Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Palivizumab annisa-meidina 2025-01-09T13:21:02+07:00 2025-01-09T13:21:02+07:00
Palivizumab
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Palivizumab

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Indikasi palivizumab adalah untuk pencegahan infeksi saluran napas bawah serius akibat Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada bayi dan anak berisiko tinggi. Dosis yang direkomendasikan adalah 15 mg/kg diberikan secara intramuskular setiap bulan, dimulai sebelum musim RSV dan dilanjutkan hingga akhir musim.[5,10]

Indikasi

Palivizumab digunakan untuk pencegahan infeksi serius akibat RSV pada anak berisiko tinggi. Ini termasuk bayi prematur, anak ≤24 bulan dengan penyakit paru kronis (chronic lung disease) yang membutuhkan terapi dalam 6 bulan terakhir, atau dengan penyakit jantung bawaan signifikan.

Obat ini diberikan di awal musim RSV, yang mana di Indonesia bisa terjadi sepanjang tahun tetapi meningkat kejadiannya di musim penghujan, sekitar bulan September hingga Februari.[1,10,11]

Bayi Prematur dengan Penyakit Paru Kronis

Pada bayi prematur dengan penyakit paru kronis (PPK), palivizumab diberikan pada musim RSV pertama untuk bayi yang memerlukan terapi oksigen >21% selama minimal 28 hari pertama kehidupan. Pada musim RSV kedua, profilaksis direkomendasikan hanya pada anak dengan PPK yang memerlukan terapi lanjutan, seperti kortikosteroid jangka lama atau oksigen supplemental, selama periode 6 bulan sebelum dimulainya musim RSV kedua.[4]

Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Profilaksis direkomendasikan diberikan pada musim RSV pertama untuk bayi dengan PJB signifikan terhadap hemodinamik, termasuk bayi dengan penyakit jantung asianotik yang menerima obat untuk mengontrol penyakit jantung kongestif, atau memerlukan prosedur bedah jantung, atau bayi dengan hipertensi pulmonal sedang-berat.

Pemberian profilaksis pada bayi dengan penyakit jantung sianotik harus berdasarkan konsultasi dengan dokter kardiologi anak, karena data keamanan dan efikasi belum diketahui. Profilaksis dapat dipertimbangkan pada anak < 2 tahun yang menjalani transplantasi jantung selama musim RSV.

Pemberian dosis tambahan direkomendasikan pasca operasi bypass jantung atau pada akhir pemberian ECMO (extracorporeal membrane oxygenation) pada bayi dan anak < 2 tahun akibat penurunan konsentrasi serum setelah prosedur bedah jantung.[4]

Bayi Prematur Tanpa Penyakit Paru Kronis dan Penyakit Jantung Bawaan

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 29 minggu 0 hari, yang belum berusia 12 bulan saat dimulainya musim RSV pertama dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan profilaksis palivizumab. Bayi prematur yang lahir saat musim RSV sedang berlangsung dapat diberikan kurang dari lima dosis.

Pada bayi yang lahir pada atau setelah usia kehamilan 29 minggu, 0 hari, manfaat dari pemberian profilaksis belum diketahui sehingga pemberian profilaksis dapat didasarkan pada indikasi lain seperti PJB, PPK, atau kondisi lain. Profilaksis tidak direkomendasikan selama musim RSV kedua pada indikasi prematur saja.[4]

Abnormalitas Anatomi Paru atau Penyakit Neuromuskular

Hingga saat ini belum ada data yang tersedia untuk menentukan risiko rawat inap akibat RSV pada anak dengan abnormalitas paru atau penyakit neuromuskular. Namun, bayi dengan penyakit neuromuskular atau anomali kongenital yang mengganggu kemampuan pembersihan sekresi pada saluran napas atas berisiko mengalami rawat inap akibat infeksi saluran napas bawah sehingga dapat dipertimbangkan untuk mendapat profilaksis pada musim RSV pertama.[4]

