Farmakologi Levotiroksin
Farmakodinamik
- Sekresi dan sintesis dari hormon Tiroid diatur dalam aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) akan dilepaskan oleh hipotalamus untuk menstimulasi pengeluaran Thyrotropin-stimulating hormone (TSH) dari hipofisis anterior. TSH akan kemudian memicu terjadinya sintesis dan sekresi dari hormon tiroid, L-tiroksin (T4), dan L-triiodotironin (T3) , oleh kelenjar tiroid. Sirkulasi dari hormon yang disekresikan ini (T3 dan T4) akan memberikan efek negatif berupa penurunan sekresi TRH dan TSH. Sebaliknya, ketika kadar hormon tiroid berkurang, maka sekresi TRH dan TSH akan meningkat.
- Efek fisiologis yang ditimbulkan oleh hormon tiroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Secara dominan efek fisiologis dihasilkan oleh T3 yang merupakan turunan dari T4 melalui proses deiodinisasi pada jaringan perifer. Hormon ini diduga bekerja dengan meregulasi traskripsi DNA dan sintesi protein dengan cara masuk ke dalam inti sel dan berikatan dengan reseptor protein hormon Tiroid yang kemudian melekat pada DNA. Kompleks ini kemudian akan mengaktivasi transkripsi gen dan sintesis dari mRNA dan protein sitoplasma. Protein yang dihasilkan kemudian akan meregulasi beberapa proses metabolisme dan memegang peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh, pematangan dari sel pada sistem saraf pusat dan tulang. Proses metabolisme yang dipengaruhi diantaranya proses respirasi seluler dan termogenesis, seperti metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Efek anabolik hormon tiroid ini sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang normal.
- Levotiroksin yang menjadi terapi pengganti dari kerja hormon tiroid pun memiliki fungsi kerja yang sama dengan hormon tiroid dan tentunya setiap individu akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, penyesuaian dosis akan sangat diperlukan selama pemberian terapi.
- Levotiroksin dapat digunakan sebagai obat penekan sekresi TSH dalam hubungannya dengan kondisi goiter eutiroid, termasuk nodul tiroid, Tiroiditis Hashimoto, goiter multinodular, dan terapi tambahan pada manajemen kanker tiroid terdiferensiasi baik tergantung tirotropin.[2]
Farmakokinetik
Absorbsi
- Absorbsi oral dari T4 di saluran Gastrointestinal berkisar antara 40% hingga 80%. Sebagian besar Levotiroksin akan diserap di jejunum dan ileum bagian atas.
- Bioavailabilitas relatif dari Levotiroksin natrium tablet dengan yang larutan pada dosis yang sama adalah sebesar 99%.
- Penyerapan T4 akan meningkat jika diikuti dengan puasa sebelum meminumnya (perut kosong), dan akan menurun apabila terjadi sindrom malabsorbsi atau penggunaan bersamaan dengan makanan seperti produk soya (kedelai) atau diet berserat tinggi.[2]
Distribusi
- Hormon tiroid yang bersirkulasi akan berikatan dengan protein plasma lebih dari 99%, termasuk dengan thyroxine-binding globulin (TBG), thyroxine-binding prealbumin (TBPA) dan albumin (TBA) yang mana memiliki afinitas dan kapasitas yang berbeda-beda dalam mengikat hormon. Afinitas tinggi yang dimiliki oleh TBG dan TBPA dalam mengikat T4 akan menimbulkan peningkatan kadar serum, penurunan laju metabolisme, dan waktu paruh yang lebih lama dibandingkan T3.
- Hanya hormon yang tidak berikatan dengan protein yang dapat menimbulkan efek fisiologis.
- Terdapat banyak obat dan kondisi fisiologis yang dapat mempengaruhi ikatan dari tiroid dan protein serum
- Hormon tiroid dapat melintasi sawar plasenta, namun demikian transfer hormon tiroid dari ibu ke bayi tidak dapat mencegah terjadinya hipotiroidisme intrauterin.[2]
Metabolisme
- T4 secara lambat akan dieliminasi dari tubuh. Metabolisme hormon tiroid terjadi melalui sikulus deiodinisasi. Kurang lebih 80% dari T3 yang bersirkulasi berasal dari T4 di jaringan perifer melalui proses monodeiodinisasi.
- Hati merupakan organ yang paling banyak mendegradasi T4 dan T3, meskipun proses ini juga ditemukan di ginjal dan jaringan lainnya.
- Kurang lebih 80% dari dosis harian Levotiroksin akan mengalami deiodinisasi menjadi T3.
- Metabolisme hormon tiroid juga terjadi melalui konjugasinya dengan glukoronid dan sulfat untuk kemudian diekskresikan ke dalam empedu dan usus melalui siklus enterohepatik.[2]
Eliminasi
- Hormon tiroid secara primer akan dieliminasi melalui ginjal. Sebagian hormon yang terkonjugasi akan mencapai kolon tanpa melalui proses perubahan, dan dibuang melalui feses. Kira-kira 20% dari Levotiroksin akan dibuang melalui feses.
- Seiring bertambahnya usia, proses eliminasi obat ini di ginjal akan mengalami penurunan.[2]