Manajemen nyeri prosedural pada neonatus masih sering terluputkan karena masih ada anggapan bahwa neonatus tidak dapat merasakan nyeri. Pedoman manajemen nyeri pada neonatus dan parameter nyeri yang terstandar pun masih terbatas.
Padahal, mengatasi nyeri pada neonatus, terutama pada bayi prematur, penting dilakukan karena berdampak terhadap perkembangan psikologis, perilaku, dan hormonal. Bayi prematur menunjukkan respons akut terhadap nyeri yang berlebihan dibandingkan dengan neonatus cukup bulan. Luaran jangka panjang nyeri terhadap perilaku dan sistem sensorik bayi prematur juga lebih buruk.[1,2]
Oleh karena itu, apabila prosedur medis sangat diperlukan oleh neonatus, maka manajemen nyeri berupa terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis harus diupayakan.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)