Dampak Keparahan Infeksi Respiratory Syncytial Virus pada Pasien dengan Komorbiditas Pernapasan

Oleh :
Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, SpP(K)

Respiratory syncytial virus (RSV) dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan penyakit saluran pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.[1,2] RSV merupakan salah satu virus penyebab infeksi saluran napas yang umum, yang semakin dikenal sebagai patogen penting pada lansia.[3]

Diperkirakan, infeksi RSV terkait dengan 60.000‒160.000 rawat inap dan 6.000‒10.000 kematian setiap tahun pada populasi lansia usia >65 tahun.[4] Oleh karena itu, pencegahan infeksi RSV dengan vaksinasi penting dilakukan pada pasien berisiko, termasuk lansia, penderita PPOK, dan pasien asma. Vaksinasi RSV menjadi sangat penting karena belum tersedia pengobatan khusus infeksi RSV.[5,6]

Infeksi RSV dengan Komorbiditas Pernapasan

Peningkatan Insidensi dan Keparahan Infeksi   pada Pasien Lansia

Dalam beberapa dekade terakhir, kematian terkait RSV pada orang dewasa telah meningkat, dengan rasio kematian pada usia >70 tahun terhadap usia <5 tahun meningkat, dari 0,18 pada tahun 1990 menjadi 1,29 pada tahun 2019.[1]

Suatu studi mendeskripsikan tingkat keparahan penyakit di antara pasien lansia ≥60 tahun yang dirawat di rumah sakit karena infeksi RSV, dan membandingkannya dengan COVID-19 dan influenza. Hasil studi menunjukkan bahwa infeksi RSV memiliki tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan COVID-19 atau influenza di antara pasien pada studi tersebut, di mana pasien infeksi RSV lebih banyak membutuhkan perawatan intensif dan invasive mechanical ventilation daripada penderita COVID-19 maupun influenza.[4]

Eksaserbasi PPOK dan Asma Akibat Infeksi Respiratory Syncytial Virus

Studi menunjukkan peningkatan morbiditas pasien dengan riwayat penyakit pernapasan kronis seperti PPOK akibat infeksi RSV. Angka rawat inap tahunan akibat RSV dilaporkan 3‒13 kali lebih tinggi pada penderita PPOK daripada pasien tanpa riwayat PPOK.[1]

Eksaserbasi PPOK dan asma merupakan kejadian akut yang terkait dengan peningkatan morbiditas, kematian dan pengeluaran biaya kesehatan yang berlebih oleh penderitanya. Diketahui bahwa eksaserbasi PPOK dan asma sering dikaitkan dengan infeksi virus pernapasan.[7]

Sebuah studi prospektif melaporkan  27 pasien dari 310 kasus eksaserbasi PPOK dipicu infeksi RSV. Studi ini menyebutkan bahwa RSV adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan pada pasien dengan PPOK, dan seringkali memperburuk gejala dan memperpanjang waktu pemulihan.[8] 

Dampak dan Keparahan Infeksi Respiratory Syncytial Virus pada Komorbiditas Pernapasan

Berdasarkan mekanisme di atas, infeksi RSV akan memperburuk kondisi pernapasan pada penderita penyakit saluran pernapasan, yaitu PPOK dan asma. Oleh karenanya, infeksi RSV akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius dan memperburuk kualitas hidup pasien.[7]

Dampak Infeksi RSV pada Pasien PPOK

Pada pasien PPOK, infeksi RSV dapat dikaitkan dengan inflamasi jalan napas dan percepatan penurunan fungsi paru. Studi oleh Wiseman et al (2023) menunjukkan bahwa infeksi RSV pada pasien PPOK meningkatkan risiko eksaserbasi, yang seringkali memerlukan perawatan intensif. Dalam studi ini, sekitar 8,7% dari pasien PPOK yang dirawat di rumah sakit mengalami eksaserbasi terkait infeksi RSV.[8]

Infeksi RSV pada pasien PPOK dikaitkan dengan peradangan saluran napas dan penurunan FEV1 yang cepat.[1,2] Selain itu, infeksi RSV memicu peningkatan produksi lendir yang dikarakteristikan pada pasien asma dan PPOK sebagai hiperplasia pada sel goblet.[2]

Dampak Infeksi RSV pada Pasien Asma

Infeksi virus, termasuk RSV,  dapat menyebabkan mekanisme imunologi berat sehingga terjadi eksaserbasi asma.[10]  RSV meningkatkan reaktivitas yang dimediasi oleh IgE.[2,10]

Dalam studi di Amerika Serikat (AS), 49.5% pasien dengan asma (≥60 tahun) yang terinfeksi RSV mengalami eksaserbasi saat dirawat di rumah sakit.[11] Dalam beberapa kasus, infeksi RSV sulit dikendalikan dengan pengobatan standar, yang mengarah pada kebutuhan untuk perawatan rumah sakit atau penggunaan terapi oksigen dan ventilator.[2,12]

Peran Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA terhadap Infeksi Respiratory Syncytial Virus

Saat ini, tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi RSV. Pasien umumnya hanya mendapat terapi suportif.[3] Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan menjadi fokus utama penanganan infeksi RSV. Salah satu upaya pencegahan adalah vaksinasi RSV, yang saat ini telah diteliti secara global untuk individu dewasa dan lansia.[5,6]

