Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi dan Dosis Ranitidin y2afrika 2018-08-07T15:57:15+07:00 2018-08-07T15:57:15+07:00
Ranitidin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Interaksi dan Efek Samping
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Ranitidin

Oleh :
dr. Khrisna Rangga Permana
Share To Social Media:

Indikasi ranitidin di antaranya untuk dispepsia kronis dengan dosis 150 mg 2 kali sehari, selama 6 minggu, dan gastroesophageal reflux disease/GERD dengan dosis inisial dewasa 150 mg 2 kali sehari dan dosis inisial anak 5-10 mg/kg/hari, selama 8 minggu atau kurang.

Dewasa

Indikasi ranitidin untuk dewasa adalah untuk eradikasi infeksi H. pylori, tukak lambung dan duodenal, dispepsia, GERD, esofagitis erosif, kondisi hipersekresi, stress ulcer, serta profilaksis aspirasi asam lambung sebelum anestesi umum.

Infeksi H. pylori

Berikan kombinasi ranitidin tablet per oral 300 mg satu kali sehari sebelum tidur atau 150 mg dua kali sehari, dengan Amoksisilin 750 mg dan Metronidazole 500 mg tiga kali sehari, selama 2 minggu. Terapi ranitidin dilanjutkan hingga minggu keempat.

Ulkus Peptikum dan Duodenum

Untuk indikasi ini, ranitidin diberikan per oral 300 mg sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, selama 4-8 minggu. Jika gejala tidak membaik, naikkan dosis menjadi 300 mg dua kali sehari, selama 4 minggu.

Pada ulkus yang diakibatkan oleh obat-obatan, misalnya aspirin atau obat antiinflamatori nonsteroid seperti ibuprofen dan diklofenak, ranitidin dapat diberikan baik sebagai profilaksis maupun sebagai penanganan dengan dosis 300 mg sebelum tidur atau 150 mg, 2 kali sehari. Untuk penanganan, ranitidin diberikan selama 8-12 minggu.

Dispepsia Kronis

Ranitidin diberikan untuk dispepsia kronis dengan dosis 150 mg, 2 kali sehari, selama 6 minggu. Jika terjadi eksaserbasi akut, berikan ranitidin 75 mg, dapat diulang hingga 4 kali sehari dengan durasi maksimal 2 minggu secara kontinu.

GERD

GERD dapat ditangani dengan ranitidin 300 mg sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, selama 8 minggu atau kurang. Pada kasus berat, durasi dapat ditingkatkan hingga 12 minggu.

Esofagitis Erosif

Penanganan esofagitis erosif dapat dilakukan menggunakan ranitidin 150 mg, 2 kali sehari.

Kondisi Hipersekresi

Ranitidin untuk kondisi hipersekresi dapat diberikan secara oral maupun intravena. Dosis inisial ranitidin oral adalah 150 mg, 2-3 kali sehari, dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan hingga dosis maksimal 6 gram per hari. Ranitidin intravena diberikan dengan dosis inisial 1 mg/kg/jam, dan dapat ditingkatkan 0,5/mg/kgBB setiap 4 jam pemberian tidak melebihi 2.5 mg/kg/hari.

Stress Ulcer

Ranitidin untuk stress ulcer diberikan secara intravena dengan dosis 50 mg bolus lambat, dilanjutkan dengan infus intravena 0,125-0,5 mg/kgBB/jam sampai pasien bisa makan secara oral. Ganti pemberian menjadi ranitidin tablet 150 mg, 2 kali sehari.

Profilaksis Aspirasi Asam Lambung pada Anestesi Umum

Pasien berisiko tinggi aspirasi asam lambung yang akan menjalani operasi menggunakan anestesi umum, seperti midazolam, dapat diberikan profilaksis menggunakan ranitidin, baik secara oral maupun intravena. Ranitidin oral diberikan dengan dosis 150 mg, 2 jam sebelum induksi anestesi, dan disarankan juga diberikan pada malam sebelum operasi. Ranitidin parenteral dapat diberikan secara intramuskular atau bolus intravena lambat dengan dosis 50 mg, diberikan 45-60 menit sebelum induksi anestesi.

Anak

Pada anak usia mulai dari 1 bulan, ranitidin diindikasikan untuk ulkus peptikum dan duodenum, GERD, esofagitis erosif, dan stress ulcer. Pada neonatus yang menerima ECMO (extracorporeal membrane oxygenation), ranitidin memiliki potensi untuk mencegah risiko perdarahan gastrointestinal.

Ulkus Peptikum dan Duodenum

Untuk ulkus peptikum dan duodenum pada anak, berikan ranitidin dosis 4-8 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis terbagi, selama 4-8 minggu, dengan dosis maksimal 300 mg/hari. Lanjutkan dengan dosis rumatan 2-4 mg/kgBB, satu kali sehari, dosis maksimal 150 mg/hari.

GERD

GERD pada anak dapat ditangani dengan pemberian ranitidin dosis 5-10 mg/kg/hari, dalam 2 dosis terbagi, maksimal 300 mg/hari.

Esofagitis Erosif

Anak dengan esofagitis erosif dapat ditangani dengan pemberian ranitidin dengan dosis 5-10 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis terbagi, maksimal 600 mg/hari.

Stress Ulcer

Ranitidin dapat digunakan untuk penanganan stress ulcer pada anak dengan dosis 1 mg/kg melalui injeksi IV lambat 2 menit, 3-4 kali/hari, maksimal 50 mg/pemberian. Ranitidin juga dapat diberikan menggunakan infus kontinu 0,25-1,125 mg/kgBB/jam.

Profilaksis Perdarahan Gastrointestinal pada Neonatus yang Menggunakan ECMO

Pilot study menunjukkan bahwa ranitidin potensial untuk mencegah perdarahan saluran cerna pada neonatus yang mendapat ECMO. Walau demikian, masih diperlukan penelitian lanjutan dengan sampel besar untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.

Penyesuaian Dosis pada Gangguan Ginjal

Penyesuaian dosis harus diperhatikan pada pasien dengan gagal ginjal: Creatinine clearance (CrCl) <50 diberikan dosis 150 mg sebelum tidur. Penyesuaian dosis tambahan dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Pemberian dosis parenteral dikurangi menjadi 25 mg.[3,7]

Referensi

3. Clark, K.; Lam, L. T.; Gibson, S.; Currow, D. "The effect of ranitidine versus proton pump inhibitors on gastric secretions: a meta-analysis of randomised control trials". 2009. Anaesthesia. 64 (6): 652–657

4. Sharma MP, Ahuja V.Current Management of Acid Peptic Disorders. 2003. J Ind Acad Clin Med. 4(3): 228-33

Formulasi Ranitidin
Interaksi dan Efek Samping Ranit...

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
    Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
  • Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
    Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
  • Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
    Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
8 hari yang lalu
Obat hipertensi pasien dengan GERD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sony.. Pilihan obat antihipertensi apa untuk pasien yang kadang mengalami peningkatan TD disertai irama jantung tidak beraturan, dengan riwayat GERD...
Anonymous
27 hari yang lalu
Gambaran Rontgen gastritis dan perdarahan rongga abdomen - Radiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Yuki,Sp.Rad, saat pasien mengalami gastritis kronis/erosif, apakah pada USG ada gambaran tertentu yang berbeda dari anatomi biasa dokter? Selama...
Anonymous
12 April 2022
Puasa untuk penderita gastritis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Wiji, M.Gizi,Sp.GK, izin bertanya dokter apa tips untuk berpuasa bagi penderita gastritis? Lalu benarkah puasa yang teratur misalnya puasa Senin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.