Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Nonrebreathing Oxygen Face Mask general_alomedika 2021-10-04T12:25:08+07:00 2021-10-04T12:25:08+07:00
Nonrebreathing Oxygen Face Mask
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Nonrebreathing Oxygen Face Mask

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Teknik non-rebreathing oxygen mask (NRM) yang benar meliputi pemasangan selang ke sumber oksigen, memastikan kantung reservoir mengembang, dan memastikan terdapat katup satu arah yang berfungsi baik. Ubah laju aliran oksigen menjadi 10-15 liter per menit dan letakkan sungkup pada wajah pasien, menutupi hidung dan mulut. Gunakan tali elastis untuk menahan sungup.

Teknik pemberian NRM juga mencakup penilaian kondisi klinis pasien yang berisiko mengalami hipoksia atau hipoksemia, disertai pencatatan bukti klinis yang mendukung penilaian dokter (misalnya pencatatan kondisi di rekam medis secara lengkap, hasil pengukuran oksimeter, dan analisis gas darah). Pengamanan segala instrumen yang terhubung dengan NRM dan penghubung ke suplai oksigen utama dan pemantauan perkembangan kondisi klinis berkala juga harus dilakukan.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien yang akan mendapatkan terapi oksigen secara umum maupun yang diberikan melalui NRM dimulai dengan evaluasi kegawatdaruratan sesuai prinsip pengamanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Jika pasien mengalami kondisi kritis, tindakan pengamanan jalan napas dan resusitasi harus dilakukan sebelum survei sekunder.

Hal lain yang juga penting dalam tatalaksana pasien dengan hipoksemia adalah mencari penyebab dasar hipoksemia, karena pemberian terapi oksigen hanya membantu mengurangi efek hipoksemia namun tidak mengobati penyebab dasarnya. [2]

Setelah kegawatdaruratan akut dievaluasi dan diatasi, dilakukan penilaian dan pencatatan laju pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, suhu, dan saturasi oksigen darah (SpO2). Penelusuran riwayat medis dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan hampir bersamaan guna mengoptimalkan waktu pemeriksaan agar diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat.

Pada pasien yang mengalami gangguan kesadaran serta agitasi tanpa sebab yang jelas, maupun pasien yang mengalami syok atau hipotensi, pemeriksaan analisis gas darah arteri harus dilakukan.

Setelah evaluasi klinis awal, NRM dapat digunakan. Jelaskan secara singkat pada pasien bahwa sungkup oksigen akan dipasang pada wajah mereka untuk membantu bernapas. NRM dapat digunakan untuk pasien konfusi atau penurunan kesadaran yang bernapas spontan dan dicurigai mengalami hipoksemia, tetapi perlu dilakukan pemantauan terhadap status mental.

Peralatan

Non-rebreathing oxygen mask (NRM) merupakan peralatan utama yang diperlukan dalam terapi oksigen menggunakan NRM. NRM terdiri atas sebuah sungkup oksigen yang menutup bagian mulut serta hidung pasien yang terhubung dengan reservoir oksigen yang menerima suplai oksigen dari luar, serta lubang masuk penghubung antara suplai oksigen luar dengan reservoir.

Antara ujung distal sungkup oksigen dan leher reservoir terdapat struktur pegas yang berfungsi sebagai jalan udara dari reservoir menuju sungkup pasien. Pada sambungan antara pegas dan ujung distal sungkup terdapat katup satu arah yang mengatur arah aliran oksigen agar hanya menuju ke bagian sungkup saja. [5] Selain itu, bila memungkinkan, oksimeter denyut nadi, elektroda EKG, dan sfigmomanometer dipasang sesuai indikasi untuk memantau tanda vital pasien selama terapi oksigen berlangsung.

