32107850; PMCID: PMC7359940.
7. MIMS. MIMS INDONESIA - Ranitidin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine/?type=brief&mtype=generic
9. Perveen S, Gauhar S, Yousuf RI, Ali H, Zafar F, Sheikh AF. Evaluation of pharmacokinetic interactions of amoxicillin with ranitidine in healthy human volunteers of Karachi, Pakistan. PLoS One. 2022 May 24;17(5):e0267791. doi: 10.1371/journal.pone.0267791. PMID: 35609024; PMCID: PMC9128966.
12. BPOM. Penjelasan Badan Pom Ri tentang Produk Ranitidin yang dapat Diedarkan Kembali. 2019. https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/104/PENJELASAN-BADAN-POM-RI--TENTANG-PRODUK-RANITIDIN-YANG-DAPAT-DIEDARKAN-KEMBALI.html

Formulasi Ranitidin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Komplikasi Pulmonal pada GERD
    Komplikasi Pulmonal pada GERD
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Manajemen GERD Selama Bulan Puasa
    Manajemen GERD Selama Bulan Puasa
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
01 Februari 2023
Pusing setelah makan malam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 52 tahun memiliki keluhan sejak 16/1/23 merasa pusing (gliyer, lemas) tiap setelah makan sore/malam. Pasien...
dr. Gabriela Widjaja
29 Desember 2022
Peran DLBS2411 pada Terapi Penyakit Asam Lambung - e-Course Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
2 Balasan
ALO Dokter!Insiden penyakit asam lambung dilaporkan terus meningkat karena perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat. Apakah Dokter sudah tahu cara...
Anonymous
21 Desember 2022
Apakah GERD dapat menyebabkan batuk?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, apakah GERD dapat menyebabkan batuk - batuk?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.