Dislipidemia Tidak Menyebabkan Nyeri Kepala

Oleh :
dr. Evlyne Erlyana Suryawijaya, M.Biomed, Sp.S

Banyak anggapan yang mengaitkan gejala nyeri kepala dengan manifestasi klinis dislipidemia. Dislipidemia didefinisikan sebagai ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah yang terdiri dari kolesterol total, High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida. Dislipidemia memiliki silent nature, yakni tidak terdapat gejala spesifik yang bermanfaat dalam penegakkan diagnosis. Namun demikian, manifestasi nyeri kepala, terutama migrain, seringkali dihubungkan dengan dislipidemia.[1,2]

Manifestasi Klinis Dislipidemia

Dislipidemia tidak memiliki gejala spesifik, tetapi dapat menyebabkan penyakit vaskular simptomatik seperti penyakit arteri koronerstroke, dan penyakit arteri perifer. Kadar trigliserida di atas 500 mg/dl dapat menyebabkan pankreatitis akut. Kadar trigliserida yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan hepatosplenomegali, parestesia, dispnea, dan kebingungan.

Dislipidemia Tidak Menyebabkan Nyeri Kepala-min

Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan arkus kornea dan xanthoma tendinosa pada tendon Achilles, siku, lutut, serta sendi metakarpofalangeal. Potensi temuan klinis lain pada pasien dengan LDL tinggi adalah xanthelasma.

Pasien dengan bentuk homozigot hiperkolesterolemia familial dapat memiliki manifestasi klinis berupa arkus kornea, xanthoma tendinosa, dan xanthelasma, disertai dengan xanthoma planar atau tuberosa. Sementara itu, pasien dengan peningkatan trigliserida yang sangat tinggi dapat memiliki xanthoma erupsi di batang tubuh, punggung, siku, bokong, lutut, tangan, dan kaki. Hipertrigliseridemia berat (>2000 mg/dl) juga dapat menyebabkan ​lipemia retinalis.[3]

Nyeri Kepala dan Dislipidemia

Nyeri kepala, baik primer maupun sekunder, dapat menyebabkan disabilitas bermakna terutama pada usia produktif. Nyeri kepala yang berulang memerlukan evaluasi untuk mengetahui etiologi penyakit yang mendasari. Secara global, nyeri kepala primer lebih banyak terjadi dibandingkan sekunder dengan prevalensi sebesar 52%.[1,2]

Salah satu jenis nyeri kepala primer, yakni migrain, paling banyak dikaitkan dengan dislipidemia. Migrain sering dianggap sebagai faktor koinsidental maupun kausal dari terjadinya nyeri kepala.[1,4-7]

Meski demikian, belum ada bukti kuat yang mengonfirmasi dislipidemia sebagai penyebab tunggal dari migrain. Adanya dislipidemia pada pasien migrain umumnya dibarengi dengan adanya abnormalitas metabolik lain. seperti hiperglikemia, hipertensiobesitas abdominal, dan hipotiroid.[1,5,9]

Hipotesis Mekanisme Timbulnya Nyeri Kepala pada Dislipidemia

Dislipidemia diduga memiliki mekanisme bidireksional dengan kejadian migrain. Dislipidemia diperkirakan dapat memicu diseksitabilitas jaringan talamokortikal, pergerakan fungsi multi organ, hingga keadaan proinflamatori yang memicu aktivitas sistem trigeminovaskular dan hipotalamik yang menghasilkan manifestasi migrain.[9]

Bukti Ilmiah Kaitan Nyeri Kepala dan Dislipidemia

Sebuah studi kasus kontrol yang melibatkan 50 pasien migrain dan 50 kontrol mencoba mengevaluasi kaitan migrain dengan dislipidemia. Temuan menunjukkan bahwa di antara penderita migrain, 21 pasien (42%) memiliki kadar kolesterol tinggi dan 22 pasien memiliki kadar LDL tinggi (44%). Sementara itu, di antara subjek tanpa migrain, 12 subjek (24%) memiliki kadar kolesterol tinggi dan 12 (24%) memiliki kadar LDL tinggi. Studi ini menunjukkan asosiasi signifikan antara migrain dengan kadar kolesterol dan LDL yang tinggi. Meski demikian, studi ini memiliki jumlah sampel yang kecil, tidak menyajikan data odds ratio, dan tidak mampu menentukan hubungan kausal.[1]

Dalam sebuah studi potong lintang yang melibatkan 64 wanita pasien migrain, dilakukan pengukuran profil lipid dan episode migrain dalam 3 bulan terakhir. Hasil studi ini menunjukkan korelasi signifikan antara kadar kolesterol total dan trigliserida dengan frekuensi serangan migrain. Sama dengan studi yang dijelaskan sebelumnya, studi potong lintang ini juga memiliki sampel yang kecil dan tidak mampu menentukan hubungan kausal.[5]

Dalam sebuah meta analisis, dilakukan evaluasi terhadap data dari 16 studi kasus kontrol dan 1 studi potong lintang tentang kaitan dislipidemia dengan migrain. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien dengan migrain memiliki kadar LDL, kolesterol total, dan trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan kontrol sehat. Meski demikian, studi ini juga tidak dapat menentukan hubungan kausal dan memiliki generalibilitas yang rendah karena sebagian data yang dievaluasi berasal dari Turki.[8]

Kesimpulan

Beberapa studi observasional menunjukkan kaitan signifikan antara nyeri kepala migrain dengan dislipidemia. Meski demikian, studi observasional yang tersedia belum memiliki kualitas bukti yang tinggi dan tidak dapat menentukan hubungan kausal antara dislipidemia dengan migrain. Selain itu, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa pengobatan dislipidemia akan memperbaiki gejala nyeri kepala.

Oleh karenanya, walaupun bukti menunjukkan adanya korelasi antara nyeri kepala dan dislipidemia, dislipidemia tidak menyebabkan nyeri kepala. Sakit kepala harus dikelola tergantung pada sindrom sakit kepala yang diperoleh dari anamnesis. Dislipidemia dapat ditentukan dari tes laboratorium, dan kemudian pengobatan dimulai tergantung pada profil faktor risiko kardiovaskular.

Referensi