Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Methimazole annisa-meidina 2025-10-24T10:12:44+07:00 2025-10-24T10:12:44+07:00
Methimazole
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Methimazole

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Secara klinis, indikasi methimazole adalah penanganan hipertiroid, termasuk pada penyakit Graves dan toxic multinodular goiter. Dosis umumnya berkisar antara 15-60 mg/hari, tergantung pada derajat keparahan penyakit.[1,4]

Hipertiroid

Methimazole diindikasikan untuk terapi hipertiroidisme, terutama pada pasien dengan penyakit Graves atau toxic multinodular goiter yang tidak sesuai untuk tindakan pembedahan atau terapi radioiodin. Obat ini juga digunakan untuk mengendalikan gejala hipertiroidisme sebelum tindakan tiroidektomi atau radioiodin. Dalam konteks pediatri, methimazole merupakan obat pilihan karena risiko hepatotoksisitas berat lebih tinggi dengan propylthiouracil (PTU).

Dalam praktik klinis, methimazole dianggap sebagai terapi lini pertama untuk hampir semua pasien Graves yang memilih pengobatan farmakologis, kecuali pada trimester pertama kehamilan, pada krisis tirotoksik, atau jika pasien mengalami reaksi merugikan terhadap methimazole.

Lama terapi bervariasi, biasanya 12–18 bulan pada dewasa atau 1–2 tahun pada anak, dengan evaluasi apakah terjadi remisi spontan. Bila tidak tercapai, pasien umumnya dialihkan ke terapi ablasi definitif (radioiodin atau pembedahan).

Pada pasien dengan toxic multinodular goiter, methimazole tidak menyebabkan remisi permanen sehingga penghentian obat akan menyebabkan relaps. Terapi jangka panjang dapat dipertimbangkan pada pasien geriatri atau dengan risiko bedah tinggi.

Selain itu, methimazole dapat digunakan dalam tata laksana krisis tirotoksik meskipun bukan agen lini pertama, biasanya diberikan sebelum terapi iodida untuk menekan sintesis hormon tiroid lebih lanjut.[1,4]

Dosis Dewasa

Pada pasien dewasa dengan hipertiroidisme, dosis awal ditentukan berdasarkan derajat keparahan penyakit:

  • Hipertiroidisme ringan: dosis awal adalah 15 mg per hari
  • Hipertiroidisme sedang: dianjurkan 30–40 mg per hari
  • Hipertiroidisme berat: dosis hingga 60 mg per hari.

Sebagian klinisi juga merekomendasikan dosis awal 10–20 mg per hari untuk mencapai kondisi eutiroid dengan pendekatan yang lebih konservatif. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 4–12 minggu, setelah itu dosis diturunkan secara bertahap sesuai respons klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium.[4]

Dosis Pemeliharaan

Dosis pemeliharaan umumnya berkisar antara 5–15 mg per hari, meskipun ada juga yang merekomendasikan 5–10 mg per hari. Durasi terapi optimal belum ditetapkan secara pasti, namun banyak klinisi menyarankan penggunaan selama 12–18 bulan, dengan penghentian atau tapering bila kadar TSH telah normal.

Jika pasien tetap hipertiroid setelah siklus terapi selesai, terapi definitif berupa radioiodin atau tiroidektomi perlu dipertimbangkan, meskipun terapi jangka panjang dosis rendah methimazole (>12–18 bulan) dapat dipilih pada pasien yang tidak remisi dan menolak terapi ablasi.[4]

Kondisi Khusus

Dalam persiapan tiroidektomi, methimazole diberikan dengan dosis yang sama seperti pada terapi awal (15–60 mg per hari sesuai keparahan), dan dihentikan tepat saat prosedur dilakukan. Untuk persiapan terapi radioiodin, skema dosis serupa digunakan, dengan rekomendasi penghentian 2–7 hari sebelum pemberian radioiodin, kemudian dapat dimulai kembali 3–7 hari pasca terapi dan diturunkan bertahap selama 4–6 minggu seiring efektivitas radioiodin.