Vaksinasi bertujuan untuk mengurangi angka kejadian infeksi berat pada kelompok rentan.[5] Vaksin RSV juga sangat penting untuk mencegah terjadinya triple epidemic (tripledemic), yaitu peningkatan kasus COVID-19 bersama infeksi RSV dan influenza.[13]

Saat ini, telah dikembangkan Adjuvanted RSVPreF3 OA (Older Adults) yang menunjukkan efikasi dan keamanan yang baik dalam mencegah infeksi RSV pada pasien lansia.[14]

Adjuvanted RSVPreF3 OA merupakan satu-satunya vaksin RSV beradjuvan yang diformulasikan khusus untuk populasi dewasa dan lansia. Peran adjuvant pada vaksin ini untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien yang sudah menurun karena penuaan, sehingga dapat memberikan perlindungan lebih optimal terhadap infeksi RSV.[15]

Uji Klinis Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA untuk Lansia

Pada populasi lansia berusia ≥60 tahun, efikasi dan keamanan vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA telah dipublikasikan oleh Feldman et al (2023). Penelitian ini melibatkan >12.000 subjek. Hasil penelitian menunjukkan efikasi vaksin yang tinggi terhadap ISPB (Infeksi Saluran Pernapasan Bawah) terkait RSV, yaitu 94,6% pada penderita >1 komorbid dan 92,1% pada penderita >1 kondisi kardiorespirasi.[16]

Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA terbukti efektif untuk populasi lansia, baik dengan maupun tanpa komorbiditas yang dapat meningkatkan risiko infeksi RSV berat.[16]

Uji Klinis Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA pada 2 Musim RSV

Uji klinis fase 3 yang dipublikasikan oleh Ison et al (2024) telah melibatkan 24.967 subjek, yang diikuti selama 2 musim infeksi RSV (rata-rata 17,8 bulan). Hasil uji menunjukkan efikasi 1 dosis vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA adalah 67,2% dalam mencegah infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB) akibat RSV. Bahkan, efikasi vaksin ini mencapai 78,8% dalam mencegah ISPB yang berat.[14]

ang paling sering dilaporkan pasca pemberian vaksin ini adalah nyeri di area penyuntikan dan kelelahan (fatigue). Sebagian besar efek samping yang ditemukan bersifat ringan/sedang, dan sembuh dalam waktu 2‒3 hari.[14]

Uji klinis ini juga menunjukkan konsentrasi imunoglobulin G pasca dosis vaksin kedua (booster 1 tahun setelah dosis pertama) tidak lebih tinggi secara signifikan daripada pasca dosis pertama. Oleh karena itu, tidak ada rekomendasi pemberian booster vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA dengan interval 1 tahun.[14]

Uji Klinis Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA pada 3 Musim RSV

Uji klinis oleh Ison et al telah dilanjutkan hingga 3 musim infeksi RSV dan hasilnya telah dipaparkan pada kongres CHEST tahun 2024. Uji klinis ini melaporkan bahwa pemberian dosis tunggal Adjuvanted RSVPreF3 OA secara relevan memberikan perlindungan klinis terhadap infeksi RSV selama 3 musim RSV pada individu berusia  ≥60 tahun.[17]

 

Keuntungan Vaksinasi RSV pada Dewasa dan Lansia

Pemberian vaksin RSV dapat secara signifikan mengurangi beban kesehatan global yang disebabkan oleh infeksi ini, yang setiap tahunnya menyebabkan +470.000.000 rawat inap dan +33.000 kematian di seluruh dunia pada populasi lansia.[18] Vaksinasi bertujuan untuk mengurangi angka kejadian infeksi berat pada kelompok berisiko.[5]

Selain itu, vaksinasi RSV pada populasi dewasa dan lansia akan memberikan efek herd immunity atau kekebalan kelompok. Kekebalan infeksi RSV tidak hanya untuk individu yang telah mendapat vaksin, tetapi juga untuk masyarakat luas, termasuk bayi dan anak-anak.[13]

Kesimpulan

Infeksi RSV terbukti meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien dengan komorbiditas pernapasan, karena virus ini meningkatkan risiko eksaserbasi PPOK maupun asma. Angka kejadian infeksi RSV juga dilaporkan meningkat pada kelompok usia lansia (>60 tahun), dengan manifestasi klinis yang lebih berat yaitu infeksi saluran pernapasan bawah dan hipoksemia yang membutuhkan perawatan medis intensif.

ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi RSV sehingga upaya pencegahannya menjadi sangat penting, terutama pada populasi rentan (lansia dan penderita komorbiditas pernapasan). Salah satu langkah pencegahan infeksi RSV adalah vaksinasi RSV dengan Adjuvanted RSVPreF3 OA.

Vaksin Adjuvanted RSVPreF3 OA terbukti efektif untuk populasi lansia, baik dengan maupun tanpa komorbiditas pernapasan. Dengan meningkatkan kesadaran pentingnya vaksinasi RSV dan kemudahan akses mendapatkan vaksin, diharapkan dampak global akibat infeksi RSV berkurang.

Hanya untuk Tenaga Kesehatan

barcode artikel gsk

Sebelum meresepkan, harap merujuk pada Informasi Produk yang dapat disediakan sesuai permintaan. Informasi produk dapat diakses dengan memindai kode QR.

Laporan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) ke GSK Indonesia melalui email ke yqq68540@gsk.com.

Merek dagang dimiliki oleh atau dilisensikan kepada grup perusahaan GSK.

PM-ID-RSA-NLTR-250005 • AD: May 2025 • ED: May 2027

 

Referensi