Pengawasan Klinis Simvastatin
Penggunaan simvastatin perlu mendapat pengawasan klinis, di antaranya berupa pemeriksaan kadar enzim hati dan glukosa darah. Pengawasan klinis yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
Pemeriksaan Profil Lipid
Sebelum memulai terapi simvastatin, disarankan untuk setidaknya melakukan pemeriksaan profil lipid (tanpa puasa) yang mencakup kolesterol total, HDL (high density lipoprotein), kolesterol non-HDL, dan konsentrasi trigliserida
Permeriksaan Enzim Hati
Pemeriksaan enzim hati harus dilakukan sebelum terapi dimulai, diulang saat 3 dan 12 bulan pasca terapi berjalan. Pemeriksaan enzim hati setelah 12 bulan tidak disarankan kecuali jika terdapat gejala dan tanda yang mengarah pada hepatotoksisitas. Pasien dengan kadar enzim hati > 3 kali batas atas normal harus dihentikan dari terapi simvastatin. Namun, pasien dengan kadar enzim hati < 3 kali batas atas normal masih dapat menerima simvastatin jika kondisi klinis memungkinkan
Rabdomiolisis
Pemeriksaan kreatin kinase hanya dianjurkan apabila terdapat keluhan mialgia persisten, umum, tanpa sebab yang jelas. Jika kadar kreatin kinase > 5 kali batas atas normal pada dua pemeriksaan berturut-turut (interval 1 minggu), simvastatin tidak boleh diberikan
Risiko Diabetes Melitus
Simvastatin berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes melitus onset baru. Maka, pasien yang berisiko tinggi diabetes melitus harus diperiksa kadar glukosa darah puasa atau HbA1C sebelum memulai terapi simvastatin dan setelah 3 bulan terapi berjalan. Peningkatan glukosa darah puasa dan HbA1C bukan merupakan indikasi penghentian simvastatin sebab manfaat perlindungan terhadap kejadian kardiovaskuler mayor lebih besar dibandingkan risikonya[14,24].