Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Formulasi Oksigen general_alomedika 2021-12-15T13:38:54+07:00 2021-12-15T13:38:54+07:00
Oksigen
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Oksigen

Oleh :
dr.Della Puspita Sari
Share To Social Media:

Bentuk sediaan

  • Terapi oksigen diberikan dalam bentuk gas inhalasi. [3]

Cara Penggunaan

  • Kanula Hidung

Kanula hidung digunakan untuk pemberian O2 dosis rendah dan sedang. Namun, karena variasi pola napas pasien, laju aliran oksigen yang sama dapat memberi efek yang sangat berbeda antar pasien. Laju aliran kanula pada 1-5 L/menit dapat memberi efek pada FiO2 24-40%. Dosis O2 akan meningkat pada aliran di atas 6 L/menit, namun penggunaan >4L/menit akan menyebabkan pasien merasa tidak nyaman dan hidung terasa kering sehingga harus dilembabkan dengan uap air.[1,2,8,10]

  • Masker Sederhana (Simple mask)

Oksigen yang disuplai ke pasien bervariasi bergantung pada aliran O2 dan pola nafas pasien. Masker ini memberi oksigen dengan konsentrasi antara 40-60%. Konsentrasi O2 dapat berubah dengan cara meningkatkan atau menurunkan aliran O2 antara 5-10 L/menit. Aliran masker <5 L/menit meningkatkan resistensi napas sehingga CO2 dapat terkumpul di dalam masker dan rebreathing pun dapat terjadi. Masker ini cocok untuk pasien dengan gagal nafas tipe I, tetapi tidak cocok untuk pasien dengan gagal nafas tipe II.[1,2,8,10]

  • Masker Rebreathing dan Non-rebreathing

Kedua masker dengan laju aliran 10-15 L/menit ini dilengkapi dengan reservoir, namun berbeda pada katupnya. Pada masker rebreathing, saat ekspirasi 1/3 udara masuk ke dalam kantung penyimpanan dan bercampur dengan O2, sedangkan 2/3-nya keluar melalui lubang disisinya sehingga saat inspirasi pasien akan menghirup kembali sebagian udara ekspirasi (rebreathing). FiO2 yang bisa dicapai 50-70%.[1,2,8,10]

Pada masker non-rebreathing, terdapat katup yang memastikan udara yang masuk saat inspirasi adalah O2, sementara udara ekspirasi dapat keluar dari lubang samping antara katup dan reservoir. Penambahan reservoir ini memungkinkan pemberian konsentrasi O2 lebih tinggi pada laju aliran O2 yang lebih rendah dibandingkan pada masker sederhana. Masker non-rebreathing memiliki FiO2 60-90%.[1,2,8,10]

Reservoir pada masker harus diobservasi. Reservoir tidak boleh kolaps saat inspirasi, karena ini menandakan kebutuhan volume puncak insipirasi pasien lebih besar daripada yang diberikan.[1,2,8,10]

  • Masker Venturi

Masker Venturi dapat memberikan konsentrasi oksigen yang akurat terlepas dari laju aliran O2 yang diberikan (terdapat laju aliran minimum). Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Venturi, yakni aliran gas ke masker didilusi dengan udara di adaptor Venturi. Semakin tinggi aliran, semakin banyak udara yang dimasukkan. Karena proporsinya sama, maka masker ini akan memberi konsentrasi O2 yang sama seiring dengan peningkatan laju aliran O2. Pasien dengan laju respirasi >30kali/menit seringkali memiliki laju aliran udara di atas laju aliran minimal masker Venturi, sehingga laju aliran masker Venturi perlu ditingkatkan.[1,2,8,10]

Masker Venturi tersedia dalam konsentrasi 24%, 28%, 35%, 40%, dan 60% dan cocok untuk pasien dengan kebutuhan konsentrasi O2 yang diketahui. Konsentrasi 24% dan 28% cocok untuk pasien dengan risiko retensi CO2 (pasien PPOK berat, kistik fibrosis). Keakuratan pemberian O2 dari masker Venturi sangat berkurang apabila tidak ditempatkan dengan benar pada wajah pasien.[2]

