Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Transplantasi Jantung general_alomedika 2025-10-16T11:44:05+07:00 2025-10-16T11:44:05+07:00
Transplantasi Jantung
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Transplantasi Jantung

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Komplikasi pasca transplantasi jantung dapat berupa reaksi penolakan, infeksi, vaskulopati allograft, keganasan, disfungsi organ lain, serta komplikasi umum pasca operasi seperti perdarahan. Kemajuan dalam terapi imunosupresi telah menurunkan angka penolakan hiperakut dan meningkatkan kesintasan jangka panjang, tetapi komplikasi kronis tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas.[2,6,9]

Reaksi Penolakan

Reaksi penolakan tetap menjadi salah satu penyebab utama kegagalan graft. Penolakan dibagi menjadi:

  • Hyperacute rejection: jarang terjadi sejak adanya cross-matching Terjadi akibat antibodi preformed resipien terhadap donor, menimbulkan kegagalan graft dalam hitungan menit–jam.

  • Acute cellular rejection (ACR): paling sering, dimediasi oleh sel T, ditandai infiltrasi limfosit dan nekrosis miosit.

  • Antibody-mediated rejection (AMR): akibat antibodi resipien terhadap antigen human leukocyte antigen (HLA) donor, memicu kerusakan endotel melalui aktivasi komplemen.

International Society for Heart and Lung Transplantation (ISHLT) tahun 2024 merekomendasikan kombinasi biopsi endomiokardial dan biomarker non-invasif (seperti donor-derived cell-free DNA) untuk deteksi dini penolakan.[6,9,20]

Infeksi

Infeksi merupakan penyebab mortalitas utama pada tahun pertama. Pada bulan pertama, penyebab tersering adalah bakteri nosokomial (misalnya Staphylococcus aureus, Pseudomonas, Klebsiella).

Setelah 1–6 bulan, infeksi oportunistik seperti CMV, EBV, jamur (Candida, Aspergillus) lebih dominan. Infeksi tetap menjadi ancaman seumur hidup karena imunosupresi kronis.[6,9,18]

Cardiac Allograft Vasculopathy (CAV)

CAV adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas jangka panjang. CVA merupakan panarteritis difus dengan penebalan intima arteri koroner, yang biasanya muncul dalam 1–5 tahun pertama. Faktor risiko meliputi penolakan berulang, usia donor tua, iskemia-reperfusi, antibodi anti-HLA, serta faktor risiko kardiovaskular tradisional.

Diagnosis standar tetap angiografi koroner tahunan, disertai pemeriksaan intravascular ultrasound (IVUS) dan optical coherence tomography (OCT) yang lebih sering untuk mendeteksi lesi dini.[9,20]

Keganasan

Keganasan adalah penyebab mortalitas tersering kedua jangka panjang setelah cardiac allograft vasculopathy (CAV). Risiko meningkat akibat imunosupresi kronis.

Karsinoma sel skuamosa kulit paling sering ditemukan (10% pada 5 tahun, 18% pada 10 tahun). Post-transplant lymphoproliferative disorder (PTLD), terkait EBV, juga cukup sering. Pencegahan dilakukan dengan skrining rutin kulit, kolorektal, prostat, payudara, dan serviks yang telah menjadi standar baru follow up pasca transplantasi jantung.[9,18,20]

Disfungsi Ginjal

Nefrotoksisitas akibat inhibitor calcineurin menyebabkan 10–15% pasien memerlukan terapi pengganti ginjal dalam 5 tahun. Penurunan eGFR <30 mL/min/1,73 m² meningkatkan risiko mortalitas 3–4 kali lipat.

Strategi modern melibatkan pengurangan dosis atau penggantian sebagian regimen dengan seperti inhibitor mTOR, yaitu sirolimus, everolimus.[9,18]

Hipertensi dan Hiperlipidemia

Sekitar 70% pasien mengalami hipertensi pasca transplantasi, sebagian besar terkait penggunaan imunosupresan siklosporin atau tacrolimus. Hiperlipidemia juga sering muncul akibat imunosupresi. Statin (pravastatin, rosuvastatin) direkomendasikan untuk rutin digunakan pasca transplantasi karena terbukti menurunkan risiko CAV dan meningkatkan survival.[9,18,19]

Diabetes Mellitus

Diabetes melitus pasca transplantasi seringkali terkait penggunaan steroid dan inhibitor calcineurin. Diabetes meningkatkan risiko CAV dan disfungsi ginjal, meskipun tidak secara langsung menurunkan survival keseluruhan.[18,19]

Kesintasan Pasca Transplantasi

Menurut ISHLT Registry 2023, median survival pasca transplantasi jantung pada pasien dewasa mencapai 12,5 tahun, sedangkan pasien anak mencapai 18 tahun. Kesintasan 1 tahun >85% pada dewasa, dan >90% pada anak.

Prognosis lebih baik pada pasien dengan indikasi transplantasi jantung adalah kardiomiopati iskemik dan non-iskemik. Sementara, prognosis lebih buruk ditemukan pada pasien penyakit jantung bawaan kompleks, kardiomiopati restriktif, atau retransplantasi. Usia donor tua, waktu iskemia >4–6 jam, serta penggunaan mechanical circulatory support pra-transplantasi juga meningkatkan risiko mortalitas dini.[6,9,20,21]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J. 2016;37(27):2129–2200.
6. Lund LH, Edwards LB, Kucheryavaya AY, et al. The registry of the International Society for Heart and Lung Transplantation: Thirty-first adult heart transplant report—2014. J Heart Lung Transplant. 2014;33(10):996–1008.
9. Taylor DO, Stehlik J, Edwards LB, et al. Registry of the International Society for Heart and Lung Transplantation: Twenty-seventh official adult heart transplant report—2010. J Heart Lung Transplant. 2010;29(10):1089–1103.
18. Zuckermann A, Wang SS, Johnson DE, et al. Immunosuppressive therapy in heart transplantation: principles and practice. Curr Opin Cardiol. 2005;20(2):129–134.
19. Lund LH, Edwards LB, Kucheryavaya AY, et al. The registry of the International Society for Heart and Lung Transplantation: Thirty-second official adult heart transplant report—2015. J Heart Lung Transplant. 2015;34(10):1244–1254.
20. Khush KK, Cherikh WS, Chambers DC, et al. The International Thoracic Organ Transplant Registry of the International Society for Heart and Lung Transplantation: 37th adult heart transplant report—2020. J Heart Lung Transplant. 2020;39(10):1003–1024.
21. Dew MA, Rosenberger EM, Myaskovsky L, et al. Depression and anxiety as risk factors for morbidity and mortality after organ transplantation: A systematic review and meta-analysis. Transplantation. 2015;100(5):988–1003.

Teknik Transplantasi Jantung
Edukasi Pasien Transplantasi Jan...

Artikel Terkait

  • Red Flag Edema Perifer
    Red Flag Edema Perifer
  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
  • Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular
    Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 September 2025, 11:45
Dilema pada pasien prolanis dengan gejala gagal jantung di FKTP
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dokter. Sy dokter di puskesmas. Sy memiliki px prolanis HT yg datang dg keluhan sesak memberat saat berbaring, edema pitting pada kaki, dan ronki di...
dr.Meidina
Dibalas 25 Juni 2025, 17:31
Sesak yang meningkat - ALOPALOOZA Jantung
Oleh: dr.Meidina
1 Balasan
ALO Dokter, ada pasien laki-laki 69 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak yang meningkat dalam 1 hari ini, terutama saat posisi...
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.