Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Spirometri general_alomedika 2022-10-20T08:14:51+07:00 2022-10-20T08:14:51+07:00
Spirometri
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Interpretasi Hasil
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Spirometri

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Teknik spirometri dilakukan untuk mengukur udara yang dapat diinspirasi dan diekspirasi untuk menilai fungsi paru. Beberapa aktivitas harus dihindari sebelum melakukan pemeriksaan fungsi paru ini, misalnya merokok, menggunakan vape atau shisha 1 jam sebelumnya, mengonsumsi alkohol 8 jam sebelumnya, serta  berolahraga berat 1 jam sebelumnya.[1,9]

Persiapan Pasien

Sebelum melakukan spirometri, perlu dilakukan pendataan mengenai usia, berat badan, dan tinggi badan pasien. Usia yang dimaksud adalah usia saat melakukan spirometri dari tanggal lahir, dengan desimal 1 angka di belakang koma. Selain itu, tinggi badan dan berat badan ditulis dengan 1 angka di belakang koma dengan meminta pasien terlebih dahulu melepaskan sepatu dan aksesoris yang digunakan sebelum dilakukan pengukuran. Dari tinggi badan dan berat badan, dilakukan pengukuran body mass index (BMI) dengan satuan kg/m2.[1,2]

Jenis kelamin dan etnis perlu dilaporkan, karena hal ini juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi prediksi ukuran paru. Hal ini bertujuan untuk menjaga akurasi pemeriksaan.[1]

Terdapat beberapa aktivitas yang harus dihindari sebelum melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri, yaitu:

  • Merokok atau menggunakan vape atau shisha dalam 1 jam sebelum melakukan tes fungsi paru untuk menghindari bronkokonstriksi akut karena inhalasi asap
  • Mengonsumsi intoksikan, misalnya alkohol, dalam 8 jam sebelum melakukan tes untuk menghindari gangguan koordinasi dan efek samping yang ditimbulkan dari intoksikan tersebut
  • Melakukan olahraga berat dalam 1 jam sebelum melakukan tes untuk menghindari exercise-induced bronchoconstriction

  • Menggunakan pakaian yang terlalu ketat atau yang dapat membatasi ekspansi dada dan abdomen yang maksimal untuk menghindari restriksi eksternal
  • Pasien yang menggunakan gigi palsu dapat tetap menggunakannya pada saat pemeriksaan, karena melepaskan gigi palsu akan meningkatkan FVC sampai dengan 0,080 liter dan hal ini dapat menyebabkan bias hasil pemeriksaan
  • Pasien yang menggunakan bronkodilator disarankan untuk menunda penggunaanya apabila tujuan tes adalah untuk mengetahui kondisi paru yang mendasari. Namun, apabila tujuannya untuk mengetahui keberhasilan terapi, maka bronkodilator tidak perlu ditunda
  • Pada pasien dengan riwayat torakotomi, penyembuhan tendon dan otot pasca operasi sampai mencapai fungsi normalnya membutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu, sehingga jangka waktu ini perlu diperhatikan pada mereka yang akan melakukan spirometri
  • Pada pasien yang baru menjalankan operasi kraniotomi, pemeriksaan spirometri harus ditunda sampai 3-6 minggu pasca operasi
  • Pasien dengan emboli paru boleh melakukan pemeriksaan spirometri apabila pasien sudah berada dalam terapi antikoagulan minimal 2 minggu, karena dengan terapi antikoagulan risiko kematian berkurang dari 30% menjadi 1-2%
  • Pada pasien dengan efusi pleura, spirometri disarankan dilakukan dalam 24 jam setelah melakukan drainase cairan efusi. Pada pasien-pasien ini perlu diinformasikan pula bahwa pemeriksaan spirometri akan memberikan rasa tidak nyaman seperti sesak dan nyeri pleuritik.
  • Pada pasien dengan riwayat infark miokard disarankan untuk melakukan tes fungsi paru 1 bulan setelah serangan infark miokard[1,9]

Operator harus mencatat tipe dan dosis obat yang sedang digunakan, baik obat inhalasi, oral, atau injeksi yang dapat merubah fungsi paru dan kapan terakhir penggunaan obat tersebut. Operator juga harus mencatat apabila pasien batuk, bersin, sesak, atau terlihat sianosis pada saat dilakukan pemeriksaan.[1]

Peralatan

Spirometri membutuhkan spirometer yang telah dikalibrasi dengan baik sebelum melakukan tes atau setiap hari. Apabila menggunakan in-line filter pada spirometri, maka harus dilakukan rekalibrasi. Apabila terdapat perubahan faktor kalibrasi ≥6% atau bervariasi lebih dari +/-2SD dari mean, bersihkan spirometri sesuai ketentuan pabrik dan kalibrasi ulang.[1,2]

