Pendahuluan ECMO & ECPR
Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) dan Extracorporeal Cardiopulmonary Resuscitation (ECPR) merupakan prosedur resusitasi jantung paru yang melibatkan sirkulasi dan oksigenasi buatan untuk menggantikan fungsi jantung dan paru secara mekanis. Tindakan ini dilakukan pada pasien gagal napas dan henti jantung yang tidak responsif terhadap terapi konvensional baik pada anak, dewasa, maupun lansia.
ECMO merupakan sistem pendukung mekanis yang memberikan dukungan hidup segera untuk gagal jantung atau pernapasan yang parah, sedangkan ECPR merupakan aplikasi spesifik ECMO yang dilakukan selama henti jantung untuk memulihkan sirkulasi pada pasien yang refrakter. ECMO dan ECPR bertujuan untuk mempertahankan sirkulasi dan oksigenasi sementara, dan memberi waktu bagi organ untuk pulih atau bagi dokter untuk melakukan tindakan definitif.[1,2]
Terapi konvensional atau conventional cardiopulmonary resuscitation (CCPR) pada henti jantung dan gagal napas, seperti kompresi dada, defibrilasi, serta obat-obat resusitasi, yang tidak segera mengalami return of spontaneous circulation (ROSC) dapat mengalami hipoksia progresif dan penurunan perfusi organ vital yang berdampak pada peluang kesintasan. Hal inilah yang mendorong dikembangkannya ECPR untuk memastikan perfusi organ memadai saat CCPR tidak berhasil.[3,4]
Alat ECMO terdiri dari pompa darah, oksigenator, dan heat exchanger yang dihubungkan dengan kanula drainase serta return cannulas. Darah dialirkan ke pompa dengan mekanisme sentrifugal untuk menciptakan gradien tekanan, melewati membran oksigenator untuk pertukaran gas, lalu dipanaskan kembali melalui heat exchanger sebelum dikembalikan ke sirkulasi pasien.[3,5]
Konfigurasi ECMO meliputi veno-venous (VV) untuk gagal napas dan veno-arterial (VA) untuk henti jantung, dengan implikasi berbeda pada oksigenasi dan hemodinamik. Efektivitas aliran dipengaruhi ukuran dan panjang kanula, sedangkan lapisan biokompatibel pada tubing menurunkan risiko inflamasi, trombosis, dan perdarahan.[3-5]
ECPR adalah tindakan penyelamatan henti jantung refrakter menggunakan VA ECMO melalui kanulasi perifer femoralis untuk menyediakan sirkulasi dan oksigenasi. Keberhasilan ditentukan oleh kecepatan inisiasi, idealnya ≤60 menit sejak henti jantung, serta pemantauan perfusi organ vital hingga penyebab kolaps tertangani.[2,3,6]