Efek Samping dan Interaksi Obat Amoxicillin
Efek samping dan interaksi obat amoxicillin bermacam-macam pada setiap individu. Amoxicillin sebaiknya dihindari pada pasien-pasien yang alergi terhadap penicillin.
Efek Samping
Efek samping amoxicillin yang umum terjadi adalah mual, muntah, diare, dan staining pada gigi yang bersifat sementara. Penggunaan dalam jangka waktu panjang sering menyebabkan tumbuhnya jamur, baik oral thrush atau infeksi jamur pada vagina.
Pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penicillin, penggunaan amoxicillin dapat menimbulkan reaksi alergi. Reaksi awalnya ditandai dengan bercak kemerahan pada kulit, kemudian rasa gatal. Selanjutnya, gatal-gatal akan menyebar pada wajah, lidah, dan tenggorokan. Apabila berlanjut dapat timbul reaksi anafilaksis berupa gejala syok seperti rasa melayang, dizziness, dan nafas sesak.
Efek samping berat jarang terjadi. Apabila timbul efek samping berat, dapat berupa yang pernah dilaporkan mual-muntah yang terus menerus, urine berwarna gelap, nyeri lambung, nyeri abdomen, ikterus, mudah berdarah, demam, diare, atau sakit tenggorokon yang persisten. [23]
Interaksi Obat
Amoxicillin dapat berinteraksi dengan pil kontrasepsi yang akan mengurangi efektifitasnya. Selain itu, pernah dilaporkan adanya pemanjangan prothrombin time pada pasien yang mendapatkan terapi amoxicillin bersamaan dengan antikoagulan, seperti warfarin dan dabigatran.
Penggunaan amoxicillin bersamaan dengan allopurinol meningkatkan risiko terjadinya kemerahan pada kulit. Mekanisme pasti mengenai terjadinya reaksi ini masih belum jelas.
Penggunaan antibiotik lain bersamaan dengan amoxicillin juga dapat menimbulkan interaksi obat. Dilaporkan bahwa penggunaan amoxicillin bersamaan dengan chloramphenicol, makrolid, sulfonamid, dan tetrasiklin akan menurunkan efek bakterisidal dari amoxicillin. [21,22]