Sebelum melakukan pemeriksaan, spirometri harus dipastikan berada pada zero level. Alat-alat yang dibutuhkan adalah:

  • Spirometer dan PFT (Pulmonary Function Test) kit
  • Face mask
  • Syringe untuk kalibrasi, terbentuk dari 3 liter metal silinder dengan piston dengan rubber seal

  • Monitor suhu atau barometrik
  • Selang spirometri dari bahan plastik yang selalu diganti dan dibersihkan
  • Stadiometer dan timbangan untuk mengukur tinggi badan dan berat badan
  • Bangku dengan pegangan
  • Tempat sampah infeksius
  • Tempat untuk PFT kit
  • Tempat untuk selang bersih
  • Sarung tangan non latex untuk alat pelindung diri pemeriksa
  • Tissue
  • Baterai 9 volt (untuk weather station)[8]

PFT (Pulmonary Function Test) kit terdiri dari:

  1. Mouthpiece
  2. Klip hidung dengan padding, penggunaan klip hidung pada beberapa pasien akan memberikan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi hasil spirometri, sehingga penggunaan klip hidung lebih direkomendasikan pada mereka yang diperkirakan dapat mengalami nasal leakage pada saat pemeriksaan
  3. Filter [8]

Kontrol Infeksi

Setiap selesai melakukan pemeriksaan, operator harus mencuci tangan. Selain itu, seluruh filter bakteri-virus harus dibuang sendiri oleh pasien pada akhir test. Untuk pasien yang infeksius, spirometri dilakukan pada urutan akhir dan alat-alat yang digunakan harus dilepaskan dan disterilisasi atau diganti sebelum digunakan kembali.[2]

Posisi Pasien

Posisi pasien pada pemeriksaan spirometri adalah duduk tegak. Tidak ada perbedaan udara yang dapat dikeluarkan pada posisi duduk dibandingkan dengan posisi berdiri selama pasien duduk dengan tegak. Saat duduk tegak, telapak kaki flat pada lantai dengan tungkai tidak disilangkan.[2,8]

Gunakan kursi dengan pegangan, untuk mencegah pasien jatuh karena pusing, goyang/oleh, atau pingsan akibat melakukan ekspirasi maksimal. Pasien tidak boleh memfleksikan leher pada saat pemeriksaan karena dapat meningkatkan resistensi jalan napas.[2,8]

Prosedural

Sebelum memulai prosedur, pemeriksa perlu memastikan bahwa pasien memahami manuver yang harus dilakukan selama pemeriksaan spirometri. Prosedur pemeriksaan spirometri adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksan mencuci tangan
  2. Persiapkan pasien dan minta pasien cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer

  3. Konfirmasi identitas pasien, seperti nama, usia, jenis kelamin, dan etnis
  4. Ukur berat dan tinggi badan
  5. Tanyakan aktivitas yang pasien lakukan sebelum pemeriksaan yang bisa mempengaruhi hasil
  6. Tanyakan obat-obatan yang digunakan dan apakah ada kontraindikasi melakukan spirometri
  7. Catat gejala pada sistem respirasi
  8. Instruksikan dan demonstrasikan prosedur pemeriksaan
  9. Pastikan pasien memahami instruksi dan bersedia melakukan pemeriksaan
  10. Lakukan manuver
  11. Ulangi instruksi jika diperlukan, sambil menyemangati pasien
  12. Ulangi manuver setidaknya 3 kali, biasanya tidak melebihi 8 kali pada pasien dewasa[1]

Instruksi Prosedur Spirometri

Pasien harus diberikan instruksi sejelas-jelasnya, yang harus disertai demonstrasi, terkait prosedur pemeriksaan, yaitu:

  • Tunjukkan cara memakai mouthpiece dan noseclip

  • Tunjukkan postur yang baik pada pasien dengan kepala sedikit dielevasi
  • Lakukan inspirasi hingga terasa sangat penuh
  • Ekspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat kosong
  • Inspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat penuh[1]

Manuver Prosedur Spirometri

Manuver pemeriksaan spirometri meliputi:

  • Pasien memposisikan diri dengan postur yang tepat
  • Pasang nose clip dan mouthpiece, dan tutup bibir dengan rapat di sekitar mouthpiece