Pada kondisi krisis tirotoksik, beberapa klinisi merekomendasikan dosis yang lebih tinggi, yaitu 60–80 mg per hari, sebagai bagian dari tata laksana komprehensif.[4]

Dosis Anak

Pada pasien pediatrik, dosis awal methimazole umumnya adalah 0,4 mg/kg/hari yang dibagi dalam 3 dosis setiap 8 jam. Beberapa klinisi merekomendasikan kisaran 0,2–0,5 mg/kg/hari (rentang 0,1–1 mg/kg/hari), dengan penyesuaian praktis berdasarkan usia:

  • Infant: 1,25 mg/hari
  • Usia 1-5 tahun: 2,5–5 mg/hari
  • Usia 5-10 tahun: 5–10 mg/hari
  • Usia 10-18 tahun: 10–20 mg/hari.

Pada kasus hipertiroidisme berat, dosis dapat ditingkatkan 50–100% dari dosis standar.[4]

Dosis Pemeliharaan

Dosis pemeliharaan umumnya sekitar setengah atau kurang dari dosis awal, dengan penyesuaian berdasarkan respons klinis dan kadar hormon tiroid. Lama terapi optimal belum ditetapkan, namun banyak klinisi menyarankan pemberian selama 1–2 tahun, lalu dilakukan evaluasi untuk melihat apakah pasien mengalami remisi.

Jika remisi tidak tercapai, terapi definitif dengan radioiodin atau tiroidektomi dapat dipertimbangkan. Pada beberapa kasus, methimazole dosis rendah jangka panjang dapat dipilih sebagai jembatan hingga pasien cukup usia atau kondisi memungkinkan untuk terapi definitif.[4]

Kondisi Khusus

Untuk persiapan tiroidektomi maupun radioiodin, dosis yang digunakan sama dengan dosis awal (0,4 mg/kg/hari terbagi tiga dosis). Pada persiapan tiroidektomi, methimazole biasanya diberikan selama 1–2 bulan hingga pasien mencapai kondisi eutiroid. Sedangkan untuk persiapan radioiodin, obat dihentikan 3–5 hari sebelum terapi, dan berbeda dengan orang dewasa, pemberian ulang methimazole pasca radioiodin umumnya jarang diperlukan pada pasien anak.[4]

Penyesuaian Dosis

Methimazole dimetabolisme di hati, sehingga klirens obat berpotensi terganggu pada pasien dengan insufisiensi hati. Meskipun tidak ada rekomendasi penyesuaian dosis khusus untuk pasien dengan gangguan hati, sangat penting untuk dilakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda toksisitas dan efek samping. Obat harus dihentikan jika muncul bukti gangguan klinis berupa peningkatan enzim hati, ikterus, atau hepatitis selama penggunaan methimazole.

Meskipun pasien dengan gangguan ginjal dapat menunjukkan perubahan fungsi tiroid dan peningkatan sensitivitas terhadap methimazole, gangguan ginjal tidak memengaruhi klirens methimazole.[1,4,7]

Referensi

1. Awosika AO, Singh G, Correa R. Methimazole. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545223/
4. ASHP. Methimazole. 2024. https://www.drugs.com/monograph/methimazole.html
7. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 1349907, Methimazole. 2025. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Methimazole.

Formulasi Methimazole
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
  • Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
  • Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 15 Juli 2025, 10:18
Cara Tappering Down obat pada pasien Hipertiroid
Oleh: Anonymous
0 Balasan
ALO Dokter. Selamat pagi dok, izin diskusi mengenai pasien Hipertiroid, Laki laki 39 Tahun dengan pengobatan Tryzol selama 5 bulan dan didapatkan kadas FT4...
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2025, 14:30
Apakah pasien dengan hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, Maaf dok izin bertanya, Apakah hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi ?
Anonymous
Dibalas 26 Januari 2024, 07:55
Keluhan jantung berdabar, mudah berkeringat, namun hasil TSH normal
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat pagi rakn sejawatIzin bertanya, ada pasien perempuan 32 tahun memiliki gejala jantung berdebar2 SD 4 hari keringat jika melakukan pekerjaan kecil sjj...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.