Pedoman Klinis Irigasi Nasal
Pedoman klinis prosedur irigasi nasal yang perlu diingat adalah indikasinya untuk penyakit sinonasal kronik maupun akut, kontraindikasinya untuk pasien dengan cedera wajah dan risiko aspirasi, serta teknik pemilihan larutan irigasi yang tepat. Larutan yang umum digunakan adalah larutan salin isotonik (0,9%) atau hipertonik (1,5–3%) dengan pH yang bervariasi antara 4,5–7. Penggunaan larutan hipotonik tidak disarankan.[1]
Studi terhadap 9 uji acak klinis terkontrol dengan 740 subjek pernah membandingkan efek larutan salin isotonik dengan hipertonik dan menyatakan bahwa larutan salin hipertonik memberikan manfaat perbaikan gejala yang lebih besar, tetapi memiliki efek samping minor yang lebih banyak. Efek samping yang mungkin timbul dari irigasi nasal adalah rasa perih di hidung dan epistaxis.[19]
Studi menunjukkan bahwa irigasi nasal efektif memperbaiki keluhan sinonasal dan bisa meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, saat ini uji-uji klinis yang ada memiliki jumlah sampel yang kecil dan tingkat bias yang cukup tinggi, sehingga studi lebih lanjut masih diperlukan.[1,7]