Komplikasi Nonrebreathing Oxygen Face Mask
Komplikasi yang dapat muncul akibat penggunaan non-rebreathing oxygen mask (NRM) sebagai metode terapi oksigen sangat berkaitan dengan komplikasi dari terapi oksigen pada umumnya, yakni gagal napas hiperkapnia (retensi karbon dioksida), hipoventilasi, atelektasis absorpsi, dan toksisitas oksigen. [2,9]
Gagal Napas Hiperkapnia
Gagal napas hiperkapnia dapat dicegah dengan mengenali kelompok pasien yang berisiko tinggi terhadap komplikasi tersebut, yaitu pasien yang mendapat terapi oksigen jangka panjang, memiliki obstruksi jalan napas permanen akibat bronkiektasis, pasien PPOK, mempunyai jaringan parut luas di paru-paru akibat tuberkulosis, obesitas morbid, mengalami penyakit neuromuskular, atau overdosis opiat dan benzodiazepin. [2]
Toksisitas Oksigen
Toksisitas oksigen dapat dikenali dari beberapa gejala dan tanda seperti batuk, nyeri dada substernal, sesak, ronki basah, hipoksemia arterial progresif, infiltrat paru bilateral, yang sangat sulit dibedakan dari manifestasi akibat perjalanan penyakit paru itu sendiri. Namun, penanda utamanya biasanya adalah progresivitas hipoksemia arterial.
Langkah terbaik untuk penanganan toksisitas oksigen adalah dengan mencegahnya melalui pemantauan ketat selama terapi oksigen menggunakan NRM serta memberi target oksigenasi arterial (SaO2) lebih dari 90% pada FiO2 minimal. [6]
Komplikasi Alat
Komplikasi akibat kegagalan alat dapat berupa kegagalan reservoir mengembang dan kegagalan katup satu arah. Alat yang bermasalah akan menyebabkan hipoksemia tidak teratasi.