  • Bernapas secara normal
  • Lakukan inspirasi secara komplit dan cepat dengan perhentian <2 detik pada total lung capacity (TLC)
  • Ekspirasi dengan usaha maksimal hingga tidak ada lagi udara bisa dikeluarkan sambil tetap berada di postur yang tegap
  • Inspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat penuh[1]

Inspirasi Maksimal

Pasien harus diberitahu bahwa inspirasi maksimal akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Cara mengetahui bahwa pasien telah melakukan inspirasi maksimal adalah respon mengangkat alis atau jarak kedua mata seperti “melebar” dan terkadang kepala dapat sedikit bergetar. Apabila pasien terlihat nyaman, maka kemungkinan besar pasien tersebut belum melakukan inspirasi maksimal. Dalam hal ini, operator berperan memberikan dorongan kepada pasien.[1]

Ekspirasi Maksimal

Pada saat inflasi maksimal, pasien harus diminta untuk membuang udara inspirasi dengan kencang, bukan hanya dengan “ditiup”. Untuk memastikan bahwa pasien sudah melakukan usaha maksimal, operator harus mengobservasi pasien dan display pada komputer. Sistem pada spirometri harus memberikan signal apabila pasien sudah mencapai plateau atau forced expiratory time (FET) sudah mencapai 15 detik.[1,10]

Inspirasi Maksimal Setelah Paksaan Ekspirasi

Saat menyelesaikan ekspirasi paksa, pasien harus tetap mempertahankan mouthpiece, dan operator harus mendorong untuk mulai melakukan inspirasi total sampai paru terasa penuh dengan udara. Hal ini dilakukan untuk mengukur inspiratory vital capacity (IVC).[1,2,16]

Vital Capacity (VC)

Untuk mengukur vital capacity (VC), pasien menarik napas dalam sebanyak mungkin secara perlahan, dan kemudian dihembuskan dengan tenang selama mungkin sampai dirasakan tidak ada udara yang tertinggal. Nose clip dibutuhkan untuk VC, karena udara dapat “bocor” keluar karena aliran yang rendah.[2]

Pada pengukuran VC, udara inspirasi dapat diinhalasi secara perlahan (Slow Inspiratory Vital Capacity/SIVC). Metode ini lebih dianjurkan untuk mengukur VC, terutama pada penyakit paru obstruktif.[16]

Spirometri Pada Pasien Yang Menggunakan Bronkodilator

Pertama, dilakukan spirometri prebronkodilator untuk mengetahui FEV1 dan FVC yang dapat dicapai tanpa pemberian bronkodilator. Kemudian bronkodilator diberikan sesuai dengan jenis dan dosis yang telah dianjurkan. Post bronkodilator dilakukan ≥3 kali tes dengan nilai FEV1 dan FVC yang memenuhi kriteria.[1]

Dari seluruh nilai FEV1 dan FVC yang didapatkan, diambil nilai yang terbesar pada pre dan post bronkodilator. Kemudian rasio FEV1/FVC dihitung dengan angka tersebut.

Tes Reversibilitas

Tes reversibilitas biasanya dilakukan pada saat melakukan diagnosis asthma. Spirometri dilakukan setelah bronkodilator diberikan (15-30 menit sebelum dilakukan tes). Perbaikan fungsi paru didefinisikan dengan minimal perbaikan FEV1 12% dari baseline dan 200 ml. Apabila terdapat peningkatan ≥ 400 ml pada FEV1 post bronkodilator, sangat sugestif asthma. Tapi apabila peningkatan FEV1 tidak mencapai angka ini, maka belum tentu diagnosis asthma dapat dieksklusi.[2]

Follow Up

Follow up pada pemeriksaan spirometri dilakukan tergantung dari interpretasi hasil spirometri. Apabila hasil spirometri normal, maka follow up dilakukan berdasarkan faktor risiko pasien. Apabila diperlukan, pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis berdasarkan dugaan diagnosis yang didapatkan.

Pasien harus diinformasikan mengenai interpretasi hasil spirometri dan apakah hal tersebut normal atau tidak. Apabila tidak, maka pasien harus dijelaskan dan diberikan terapi awal sesuai dengan kompetensi dokter.[1]

 

