Kontraindikasi Nonrebreathing Oxygen Face Mask
Pada dasarnya penggunaan non-rebreathing oxygen mask (NRM) tidak memiliki kontraindikasi absolut. Namun, ada beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko toksisitas oksigen dan hiperoksemia, atau penyalahgunaan terapi oksigen.
Retensi Karbon Dioksida
Pasien yang berisiko mengalami toksisitas oksigen biasanya adalah pasien yang berisiko terhadap retensi karbondioksida seperti pasien dengan riwayat paru obstruktif kronik (PPOK), obesitas berat, fibrosis kistik, deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan bronkiektasis.
Retensi karbondioksida ditandai oleh gejala berupa sakit kepala, kurang nafsu makan, muka memerah dan akral hangat akibat vasodilatasi berlebihan, bounding pulse, pusing, flapping tremor, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga koma. Pada kelompok pasien tersebut, penggunaan NRM tidak secara mutlak dilarang, namun sebaiknya diwaspadai dan target saturasi oksigen sebaiknya antara 88% hingga 92% sampai hasil analisis gas darah tersedia. [2]
Penggunaan Tidak Kontinyu
Selain itu, penggunaan NRM sebaiknya dihindari pada pasien yang berisiko untuk tidak menggunakan NRM secara kontinyu atau konsisten. Hal ini didasarkan pada adanya risiko luka bakar atau cedera terkait ledakan terkait terapi oksigen. [3,4]
Meskipun risiko ledakan ini erat kaitannya dengan riwayat merokok selama penggunaan terapi oksigen jangka panjang di rumah, langkah pencegahan tetap perlu dipertimbangkan bagi pasien yang dirawat di RS yang mungkin melepas sungkup NRM pada saat oksigen sedang mengalir. Populasi yang berisiko melakukan ini misalnya adalah pasien konfusi, agitasi, atau penurunan kesadaran. Juga pada pasien mual-muntah yang memiliki risiko aspirasi jika tanpa pengawasan.