Cara penyimpanan

Tabung oksigen (compressed gas)

Tabung oksigen ini berisi gas oksigen bertekanan tinggi yang dikompresi dalam tabung besi. Tujuan penggunaan oksigen bertekanan tinggi ini adalah agar oksigen dapat dialirkan tanpa membutuhkan aliran listrik. Oksigen dalam bentuk ini paling banyak tersedia dan digunakan dalam praktik sehari-hari. Terdapat berbagai ukuran tabung yang disesuaikan dengan masing-masing penggunaan. Oksigen dalam bentuk ini lebih berisiko untuk terbakar.[1,2,8]

Oksigen likuid

Dalam suhu di bawah titik bekunya yaitu kurang dari -1830C, oksigen berubah menjadi cairan berwarna biru pucat. Oksigen akan kembali berbentuk gas di atas suhu -118,60C. Oleh karena itu tempat penyimpanan oksigen likuid paling tidak bersuhu -1700C. Saat hendak diberikan kepada pasien, cairan oksigen melewati ruang penghangat yang mengubah bentuknya kembali menjadi gas. Oksigen likuid hanya membutuhkan ruang 1/10 dari compressed gas. [1,2,8]

Konsentrator oksigen

Konsentrator oksigen adalah alat yang memisahkan oksigen dari udara bebas (78% nitrogen, 21% oksigen) untuk dijadikan sumber oksigen hingga mencapai 5L/menit. Proses konsentrasi oksigen ini membutuhkan arus listrik dan sangat jarang digunakan.[1,2,8]

Referensi

1. G. Esmond, C. Mikelsons, Non-invasive respiratory support techniques, Wiley-Blackwell, United Kingdom, 2009

2. BR O’Driscoll, LS Howard, J Earis V Mak , BMJ Open Resp Res , 2017, 4, 1-20. http://bmjopenrespres.bmj.com/content/bmjresp/4/1/e000170.full.pdf

3. WHO, WHO Model List of Essential Medicines, the 19th, May 2015. http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/EML2015_8-May-15.pdf

8. College of Respiratory Therapists of Ontario, Oxygen therapy Clinical Best Practice, 2013. http://www.crto.on.ca/pdf/PPG/Oxygen_Therapy_CBPG.pdf

10. B. Kane, S. Decalmer, B.R. O’Driscoll, Breathe. 2013, 9(4), 247-253. http://breathe.ersjournals.com/content/breathe/9/4/246.full.pdf

Farmakologi Oksigen
Indikasi dan Dosis Oksigen

Artikel Terkait

  • Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
    Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
    Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
  • Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD
    Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drg. Annisa Widiandini
30 Agustus 2021
Live Webinar Alomedika-Perawatan Luka Akut pada Setting Gawat Darurat. Sabtu 11 September 2021 (09.00 - 10.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Perawatan Luka Akut pada Setting Gawat Darurat".Narasumber: dr. Adisaputra Ramadhinara, CWSP,...
drg. Annisa Widiandini
26 Juli 2021
Live Webinar Alomedika-Diagnosis dan Penanganan Pasien Kegawatdaruratan dan Bedah selama Pandemi COVID19. Sabtu 31 Juli 2021 (09.00 - 11.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Diagnosis dan Penanganan Pasien Kegawatdaruratan dan Bedah selama Pandemi COVID19".Narasumber: dr. SH...
dr.Laysa kasminata
22 Desember 2020
Anak usia 1 tahun menelan baterai kancing
Oleh: dr.Laysa kasminata
2 Balasan
Anak usia 1 tahun tertelan baterai kancing sudah +- 7 jam yang lalu namun belum menunjukkan kelainan, anak masih mau makan dan minum asi. apa yg harus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.