Masih terdapat perdebatan mengenai apakah olahraga bermanfaat dan aman dilakukan bagi pasien osteoarthritis lutut. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif kronis yang ditandai dengan gejala nyeri, pembengkakan, dan kekakuan di sekitar sendi. Pada osteoarthritis lutut, ada kekhawatiran bahwa olahraga dapat mempercepat kerusakan kartilago dan memperburuk nyeri sendi.[1-3]
Pendapat Tentang Manfaat dan Risiko Olahraga pada Osteoarthritis Lutut
Banyak pasien dan sebagian klinisi khawatir bahwa aktivitas fisik dapat mempercepat kerusakan struktur sendi pada osteoarthritis lutut, terutama akibat peningkatan beban mekanis pada kartilago yang sudah mengalami degenerasi. Meski demikian, ada juga yang berpendapat bahwa olahraga justru dapat meningkatkan fungsi sendi dan kualitas hidup pasien.[1-6]
Manfaat Olahraga pada Osteoarthritis Lutut
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh secara menyeluruh, bukan hanya fungsi lutut. Olahraga dapat meningkatkan fungsi kardiorespirasi, meningkatkan kekuatan otot, menstabilkan postur, dan meningkatkan kondisi psikologis. Dengan demikian, olahraga diharapkan menjadi terapi komplementer yang efektif dalam pengobatan osteoarthritis lutut.[3,7]
Sudah ada studi eksperimental yang menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan luas penampang otot, menurunkan kepadatan serat otot, meningkatkan daya dukung beban akhir, mengubah struktur tendon, menunda atrofi muskuloskeletal, menstabilkan sendi, menghambat peradangan, menurunkan aktivitas MMP-2 (matrix metaloproteinase), memulihkan disfungsi sel sinovial, serta mencegah degenerasi tulang rawan dan hilangnya tulang subkondral pada osteoarthritis.[3,5,7]
Risiko Melakukan Olahraga pada Osteoarthritis Lutut
Ada beberapa komorbiditas yang sering ditemukan pada pasien dengan osteoarthritis lutut, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hipertensi, diabetes tipe 2, dan obesitas. Oleh sebab itu, peresepan olahraga perlu disesuaikan dengan komorbiditas dan mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko terhadap komorbiditas yang dimiliki masing-masing pasien.[5,8,9]
Perlu diketahui pula bahwa sudah ada studi yang menunjukkan bahwa olahraga berjalan ≥30 menit secara kontinu pada pasien osteoarthritis lutut dapat meningkatkan beban mekanis sendi, yang akan secara signifikan memperberat nyeri sendi dibandingkan baseline. Sebagai alternatif, bisa dilakukan format berjalan secara interval, yakni dibagi beberapa sesi singkat dengan jeda istirahat, untuk membatasi peningkatan nyeri tanpa mengurangi volume latihan.[10]
Hal lain yang perlu dicatat adalah nyeri pada lutut bukan tanda untuk menghindari olahraga. Olahraga bisa dihentikan sementara jika ada peningkatan gejala nyeri, tanda peradangan lokal, atau munculnya tanda ketidakstabilan lutut saat berdiri atau bergerak. Selanjutnya, bisa dilakukan penyesuaian terhadap dosis dan tipe latihan, serta evaluasi terhadap kualitas olahraga yang dilakukan.[8,9]
Tinjauan Berbasis Bukti Mengenai Keamanan dan Efikasi Olahraga pada Osteoarthritis Lutut
Tinjauan Cochrane menganalisis 139 uji acak terkontrol (RCT) untuk mengevaluasi efikasi olahraga pada pasien osteoarthritis lutut. Hasil menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kontrol, olahraga secara konsisten memberikan perbaikan jangka pendek pada nyeri, fungsi fisik, dan kualitas hidup. Namun, tingkat kepastian bukti tergolong rendah-sedang dan perbaikan tidak mencapai ambang minimal important difference (MID) yang ditetapkan, sehingga manfaat klinisnya dianggap terbatas.[4]
Sementara itu, tinjauan sistematik lain yang mengevaluasi 19 studi intervensi dan membandingkan program olahraga dengan tanpa intervensi pada osteoarthritis lutut menunjukkan bahwa olahraga, khususnya latihan aerobik, penguatan otot, dan Pilates, efektif dan aman dalam mengurangi nyeri serta meningkatkan kekuatan otot.
Menurut tinjauan sistematik tersebut, program berbasis darat maupun air memberikan manfaat yang sebanding terhadap nyeri, fungsi fisik, dan kualitas hidup. Olahraga ditemukan akan optimal bila dijalankan 3–5 kali/minggu selama 8–12 minggu, dengan durasi sesi sekitar 1 jam.[5]
Temuan tersebut didukung oleh bukti lain dari suatu tinjauan sistematik payung. Menurut tinjauan payung ini, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa olahraga menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi fisik. Selain itu, ada bukti kualitas moderat yang mendukung manfaat olahraga terhadap perbaikan kualitas hidup, dan tidak ditemukan bukti bahwa olahraga hingga 10.000 langkah/hari mempercepat progresi osteoarthritis.[6]
Rekomendasi Olahraga Menurut Pedoman Klinis Tata Laksana Osteoarthritis Lutut
Pedoman klinis EULAR (The European League Against Rheumatism) secara tegas merekomendasikan bahwa semua pasien dengan osteoarthritis lutut perlu diberikan program olahraga, seperti latihan kekuatan, aerobik, fleksibilitas, maupun neuromotorik. Program ini harus disesuaikan dengan fungsi fisik individu, preferensi pasien, dan ketersediaan layanan lokal.
Menurut EULAR, bukti ilmiah yang mereka evaluasi menunjukkan bahwa berbagai bentuk olahraga, termasuk Tai Chi, yoga, bersepeda statis, latihan proprioseptif, dan latihan neuromuskular, memberikan efek positif kecil hingga sedang terhadap nyeri dan fungsi sendi. Meski demikian, tidak ada satu jenis olahraga yang bisa dianggap lebih unggul dari yang lain.
Dalam segi keamanan, efek samping olahraga pada osteoarthritis lutut umumnya ringan dan jarang terjadi. EULAR juga menekankan bahwa olahraga akan berkontribusi dalam menangani komorbiditas umum pasien osteoarthritis lutut, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes.[11]
Kesimpulan
Meski sering ada kekhawatiran bahwa olahraga dapat memperburuk keluhan dan menimbulkan progresi kerusakan pada osteoarthritis lutut, telah banyak bukti ilmiah yang menyangkal kekhawatiran tersebut. Beberapa tinjauan sistematik menunjukkan bahwa olahraga justru bermanfaat dan aman dilakukan bagi pasien osteoarthritis lutut. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan status kesehatan pasien secara keseluruhan.
Pedoman klinis dari The European League Against Rheumatism (EULAR) juga sudah merekomendasikan untuk memberi program olahraga pada seluruh pasien dengan osteoarthritis lutut. Pilihan olahraga yang dilakukan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, termasuk komorbiditas yang diderita, preferensi pasien, serta ketersediaan fasilitas.