Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ranitidin y2afrika 2022-12-27T14:45:43+07:00 2022-12-27T14:45:43+07:00
Ranitidin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ranitidin

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Penggunaan ranitidin pada kehamilan masuk dalam kategori B oleh FDA dan kategori B1 oleh TGA. Pada ibu menyusui, ranitidin dikeluarkan melalui ASI.[7,8]

Penggunaan pada Kehamilan

FDA memasukkan ranitidin dalam Kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[7]

Di sisi lain, TGA memasukkan ranitidin dalam Kategori B1. Artinya, obat telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa menunjukkan peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin berdasarkan pengamatan. Studi pada hewan belum menunjukkan bukti peningkatan terjadinya kerusakan janin.[8]

Dalam praktik, ranitidin digunakan untuk GERD atau gastroesophageal reflux disease, ulkus peptikum, dan sindrom Zollinger-Ellison

Studi reproduksi pada tikus dan kelinci menggunakan dosis hingga 160 kali lipat dosis normal pada manusia tidak menunjukkan efek berbahaya pada janin. Studi tersebut juga tidak menunjukkan adanya risiko gangguan kesuburan.[2]

Penggunaan Pada Ibu Menyusui

Ranitidin dikeluarkan ke ASI. Pada studi yang melibatkan enam wanita menyusui pada 6-10 hari postpartum dan diberi 150 mg ranitidin oral dosis tunggal, kadar rata-rata ranitidin pada ASI ditemukan sebesar 1,42 mg/L setelah 4 jam pemberian dan 1,02 mg/L setelah 8 jam pemberian. Kadar ini sebetulnya cukup kecil dan diduga tidak memberi efek bermakna pada bayi yang menyusu. Meski demikian, karena sediaan ranitidin diketahui mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA) yang bersifat karsinogenik, pemberian pada ibu menyusui tidak direkomendasikan.[4,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

2. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 3001055, Ranitidine. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ranitidine. Accessed Aug. 21, 2022.
4. Wagner JA, Colombo JM. Medicine and Media: The Ranitidine Debate. Clin Transl Sci. 2020 Jul;13(4):649-651. doi: 10.1111/cts.12753. Epub 2020 Feb 27. PMID: 32107850; PMCID: PMC7359940.
7. MIMS. MIMS INDONESIA - Ranitidin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine/?type=brief&mtype=generic
8. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. 2021. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
13. Drugs and Lactation Database. Bethesda (MD): National Library of Medicine (US); 2006-. Ranitidine. [Updated 2020 Sep 21]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501252/

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ra...

Artikel Terkait

  • Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
    Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
    Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
  • Komplikasi Pulmonal pada GERD
    Komplikasi Pulmonal pada GERD
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
29 Desember 2022
Peran DLBS2411 pada Terapi Penyakit Asam Lambung - e-Course Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
2 Balasan
ALO Dokter!Insiden penyakit asam lambung dilaporkan terus meningkat karena perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat. Apakah Dokter sudah tahu cara...
Anonymous
21 Desember 2022
Apakah GERD dapat menyebabkan batuk?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, apakah GERD dapat menyebabkan batuk - batuk?
Anonymous
22 November 2022
Makanan untuk penderita gastritis kronis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, M.Gizi, Sp.GK, apa sebaiknya makanan yang dipantang, dikurangi dan dianjurkan pada pasien dengan gastritis maupun GERD?Bagaimana jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.