Referensi

1. Graham BL, Steenbruggen I, Miller MR, et al. Standardization of Spirometry 2019 Update. An Official American Thoracic Society and European Respiratory Society Technical Statement. Am J Respir Crit Care Med. 2019 Oct 15;200(8):e70–88.
2. Moore VC. Spirometry: step by step. Breathe. 2012 Mar 1;8(3):232–40.
3. Lopes AJ. Advances in spirometry testing for lung function analysis. Expert Rev Respir Med. 2019 Jun 3;13(6):559–69.
5. Ponce MC, Sharma S. Pulmonary Function Tests. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482339/
7. Ali MA, Islam MS, Majumdar SC, et al. Role of Spirometry in Early Diagnosis of COPD among Smokers. TAJ J Teach Assoc. 2019 Aug 22;32(1):33–8.
8. Aggarwal AN, Agarwal R, Dhooria S, et al. Joint Indian Chest Society-National College of Chest Physicians (India) guidelines for spirometry. Lung India. 2019 Apr 1;36(7):1.
9. Cooper BG. An update on contraindications for lung function testing. Thorax. 2011 Aug 1;66(8):714–23.
10. Hill S, Winter R. A Guide to Performing Quality Assured Diagnostic Spirometry. Jt Natl Dir Respir Dis. 2013;
12. Wanger J, Clausen JL, Coates A, et al. Standardisation of the measurement of lung volumes. Eur Respir J. 2005 Sep 1;26(3):511–22.
13. Lofrese JJ, Lappin SL. Physiology, Residual Volume. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493170/
14. Hopkins E, Sharma S. Physiology, Functional Residual Capacity. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500007/
15. Stanojevic S, Wade A, Stocks J, et al. Reference Ranges for Spirometry Across All Ages. Am J Respir Crit Care Med. 2008 Feb 1;177(3):253–60.
16. Lutfi MF. The physiological basis and clinical significance of lung volume measurements. Multidiscip Respir Med. 2017 Feb 9;12(1):3.
17. Castellan RM, Cummings K, Hill C, et al. Spirometry quality assurance: common errors and their impact on test results. U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Centers for Disease Control and Prevention, National Institute for Occupational Safety and Health; 2012 Jan. https://www.cdc.gov/niosh/docs/2012-116/
18. Chair. Spirometry (Paediatric) Respiratory Science. Queensland Heallth Guideline. 2012. https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0031/147478/qh-gdl-393.pdf
19. Jat KR. Spirometry in children. Prim Care Respir J. 2013 Jun;22(2):221–9.
20. Respiratory Health Spirometry Procedures Manual. Natl Health Nutr Exam Surv NHANES. 2008 Jan;76.
21. Shin SH, Shin B, Kang D, et al. Restrictive Spirometric Pattern and Postoperative Pulmonary Complications Following Non-cardiothoracic Surgery. Sci Rep. 2019 Sep 4;9(1):1–9.
22. Kritek P. Stick with the Guideline-Recommended Threshold of 0.70 to Diagnose Airway Obstruction. 2019. https://www.jwatch.org/na49416/2019/07/09/stick-with-guideline-recommended-threshold-070-diagnose
23. Wells, Joo. COPD and asthma: Diagnostic accuracy requires spirometry. MDedge Fam Med. 2019 Mar 1;68(2):76–81.
24. O’Donnell DE, Webb KA, Neder JA. Lung hyperinflation in COPD: applying physiology to clinical practice. COPD Res Pract. 2015 Sep 7;1(1):4.
25. Ferguson GT. Why Does the Lung Hyperinflate? Proc Am Thorac Soc. 2006 Apr 1;3(2):176–9.
26. Andreeva E, Pokhaznikova M, Lebedev A, et al. Spirometry is not enough to diagnose COPD in epidemiological studies: a follow-up study. Npj Prim Care Respir Med. 2017 Nov 14;27(1):1–9.
27. Holt NR, Thompson BR, Miller B, et al. Substantial variation exists in spirometry interpretation practices for airflow obstruction in accredited lung function laboratories across Australia and New Zealand. Intern Med J. 2019 Jan 1;49(1):41–7.
28. Schermer TR, Robberts B, Crockett AJ, et al. Should the diagnosis of COPD be based on a single spirometry test? Npj Prim Care Respir Med. 2016 Sep 29;26(1):1–8.

Kontraindikasi Spirometri
Interpretasi Hasil Spirometri

Artikel Terkait

  • 3 Interaksi Obat – Penyakit yang Perlu Diwaspadai
    3 Interaksi Obat – Penyakit yang Perlu Diwaspadai
  • Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
    Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 hari yang lalu
Algoritman terapi ISPA, asma, dan bronkiolitis pada anak usia di bawah 2 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya....Adakah yg memiliki algoritma terapi ISPA atau asma/bronkiolitis pada anak 2 th ke bawah?Adakah yg memiliki cttn dosis combivent...
Anonymous
23 Desember 2022
Obat asma yang aman untuk ibu hamil - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Thomas,Sp.OG, apa saja obat asma yang aman untuk ibu hamil terutama pada trisemester pertama?Terimakasih dok🙏
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.