Indikasi Irigasi Nasal
Indikasi irigasi nasal adalah sebagai terapi adjuvan pada beberapa kasus sinonasal, terutama rhinosinusitis kronik. Selain itu, tindakan ini juga bisa dilakukan untuk infeksi saluran pernapasan atas akut dan rhinitis alergi meskipun memiliki bukti medis yang masih kurang konklusif dibandingkan untuk rhinosinusitis kronik.
Indikasi ini sesuai dengan pedoman European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps, BSACI Guideline for the Diagnosis and Management of Allergic and Non-allergic Rhinitis, dan American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery Clinical Practice Guideline in Adult Sinusitis.[3]
Rhinosinusitis Kronik
Rhinitis dan sinusitis kronik terutama terjadi pada orang dewasa dan umumnya terjadi pada orang dengan riwayat penyakit kronik saluran pernapasan, seperti cystic fibrosis atau primary ciliary dyskinesia.
Studi oleh Cochrane Collaboration mendapatkan hasil positif dari penggunaan irigasi nasal dengan 2% cairan salin pada kasus rhinosinusitis kronik, berupa 64% perbaikan gejala dan tingkat keparahan, penurunan penggunaan antibiotik dan nasal spray secara signifikan, serta peningkatan kualitas hidup.[2,7,8]
Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut
Studi pediatrik oleh Slapak et al yang mencakup 401 anak berusia 6–10 tahun dengan gejala influenza membagi anak menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1 dengan pengobatan standar berupa antipiretik, dekongestan, dan mukolitik, serta kelompok 2 dengan irigasi nasal menggunakan solusi electrodialyzed seawater.
Hasil menunjukkan penurunan sekresi dan obstruksi nasal secara signifikan pada kelompok 2 (skor rata-rata vs kelompok kontrol, 1,79 vs 2,10 dan 1,25 vs 1,58; p <0,05 untuk keduanya). Selain itu, ditemukan juga efek profilaksis yang secara signifikan terlihat dari kebutuhan yang lebih rendah terhadap penggunaan antipiretik (9% vs 33%), dekongestan hidung (5% vs 47%), mukolitik (10% vs 37%), dan antibiotik sistemik (6% vs 21%; p <0,05 untuk semua).[1]
Hasil yang positif juga dilaporkan pada penelitian Wang et al setelah penggunaan larutan salin untuk anak-anak dengan rhinosinusitis akut. Dibandingkan kelompok kontrol, anak-anak dengan irigasi nasal mengalami peningkatan uji nasal peak expiratory flow rate (nPEFR), peningkatan kualitas tidur, serta penurunan signifikan gejala rinore, kongesti nasal, gatal pada tenggorokan, dan batuk.[1]
Selain itu, pada satu randomized controlled trial yang mencakup 60 orang dewasa, dilaporkan bahwa mereka yang melakukan irigasi nasal setiap hari mengalami episode infeksi saluran pernapasan atas viral yang lebih jarang dan durasi gejalanya lebih pendek dibandingkan mereka yang tidak melakukan irigasi nasal.[2]
Namun, studi dari Cochrane menyimpulkan bahwa meskipun prosedur irigasi nasal berpotensi bermanfaat dalam memperbaiki gejala infeksi saluran napas atas akut, studi lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan tingkat bias yang lebih rendah masih diperlukan.[7]
Rhinitis Alergi
Irigasi nasal dengan larutan salin dilaporkan efektif sebagai terapi adjuvan pada 50% pasien dengan rhinitis alergi. Penggunaan tap water atau cairan yang bersifat hipotonik tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan edema dan memperburuk gejala kongesti nasal.[1,9]
Berdasarkan hasil suatu meta analisis yang mempelajari 10 studi (7 berupa uji klinis acak terkontrol) dengan variasi usia pasien, larutan irigasi nasal yang diberikan, dan bias, irigasi nasal dilaporkan dapat memberikan perbaikan gejala sekitar 3–70% bila dibandingkan baseline, mengurangi konsumsi obat, dan meningkatkan mucociliary clearance times.[1]
Uji klinis acak terkontrol oleh Nguyen et al terhadap 40 subjek berusia 18–99 tahun meneliti efektivitas irigasi nasal dengan larutan salin isotonik volume besar (240 ml) sebanyak 2 kali/hari selama 8 minggu. Irigasi ini digunakan sebagai terapi adjuvan kortikosteroid intranasal pada kasus rhinitis alergi. Hasil menunjukkan bahwa larutan salin isotonik dengan volume besar dan tekanan rendah secara signifikan meningkatkan kualitas hidup. Namun, jumlah sampel studi ini sangat sedikit.[10]
Penelitian lain oleh De Souza Campos Fernandes et al yang membandingkan 40 anak dengan nasal spray kortikosteroid dan prosedur irigasi nasal (larutan salin isotonik) melaporkan bahwa pemberian kortikosteroid terbukti efektif, irigasi nasal hanya sedikit efektif, dan penggabungan keduanya adalah yang paling efektif untuk kasus rhinitis alergi.[1,2]
Indikasi Lainnya
Beberapa ahli merekomendasikan irigasi nasal pada kasus rhinitis dalam kehamilan, perawatan pascaoperasi, sinonasal sarcoid, dan Wegener's granulomatosis. Namun, indikasi-indikasi ini masih belum memiliki basis bukti yang sufisien.[2]