Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Komplikasi Electroconvulsive Therapy general_alomedika 2020-02-25T13:46:52+07:00 2020-02-25T13:46:52+07:00
Electroconvulsive Therapy
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Electroconvulsive Therapy

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Komplikasi electroconvulsive therapy atau ECT bisa dibagi menjadi dua, yaitu sebagai efek terhadap sistem saraf dan efek terhadap fisik pasien.

ECT bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, peningkatan permeabilitas sawar darah otak. Pasien juga kadang melaporkan timbulnya efek samping pusing, konfusi, dan amnesia transien.[3] Komplikasi sistem saraf pusat berat yang jarang terjadi adalah delirium pasca ECT.[4]

Komplikasi fisik yang serius namun relatif jarang adalah dislokasi tulang atau fraktur. Beberapa pasien mengeluhkan mual, myalgia pasca ECT. Kejang akibat ECT juga bisa menimbulkan kerusakan di cavitas oral, misalnya pada gigi atau lidah.[3]

Beberapa komplikasi kardiovaskular dapat timbul, berupa:

  • Selama stimulus atau segera sesudahnya – sinus arrest, sinus bradikardi, atau hipotensi sebagai respon parasimpatik pada 10-15 pasca ECT. Hal ini terjadi akibat aktivasi respon parasimpatik akibat stimulasi nervus vagus
  • Selama kejang, takikardi dan hipertensi, sebagai akibat peningkatan tonus simpatis dan pelepasan katekolamin
  • Segera setelah kejang – penurunan denyut nadi dan tekanan darah dengan cepat untuk kembali ke kondisi sebelum ECT. Umumnya tekanan darah dan denyut nadi akan kembali normal dalam beberapa menit pasca kejang. Pada fase ini paling sering terjadi komplikasi kardiovaskular[4,10]

Efek Samping

Efek samping yang bisa terjadi pasca ECT adalah pusing, konfusi, amnesia transien, mual, kelelahan, dan myalgia.[3,4,10] Efek samping terhadap memori dan kognisi hanya muncul dalam jangka pendek dan tidak ada menetap.[6] Efek samping lain yang terjadi umumnya disebabkan oleh agen anestesi yang digunakan.[7]

Referensi

3. Kulkarni A, Manji M, Rayner I. Anaesthesia for electro-convulsive therapy. Anaesthesia Tutorial of The Week 2014; 306: 7. https://www.wfsahq.org/documents/306%20Anaesthesia%20for%20Electro-convulsive%20Therapy%20ECT.pdf
4. Queensland Health. Guideline for The Administration of Electroconvulsive Therapy. Australia: State of Queensland; 2018. [https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0028/444763/2018_Guideline-for-the-administration-of-Electroconvulsive-Therapy-v0.7.pdf]
6. Sackeim HA, Prudic J, Fuller R, Keilp J, Lavori PW, Olfson M. The Cognitive Effects of Electroconvulsive Therapy in Community Settings. Neuropsychopharmacol 2007;32:244–54. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16936712]
7. Andrade C, Arumugham SS, Thirthalli J. Adverse Effects of Electroconvulsive Therapy. Psychiatric Clinics of North America 2016;39:513–30. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27514303]
10. Kerner N, Prudic J. Current electroconvulsive therapy practice and research in the geriatric population. Neuropsychiatry 2014;4:33–54. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24778709]

Teknik Electroconvulsive Therapy
Edukasi Pasien Electroconvulsive...

Artikel Terkait

  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT) VS Antidepresan pada Penatalaksanaan Depresi
    Cognitive Behavioral Therapy (CBT) VS Antidepresan pada Penatalaksanaan Depresi
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Kesehatan Mental dalam Kondisi Pandemik Virus Corona
    Kesehatan Mental dalam Kondisi Pandemik Virus Corona
  • Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja
    Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
17 Maret 2022
Kaitan Resistensi Insulin dengan Gangguan Depresi Mayor - Artikel SKP
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Apakah dokter tahu? Tidak hanya diabetes melitus tipe 2, Gangguan depresi mayor (MDD) ternyata juga dilaporkan berhubungan dengan resistensi...
dr.Nailla Fariq Alfiani
13 Januari 2022
Penghentian amitriptilin - Jiwa Ask The Expert
Oleh: dr.Nailla Fariq Alfiani
2 Balasan
Selamat sore Dr. Citra, Sp.KJ. izin bertanya dok: seorang wanita mengalami depresi memperoleh amitriptilin selama 2 minggu. Saat minggu ke awal pasien...
Anonymous
13 Januari 2022
Kapan SSRI boleh dihentikan? - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo, dr. Theresia Citraningtyas, SpKJ,Ijin bertanya, dok. Pasien perempuan usia 39 tahun dengan post major depressive disorder dan premenstrual dysmorphic...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.