Indikasi dan Dosis Insulin Regular
Dosis Insulin Reguler bergantung pada indikasi penggunaannya. Insulin dapat digunakan pada beragam keadaan, diantaranya pada tatalaksana diabetes jangka panjang, ketoasidosis diabetik, dan status hiperglikemia hiperosmolar.
Tatalaksana Diabetes Jangka Panjang
Penggunaan insulin reguler pada tatalaksana diabetes jangka panjang umumnya adalah pada jenis Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus tipe 1. Pada kasus tersebut, insulin reguler digunakan untuk memenuhi kebutuhan insulin prandial atau setelah makan. Penggunaannya juga dibarengi dengan insulin intermediate-acting atau insulin long-acting untuk memenuhi kebutuhan insulin basal.
Pada kasus ini, insulin reguler diberikan berdasarkan penghitungan total insulin harian dengan cara :
- Total insulin harian yang dibutuhkan = 0,5 unit x berat badan (kg)
contoh: berat badan 50 kg, total insulin harian = 25 unit
- Total insulin reguler prandial yang diperlukan = 60% dari total insulin harian
contoh: total insulin reguler prandial = 15 unit per hari
- Total insulin reguler prandial dibagi dalam frekuensi makan dalam sehari
contoh: 5 unit insulin reguler prandial setiap makan, bila frekuensi makan 3 kali sehari [18]
Ketoasidosis Diabetik
Dosis insulin reguler pada ketoasidosis diabetik berbeda antara pasien dewasa dengan pasien anak.
Dewasa
Pada pasien dewasa dengan ketoasidosis diabetik, insulin reguler diberikan dengan dosis 0,1 unit/kgBB/jam dimasukkan dalam cairan infus, yang diberikan kontinu hingga tercapai serum glukosa sekitar 80─100 mg/dL/jam. Setelah kadar glukosa serum tercapai, maka dosis selanjutnya pada dewasa adalah 0,5─1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi. [18]
Anak
Pada pasien anak, dosis awal insulin reguler adalah 0,1 unit/kgBB secara intravena, dilanjutkan dengan dosis maintenance 0,05─0,2 unit/kgBB/jam secara titrasi dalam cairan infus, untuk menurunkan serum glukosa hingga sekitar 80─100 mg/dL/jam. Setelah kadar glukosa serum tercapai, maka dosis selanjutnya pada anak adalah 0,5─1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi. [18]
Status Hiperglikemia Hiperosmolar
Pada Status hiperglikemia hiperosmolar (SHH/Hiperosmolar Hiperglikemia States) insulin reguler digunakan dalam dosis 0,15 unit/kgBB sebagai bolus secara intravena, kemudian dilanjutkan dengan dosis 0,1 unit/kgBB/jam diberikan per drip hingga glukosa darah turun sekitar 250─300 mg/dL. Bila glukosa darah tidak turun sekitar 50─70 mg/dL/jam, maka dosis dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat.
Setelah kadar glukosa serum dibawah 300 mg/dL, masukkan dextrose kedalam cairan infus dan titrasikan insulin mulai dari dosis rendah hingga kesadaran pasien kembali baik dan hiperosmolaritas teratasi. Saat pasien sudah bisa makan, maka insulin sudah dapat diberikan per subkutan [19]
Diabetes Mellitus Tipe 2
Insulin reguler diberikan pada diabetes mellitus tipe 2 yang tidak respon dengan pemberian obat antidiabetik oral, serta pasien yang sudah diterapi dengan antidiabetik oral dengan kadar glukosa darah tidak terkontrol baik dalam jangka waktu 3 bulan dan kadar HbA1C > 6,5%.
Pada kasus-kasus tersebut di atas, pemberian insulin reguler dimulai dengan dosis 10 unit/hari subkutan, atau 0,1─0,2 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Pada pagi hari, diberikan 2/3 dari kebutuhan dosis insulin harian, dengan rasio insulin reguler terhadap insulin intermediate-acting 1:2. Pada malam hari, dberikan 1/3 dari kebutuhan dosis insulin harian dengan rasio insulin reguler terhadap insulin intermediate-acting 1:1 [16,18]
Hiperkalemia
Pemberian insulin reguler dikombinasikan dengan dekstrosa diketahui dapat membantu mengatasi kedaruratan hiperkalemia. Dosis yang digunakan pada dewasa dan anak-anak adalah 0,5─1 gram/kgBB, dimana pemberian insulin 1 unit tiap 4─5 gram dekstrosa secara subkutan atau intravena memiliki onset action yang cepat untuk mengatasi kedaruratan hiperkalemia [2, 16]