Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Oksigen general_alomedika 2018-06-26T10:12:22+07:00 2018-06-26T10:12:22+07:00
Oksigen
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Oksigen

Oleh :
dr.Della Puspita Sari
Share To Social Media:

Oksigen merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan kadar di atmosfer sebanyak 21%. Terapi oksigen adalah administrasi oksigen dalam bentuk inhalasi dengan konsentrasi yang lebih besar dibandingkan konsentrasi oksigen di udara bebas. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk tata laksana atau pencegahan kondisi hipoksemia sehingga mencegah terjadinya hipoksia jaringan dan kerusakan sel.[1,2]

Farmakodinamik

Kebutuhan basal oksigen manusia adalah 250ml/menit/1.8m2 area tubuh. Dalam kondisi normal, udara di alveolar mengandung 14% oksigen dan memiliki tekanan 105mmHg. Sedangkan arteri memiliki tekanan oksigen sebesar 97 mmHg. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam darah. Sebagian besar oksigen (98%) berikatan secara reversibel dengan hemoglobin (Hb), sebagian kecil sisanya (2%) larut dalam plasma.[1,8]

Satu molekul haemoglobin dapat berikatan dengan 4 molekul oksigen sehingga 1 g hemoglobin dapat mengikat hingga 1,36ml oksigen. Untuk menentukan jumlah oksigen yang terlarut dalam plasma digunakan tekanan oksigen parsial (PaO2) dengan satuan mmHg atau kPa. Sedangkan untuk mengetahui jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin digunakan istilah saturasi oksigen (SO2) yang merupakan rasio antara hemoglobin yang membawa oksigen dan hemoglobin total. Baku emas untuk menentukan kadar PaO2 dan SO2 adalah dengan analisa gas darah.[1,8,9]

Saturasi oksigen yang diukur dengan pemeriksaan analisa gas darah disebut sebagai SaO2 sedangkan bila diukur dengan menggunakan pulse oxymetry disebut sebagai SpO2. Oleh karena terdapat kondisi ekuilibrium antara kadar oksigen terlarut diplasma (PaO2) dengan oksigen terikat (SO2) berdasarkan kurva disosiasi oksigen, maka SpO2 dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi PaO2 dan mendeteksi kondisi hipoksemia.[1,8,9]

Gambar: Kurva disosiasi oksigen. Sumber: karya pribadi penulis. Gambar: Kurva disosiasi oksigen. Sumber: karya pribadi penulis.

Kurva disosiasi oksigen memiliki bentuk sigmoid akibat kemampuan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen meningkat setelah adanya molekul pertama yang terikat. Setelah hampir penuh, peningkatan tekanan PaO2 hanya akan menyebabkan peningkatan sedikit SaO2 sehingga membentuk bagian kurva mendatar. Sedangkan pada saturasi < 90%, penurunan sedikit PaO2 akan menyebabkan penurunan SaO2 yang besar. Selain itu diasosiasi oksigen juga dipengaruhi langsung oleh suhu, pH dan 2,3-difosfogliserat.[1,8,9]

Pada kondisi normal, SaO2 pada dewasa sehat berkisar antara 95-98%. Penurunan mendadak kadar SaO2 (dibawah 80%) dapat menyebabkan gangguan fungsi mental dan meningkatkan risiko hipoksia jaringan. Oleh karena itu, disarankan agar SaO2 berada pada saturasi >90%, dan target terapi oksigen berkisar antara 94-98%.[1,2,8-11]

Oksigen dari udara inspirasi akan masuk ke pembuluh darah dan didistribusikan ke jaringan. Kadar oksigen yang rendah dalam darah akan dideteksi oleh badan karotis akibatnya ventilasi akan ditingkatkan. Terapi oksigen akan sangat efektif pada pasien dengan hipoksemia akibat insufisiensi ambilan oksigen di paru namun kapasitas darah mengangkut oksigen masih baik. Sebaliknya terapi oksigen kurang efektif pada hipoksemia yang disebabkan oleh anemia atau kemampuan darah membawa oksigen berkurang.[1,2,8-11]

