Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Efek Samping dan Interaksi Obat Clofazimine general_alomedika 2019-01-07T15:23:16+07:00 2019-01-07T15:23:16+07:00
Clofazimine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Clofazimine

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Clofazimine dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, perpanjangan interval QT pada EKG, dan gangguan pigmentasi kulit. Penggunaan clofazimine bersamaan dengan antasida dapat menurunkan konsentrasi obat clofazimine.

Efek Samping

Efek samping clofazimine adalah sebagai berikut:

Obstruksi Abdomen dan Gangguan Gastrointestinal

Clofazimine dapat berakumulasi pada organ-organ dalam bentuk kristal, khususnya pada nodus limfe mesenterikus dan histiosit dari lamina propria mukosa intestinal, limpa, dan liver. Deposisi mukosa intestinal dapat menyebabkan obstruksi bahkan membutuhkan laparotomi eksplorasi. Selain itu, beberapa laporan kasus menyatakan adanya efek samping perdarahan gastrointestinal dan infark pada limpa.[1,8,9]

Pemanjangan Interval QT pada EKG

Beberapa pasien dilaporkan mengalami adanya kasus torsades de pointes dengan pemanjangan interval QT pada pasien yang menerima dosis lebih dari 100 mg setiap hari. Pemanjangan QT juga dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi obat clofazimine dengan bedaquiline.[1,8]

Gangguan Pigmentasi Kulit dan Reaksi Kulit Lainnya

Clofazimine dapat menyebabkan perubahan warna kulit menjadi orange-pink atau coklat-kehitaman. Selain pada kulit, clofazimine juga dapat berpengaruh pada gangguan warna konjungtiva, keringat, air mata, sputum, urine, dan feses pada 75-100% pasien. Namun gangguan ini bersifat reversibel dan dapat kembali setelah beberapa bulan-tahun setelah penghentian terapi. Selain perubahan warna kulit, clofazimine dapat menyebabkan kulit kering dan pruritus.[1,8,9]

Efek Samping Lain yang Jarang Terjadi (<1% Pasien)

Beberapa efek samping yang cukup jarang terjadi adalah adanya penurunan penglihatan dan makulopati, kelelahan, neuralgia, sefalgia, depresi, dan percobaan bunuh diri karena perubahan warna kulit.[1,8,9]

Interaksi Obat

Interaksi obat clofazimine adalah sebagai berikut:

Menurunkan Konsentrasi Clofazimine

Obat antasida sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan obat clofazimine karena dapat menyebabkan penurunan konsentrasi clofazimine sehingga efektivitasnya menurun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nix, et al., didapatkan penggunaan antasida dapat menurunkan bioavailabilitas dari 82% menjadi 78,5%. Sebaiknya pasien menggunakan alternatif pilihan obat gastrointestinal lain dan pemberian diberikan dengan jarak 30-45 menit sebelum pemberian clofazimine.[1,8]

Mengganggu Konsentrasi Obat Lain

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sangana, et al. didapatkan bahwa penggunaan clofazimine bersamaan dengan obat antiretroviral, seperti lamifudin atau zidofudin dapat meningkatkan konsentrasi obat antiretroviral 2-5 kali lipat sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping dalam tubuh. Selain itu, ditemukan pula clofazimine 100 mg/hari dapat berperan sebagai inhibisi sedang–kuat pada beberapa obat antihipertensi dan antihiperlipidemia. Hal ini dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat-obat tersebut. Hasil temuan ini baru dilakukan pada model sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut.[9]

Pemanjangan Interval QT pada EKG

Penggunaan clofazimine bersamaan dengan bedaquiline dapat menyebabkan terjadinya efek samping torsades de pointes akibat pemanjangan interval QT. oleh karena itu, pemeriksaan EKG perlu dilakukan secara berkala atau apabila terdapat keluhan sebaiknya pasien segera kontrol ke dokter.[1,9]

Referensi

1. Food and Drug Administration. Lamprene/Clofazimine. [revised 2016]. [cited 2018 November 1]. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2003/19500slr010_lamprene_lbl.pdf
8. Nix DE, Adam RD, Auclair AB, Krueger TS, Godo PG, Peloquin CA. Pharmacokinetics and relative bioavailability of clofazimine in relation to food, orange juice, and antacid. Tuberculosis. 2004;84:365-373.
9. Sangana R, Gu H, Chun DY, Einolf HJ. Evaluation of clinical drug interaction potential of clofazimine using static and dynamic modelling approaches. 2018;46(1):26-32.

Indikasi dan Dosis Clofazimine
Penggunaan Pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Peran IGRA dalam Mendiagnosa Tuberkulosis Laten
    Peran IGRA dalam Mendiagnosa Tuberkulosis Laten
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Claudia Anggi
6 hari yang lalu
Hasil Uji Mantoux - Paru Ask the Expert
Oleh: dr. Claudia Anggi
1 Balasan
Dok ijin konsul anak usia 4 tahun dengan riwayat BB stagnant, disarankan uji Mantoux oleh SpA lalu setelah 3 hr hasilnya seperti ini. Apakah dapat...
Anonymous
6 hari yang lalu
Pilihan terapi tuberkulosis pada pasien diabetes mellitus - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr.Wirya,Sp.P izin bertanya.saya pernah baca bahwa obat anti tuberkulosis seperti rifampisin bisa menyebabkan interaksi obat dengan obat hiperglikemik....
Anonymous
6 hari yang lalu
Profilaksis TB untuk bayi yang terinfeksi HIV - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Wirya, Sp.PSaya mau bertanya dok. Bila bayi yang mengalami infeksi HIV mengalami paparan dengan orang yang diketahui TB, profilaksis apakah yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.