Posisi Pasien

Setelah menjelaskan tujuan, manfaat, dan risiko terapi oksigen yang akan diberikan kepada pasien, serta memperoleh persetujuan medis tentang pemasangan NRM, posisi pasien dibuat senyaman mungkin dalam posisi setengah duduk atau duduk di atas kursi. Mengingat oksigen tak dapat mengalir melalui jalan napas yang penuh oleh sekresi, pastikan bahwa langkah-langkah evakuasi sputum telah dilakukan, misalnya memastikan agar rongga mulut tetap lembab, menyediakan pot sputum atau tisu, serta menilai pasien secara rutin untuk melihat kemampuan pasien dalam menarik napas dalam serta mengeluarkan dahak melalui batuk. [6]

Prosedural

Apabila persetujuan medis telah didapatkan untuk melakukan pemasangan non-rebreathing oxygen mask (NRM), maka prosedur pemasangan NRM dapat dilanjutkan sebagai berikut:

  1. Pasang alat humidifikasi bilamana diperlukan pada sambungan ke sistem suplai oksigen. Hal ini bertujuan untuk menghindari masuknya oksigen dan udara kering ke jalan napas dan paru-paru serta membuat pasien merasa lebih nyaman.
  2. Lalu, sambung selang penghubung ke humidifier atau suplai oksigen lainnya (misalnya tabung oksigen) sementara ujung lain dari selang dihubungkan ke sambungan di sungkup NRM.
  3. Putar kenop meteran arus oksigen dan sesuaikan kecepatan aliran oksigen sesuai kebutuhan. Untuk NRM, pasang oksigen dengan kecepatan aliran 10-15 liter per menit.
  4. Tekan katup yang terdapat antara reservoir dengan sungkup NRM menggunakan jari untuk memastikan bahwa oksigen masuk dan mengisi reservoir dengan baik, kemudian lepaskan jari dari katup tersebut apabila reservoir terisi dengan baik.
  5. Selanjutnya, perlahan-lahan remas reservoir untuk mengosongkan oksigen yang telah mengisi reservoir agar keluar melalui katup. Ini bertujuan untuk menilai patensi katup NRM. Apabila katup berfungsi baik, maka udara dengan mudah keluar dari reservoir melewati katup menuju sungkup NRM. Jika terdapat gangguan pengosongan reservoir, hal ini mengindikasikan adanya malfungsi katup dan NRM sebaiknya diganti dengan yang baru.
  6. Jika fungsi katup dan pengosongan reservoir telah dipastikan baik, pasang sungkup NRM dengan benar sedemikian hingga bagian sungkup menutupi tulang hidung di bagian superior dan dagu di bagian inferior. Sesuaikan kerapatan sungkup dengan mendekatkan klip yang terdapat pada bagian sungkup yang menutup hidung.
  7. Pastikan karet sungkup NRM tidak terlalu ketat namun cukup untuk menjaga sungkup tetap pada tempatnya. Pemasangan sungkup terlalu ketat dapat berisiko menimbulkan lecet pada bagian kulit wajah dan telinga yang dilewati karet sungkup.
  8. Buat pasien merasa tenang dan nyaman selama pemberian terapi oksigen sambil melakukan pencatatan dan pemantauan tanda vital, usaha napas, perubahan warna kulit di ujung jari, saturasi oksigen, dan kesadaran.
  9. Lakukan pemantauan analisis gas darah sebelum dan selama pemberian terapi oksigen menggunakan NRM sesuai kebutuhan.
  10. Pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan NRM apabila pasien merasa tidak nyaman, gelisah, atau mulai menunjukkan perbaikan gejala klinis yang diharapkan.
  11. Titrasikan oksigen menjadi kadar terendah yang dapat mempertahankan saturasi >88% atau pO2 100 mmHg. Penggunaan NRM kemudian diturunkan menjadi sungkup biasa dan nasal kanul. [2,6,7]

Follow up

Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah memastikan non-rebreathing oxygen mask(NRM) terpasang dengan benar adalah:

  1. Awasi pencapaian target saturasi oksigen yang optimal sesuai kondisi pasien. Pada pasien dengan risiko gagal napas hiperkapnia, target saturasi oksigen yang aman adalah 88-92%, sedangkan untuk pasien yang tidak memiliki risiko tersebut target saturasi oksigen antara 94-98%.
  2. Lakukan penilaian dan pencatatan semua tanda vital, termasuk laju pernapasan, oksimetri denyut nadi, tanda-tanda distres pernapasan (mengi, stridor, penggunaan otot bantu napas), perubahan warna ujung jari dan kuku, serta tingkat kesadaran.
  3. Evaluasi permasalahan teknis yang mungkin muncul terkait NRM apabila kondisi pasien tidak membaik atau cenderung memburuk. Permasalahan teknis ini mencakup oklusi air pada selang penghubung humidifier dengan sungkup NRM, selang yang terpuntir atau bengkok, kebocoran pada reservoir, disfungsi katup NRM, disfungsi meteran oksigen di humidifier, serta pemasangan humidifier yang tidak rapat terhadap suplai oksigen sentral.
  4. Lakukan perawatan mulut untuk menjaga higiene rongga mulut, kecukupan asupan cairan, serta kebersihan sungkup selama penggunaan NRM. Apabila bibir atau hidung kering selama penggunaan NRM, gunakan pelembab atau krim berbahan dasar air untuk melembabkannya.
  5. Apabila terdapat rencana penghentian terapi oksigen, lakukan hal ini secara gradual dengan menurunkan kecepatan aliran oksigen sambil memantau tanda vital dan usaha napas guna mencegah terjadinya hipoksemia balasan.
  6. Jika oksigen yang dibutuhkan untuk menghasilkan target saturasi adalah 10 liter per menit, maka NRM dapat diganti menjadi sungkup biasa atau nasal kanul. [2,8]

Referensi

2. British Thoracic Society Emergency Oxygen Guideline Group. BTS Guidelines for oxygen use in adults in healthcare and emergency settings. Br Thorac Soc [Internet]. 2015;72(November 2015):1–214. Available from: www.brit-thoracic.org.uk
5. Vroman H. Non-rebreathing oxygen mask [Internet]. Google Patents; 1996. Available from: https://www.google.com/patents/US5492114
6. Oude Nijhuis JC, Haane DYP, Koehler PJ. A review of the current and potential oxygen delivery systems and techniques utilized in cluster headache attacks. Cephalalgia. 2016;36(10):970–9.
7. Jevon P. Emergency oxygen therapy in the dental practice: Administration and management. Br Dent J [Internet]. 2014;216(3):113–5. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/bdjteam.2014.45
8. Robinson A, Ercole A. Evaluation of the self-inflating bag-valve-mask and non-rebreather mask as preoxygenation devices in volunteers. BMJ Open. 2012;2(5):1–5.

Kontraindikasi Nonrebreathing Ox...
Komplikasi Nonrebreathing Oxygen...

Artikel Terkait

  • Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
    Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
  • Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
    Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
  • Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
    Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
  • Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
    Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Roshni Manwani
29 September 2021
Video Alomedika - Penggunaan Non-Rebreathing Mask
Oleh: dr.Roshni Manwani
2 Balasan
ALO Dokter, Apakah Dokter masih ingat cara kerja dan komponen dari non-rebreathing mask? Non-rebreathing mask (NRM) adalah alat untuk mengalirkan oksigen...
dr.Roshni Manwani
25 Agustus 2021
Terapi oksigen pada pasien dengan riwayat jantung apakah berbeda - Anestesi Ask The Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
Alo dr. Aripandi, Sp.An, Apakah yang membedakan terapi oksigen pada pasien dengan riwayat jantung dengan pasien lainnya? Pemberian oksigen berlebih bisa...
Anonymous
25 Agustus 2021
Facemask yang beredar di pasaran apakah efektif digunakan - Anestesi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Aripandi SpAn, ijin berdiskusi.. Di apotek2 ada dijual facemask yang dibawahnya bolong, sepertinya untuk alat nebulasi. Karena facemask biasa tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.