Farmakokinetik

Absorpsi

  • Oksigen masuk ke alveolus melalui udara yang diinhalasi. Absorpsi dari alveolus ke kapiler darah terjadi melalui difusi pasif akibat adanya perbedaan tekanan parsial antara udara di alveolus (PAO2) dengan tekanan udara di kapiler darah.
  • Peningkatan konsentrasi oksigen yang dihirup ( FiO2) menyebabkan peningkatan tekanan alveolar (PAO2) dan tekanan oksigen dalam darah (PaO2) sehingga mengkompensasi permasalahan ventilasi, difusi dan ketidak sesuaian rasio ventilasi/perfusi.[2,8,9,12]

Distribusi

  • Distribusi oksigen dalam darah dilakukan oleh hemoglobin dan dipengaruhi oleh aliran darah (cardiac output) sehingga diperlukan hemoglobin dengan konsentrasi yang cukup dan fungsi mengikat oksigen yang baik serta fungsi jantung yang baik.
  • Ambilan oksigen oleh darah di paru-paru dan pelepasan oksigen di jaringan ditentukan oleh kurva disosiasi oksigen.[2,8,9,12]

Metabolisme

  • Ditingkat jaringan, oksigen berdifusi dari darah (PkapilerO2 = 40mmHg) melalui mikrovaskulatur dan jaringan interstitial menuju ke sel (PintraselularO2 = 5 mmHg).
  • Oksigen dimetabolisme bersama dengan glukosa untuk membentuk energi, CO2 dan H2 Metabolisme tersebut terdiri atas proses glikolisis, siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif di mitokondria dan menghasilkan 34 ATP.[2,8,9,12]

Eliminasi

  • Eliminasi hasil sisa produk respirasi yaitu CO2 dan H2O dilakukan melalui proses ekspirasi di alveolus. Selain itu CO2 dan H2O juga membentuk H+ dan HCO3- dan diekskresikan melalui ginjal. [1,2,12]

Referensi

1. G. Esmond, C. Mikelsons, Non-invasive respiratory support techniques, Wiley-Blackwell, United Kingdom, 2009
2. BR O’Driscoll, LS Howard, J Earis V Mak , BMJ Open Resp Res , 2017, 4, 1-20. http://bmjopenrespres.bmj.com/content/bmjresp/4/1/e000170.full.pdf

8. College of Respiratory Therapists of Ontario, Oxygen therapy Clinical Best Practice, 2013. http://www.crto.on.ca/pdf/PPG/Oxygen_Therapy_CBPG.pdf

9. WHO, Oxygen therapy for children, 2016. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204584/1/9789241549554_eng.pdf

10. B. Kane, S. Decalmer, B.R. O’Driscoll, Breathe. 2013, 9(4), 247-253. http://breathe.ersjournals.com/content/breathe/9/4/246.full.pdf

11. AM. Kaynar, MR Pinsky, Respiratory failure, , 2017

12. N. Majumder, IOSR-JSPE, 2015, 2(3), 16-17. http://www.iosrjournals.org/iosr-jspe/papers/vol2-issue3/C0231617.pdf

Pendahuluan Oksigen
Formulasi Oksigen

Artikel Terkait

  • Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
    Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
    Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
  • Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD
    Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drg. Annisa Widiandini
30 Agustus 2021
Live Webinar Alomedika-Perawatan Luka Akut pada Setting Gawat Darurat. Sabtu 11 September 2021 (09.00 - 10.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Perawatan Luka Akut pada Setting Gawat Darurat".Narasumber: dr. Adisaputra Ramadhinara, CWSP,...
drg. Annisa Widiandini
26 Juli 2021
Live Webinar Alomedika-Diagnosis dan Penanganan Pasien Kegawatdaruratan dan Bedah selama Pandemi COVID19. Sabtu 31 Juli 2021 (09.00 - 11.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Diagnosis dan Penanganan Pasien Kegawatdaruratan dan Bedah selama Pandemi COVID19".Narasumber: dr. SH...
dr.Laysa kasminata
22 Desember 2020
Anak usia 1 tahun menelan baterai kancing
Oleh: dr.Laysa kasminata
2 Balasan
Anak usia 1 tahun tertelan baterai kancing sudah +- 7 jam yang lalu namun belum menunjukkan kelainan, anak masih mau makan dan minum asi. apa yg harus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.