Imunokompromais

Data menunjukkan risiko penyakit berat dan fatal akibat RSV pada anak yang menerima kemoterapi atau imunokompromais karena kondisi seperti transplantasi hematopoietik atau organ padat, namun efikasi profilaksis pada kelompok ini belum diketahui. Profilaksis dapat dipertimbangkan pada kelompok ini yang berusia < 24 bulan dan berada pada kondisi imunokompromais selama musim RSV.[4]

Down Syndrome

Data peningkatan risiko rawat inap akibat RSV pada anak dengan Down syndrome masih terbatas. Profilaksis pada anak Down syndrome sebaiknya diberikan jika ada indikasi penyerta lain seperti penyakit jantung, PPK, gangguan klirens saluran napas, atau prematuritas.[4]

Cystic Fibrosis

Bayi dengan cystic fibrosis disertai bukti PPK atau gangguan nutrisi dapat dipertimbangkan untuk mendapat profilaksis pada musim RSV pertama. Penggunaan profilaksis palivizumab pada tahun kedua dapat dipertimbangkan pada bayi dengan manifestasi penyakit paru berat, seperti rawat inap akibat eksaserbasi paru pada tahun pertama, atau mereka dengan berat badan kurang dari persentil 10.

Pemberian profilaksis palivizumab secara rutin pada populasi bayi dengan cystic fibrosis, termasuk neonatus yang terdiagnosis saat skrining, tidak direkomendasikan, kecuali ada indikasi penyerta lainnya.[4]

Dosis Anak

Palivizumab diberikan dengan dosis 15 mg/kg sekali sebulan secara injeksi intramuskular (IM). Dosis pertama diberikan sebelum musim RSV dimulai, dan dosis lanjutan diberikan setiap bulan selama musim RSV, dengan total lima dosis untuk perlindungan penuh.[5,10]

Referensi

1. Garegnani L, Styrmisdóttir L, Roson Rodriguez P, et al. Palivizumab for preventing severe respiratory syncytial virus (RSV) infection in children. Cochrane Database Syst Rev. 2021 Nov 16;11(11):CD013757. doi: 10.1002/14651858.CD013757.pub2.
4. Kimberlin DW, Barnett ED, Lynfield R, Sawyer MH. Red book: 2021-2024 report of the Committee on Infectious Diseases. American Academy of Pediatrics; 2021. 1146 p.
5. Foods and Drugs Administrations (FDA). Synagis (R) (Palivizumab): Highlights of Prescribing Information. 2014. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/103770s5185lbl.pdf
10. ASHP. Palivizumab. 2024. https://www.drugs.com/monograph/palivizumab.html
11. Jain H, Schweitzer JW, Justice NA. Respiratory Syncytial Virus Infection in Children. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459215/

Formulasi Palivizumab
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Perburukan Kondisi Pasien dengan Komorbiditas Kardiovaskular Akibat Infeksi RSV
    Perburukan Kondisi Pasien dengan Komorbiditas Kardiovaskular Akibat Infeksi RSV
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 12 menit yang lalu
Tukar 1 Alomedika Point = 1 Rupiah: Produk Favorit Menanti Dokter di Aloshop!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter. Setiap Alomedika Point bernilai 1 Rupiah, siap ditukar dengan produk keren di Aloshop! Dari voucher 20.000 hingga 100.000, pilih produk favorit...
dr.Yusman Akbar
Dibalas 9 jam yang lalu
Terapi untuk SGOT/SGPT hasilnya sangat tinggi
Oleh: dr.Yusman Akbar
3 Balasan
ALO dokter, saya memiliki pasien dengan hasil SGOT 414 dan SGPT 1,387, dengan klinis Mata ikterik, mual muntah dan lemas sejak 5 hari yang lalu, Riwayat sex...
Anonymous
Dibalas 18 jam yang lalu
Pasien anak tidak sengaja minum tinner
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, saya mau bertanya jika ada pasien anak tidak sengaja keminum tinner kurang dari 1 jam yg lalu. Pasiennya anak kebetulan speech delay dan adhd,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.