Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methimazole
Penggunaan methimazole pada kehamilan dimasukkan dalam kategori D oleh FDA. Pada ibu menyusui, methimazole diketahui dikeluarkan ke ASI dalam jumlah kecil.[1,4,7]
Penggunaan pada Kehamilan
Methimazole termasuk dalam kategori kehamilan D, yang berarti terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin berdasarkan data klinis atau pasca pemasaran. Walau begitu, obat antitiroid tetap menjadi lini terapi utama untuk mengendalikan hipertiroid pada kehamilan, karena kondisi hipertiroid yang tidak terkontrol berhubungan dengan komplikasi serius, termasuk kelahiran prematur dan gagal jantung pada ibu.
Risiko penggunaan methimazole pada kehamilan terutama terkait dengan potensi terjadinya malformasi kongenital, terutama bila diberikan pada trimester pertama. Kelainan yang dilaporkan mencakup aplasia cutis, malformasi kraniofasial, serta malformasi gastrointestinal. Oleh karena itu, propylthiouracil (PTU) lebih dipilih pada trimester pertama untuk meminimalkan risiko embriopati akibat methimazole.
Namun, karena PTU memiliki risiko hepatotoksisitas serius pada ibu, pendekatan yang direkomendasikan adalah mengganti kembali terapi ke methimazole setelah trimester pertama. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan risiko antara potensi teratogenik methimazole pada janin awal kehamilan dan hepatotoksisitas PTU pada ibu. Setelah penggantian obat, fungsi tiroid perlu dipantau setiap 2–6 minggu.
Prinsip utama penggunaan methimazole dalam kehamilan adalah pemberian dosis efektif terendah yang mampu mempertahankan kondisi eutiroid maternal. Target terapi adalah kadar free T4 pada atau sedikit di atas batas atas normal (ULN) untuk populasi non-hamil, atau total T4 sekitar 1,5 kali ULN.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Methimazole diekskresikan dalam ASI, namun penelitian menunjukkan bahwa penggunaannya dalam dosis sedang (20–30 mg/hari) umumnya aman pada ibu menyusui tanpa menimbulkan efek toksik atau gangguan fungsi tiroid pada bayi.
Dibandingkan PTU yang berisiko hepatotoksisitas berat, methimazole lebih direkomendasikan sebagai obat antitiroid pilihan pada ibu menyusui. Untuk meminimalkan paparan pada bayi, beberapa klinisi menyarankan konsumsi methimazole dilakukan segera sehabis menyusui dan dalam dosis terbagi. Lakukan pemantauan fungsi tiroid pada bayi secara berkala.[1,3-5]