Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ranitidin
Penggunaan ranitidin pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B oleh FDA. Pada ibu menyusui, ranitidin diekskresikan melalui ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori B (FDA): Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Studi ranitidin yang dilakukan di kelinci dan tikus dengan dosis yang disesuaikan dengan dosis manusia tidak menunjukkan bukti adanya gangguan pada kehamilan dan fetus karena pemberian ranitidin. Penelitian pada 553 ibu hamil yang mengkonsumsi penghambat reseptor H2, 335 diantaranya mengkonsumsi ranitidin didapatkan bahwa insiden kelahiran prematur lebih tinggi di kelompok eksposur dibanding kontrol, namun tidak ada indikasi peningkatan risiko terjadinya malformasi mayor terhadap fetus. [3,16]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ranitidin diekskresikan melalui ASI. Oleh karena itu, penggunaannya harus berhati-hati dengan pengawasan pada bayi.[3]