Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Bayi Tabung yogi 2019-02-15T14:39:05+07:00 2019-02-15T14:39:05+07:00
Bayi Tabung
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Bayi Tabung

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Teknik tindakan medis bayi tabung dilakukan dengan cara mengekstraksi sel-sel telur, mengambil sampel sperma, kemudian secara manual menggabungkan sel telur dan sperma tersebut didalam cawan petri laboratorium.

Ada 5 tahap dasar prosedural bayi tabung (IVF), yaitu tahap pemberian obat kesuburan, tahap monitoring, tahap pengambilan sel telur, tahap fertilisasi, dan tahap perkembangan embrio. Lima tahap bayi tabung (IVF) ini dihitung sebagai satu siklus. Fase aktif untuk tindakan IVF berlangsung dalam 2 minggu pertama pada siklus ovulasi.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien pada bayi tabung (IVF) dilakukan sejak tahap awal, dimana dilakukan konseling dan informed decision kepada pasien dan pasangannya. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan secara detail dan lengkap, termasuk evaluasi status fertilitas pasien, etiologi infertilitas, menentukan tatalaksana, dan dokumentasi seluruh prosedur.

Tahap 1: Obat

Obat-obat kesuburan diresepkan dan diberikan kepada pasien wanita untuk menstimulasi produksi sel telur, termasuk injeksi hormon, seperti Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pemberian obat ini diharapkan akan menghasilkan sel telur multipel multipel telur, untuk mengantisipasi adanya beberapa sel telur yang tidak berkembang atau menjadi tidak subur setelah diambil.

Perkembangan sel telur dan ovariumdievaluasi melalui USG transvaginal. Selain itu, sampel darah juga diambil untuk memeriksa kadar hormon.

Tahap 2: Monitoring

Monitoring pada tindakan bayi tabung (IVF) dilakukan selama siklus ovulasi. Sampel darah diambil untuk mengukur kadar hormon, serta folikel-folikel ovarium diukur besar dan jumlahnya dengan menggunakan USG. Hal ini bertujuan untuk mengetahui waktu terbaik untuk mengambil sel-sel telur.

Tahap 3: Hari Pengambilan Sel Telur

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam tindakan bayi tabung diantaranya adalah meja baring, instrumen medis steril, perlengkapan antiseptik, handscoen steril, instrumen IVF seperti spekulum, kateter, dan cawan petri, serta laboratorium khusus IVF beserta kelengkapannya.

Posisi Pasien

Posisi pasien pada tindakan bayi tabung adalah posisi litotomi, yaitu posisi dimana pasien supinasi dengan fleksi panggul dan lutut, serta paha terbuka.

Pengambilan Sel Telur

Setelah pasien disuntikkan hormone chorionic gonadotropin untuk memicu ovulasi, 36─38 jam kemudian sel-sel telur diambil dengan menggunakan USG sebagai pemandu.

Cara pengambilan sel telur adalah menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam rongga panggul. Jarum khusus ini memiliki rongga di dalamnya sebagai tempat masuknya sel-sel telur. Selama prosedur ini berlangsung, pasien diberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman. Pada tahap ini, sel telur yang diambil lebih dari satu.

Di hari dan saat yang bersamaan, pasangan pria diminta untuk memproduksi sampel sperma segar. Selanjutnya, sperma yang dihasilkan, dipersiapkan untuk segera digabungkan dengan sel-sel telur pada hari itu juga.

Tahap 4: Fertilisasi

Tahap fertilisasi pada tindakan bayi tabung (IVF) dilakukan di laboratorium khusus yang bersih. Tahap ini adalah proses inseminasi, dimana sperma dan sel telur digabungkan bersama dan disimpan dalam cawan petri laboratorium agar terjadi fertilisasi. Pada beberapa kasus dimana terdapat probabilitas fertilisasi yang rendah maka akan dilakukan injeksi sperma intrasitoplasmik atau ICSI. Melalui prosedur ini, sperma tunggal disuntik langsung kedalam sel telur, agar dapat terjadi fertilisasi.

Tahap 5: Perkembangan Embrio

Pada tahap perkembangan embrio, sel-sel telur dimonitor untuk memastikan bahwa terjadi proses fertilisasi dan pembelahan sel. Ketika hal ini terjadi, maka sel-sel telur yang sudah dibuahi tersebut dapat disebut sebagai embrio-embrio. Embrio kemudian akan ditransfer ke dalam rahim ibu.

Terdapat dua pilihan cara untuk embrio transfer, yaitu stadium cleavage dan stadium blastocyst. Stadium cleavage terjadi sekitar 3-4 hari pada kultur embrio setelah pembuahan. Risiko pada stadium ini adalah angka abortus yang lebih tinggi daripada blastocyst transfer pada trimester pertama kehamilan, tapi hal ini secara umum terjadi apabila terdapat abnormalitas kromosom.

Stadium blastocyst terjadi pada hari ke-5 kultur embrio setelah pembuahan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa blastocyst transfer lebih menguntungkan dibandingkan dengan cleavage transfer karena peluang kehamilan, implantation rate, dan angka kelahiran hidup secara signifikan lebih tinggi. Selain itu, kejadian kehamilan ektopik juga lebih rendah daripada cleavage transfer.Walaupun demikian, juga terdapat risiko yang lebih tinggi dibandingkan stadium cleavage, yaitu kelahiran prematur dan malformasi kongenital.

Sesuai dengan pilihan stadium transfer, embrio-embrio ini kemudian ditransfer ke dalam uterus. Pelaksanaannya adalah dengan cara memasukkan embrio tersebut melalui kateter, atau tabung kecil ke dalam uterus. Bagi kebanyakan pasien wanita, prosedur ini tidak nyeri, namun beberapa pasien mengeluhkan kram perut ringan.

Apabila prosedur berhasil, maka implantasi secara tipikal akan terjadi, sekitar 6─10 hari setelah pengambilan telur. [7, 12-17]

Referensi

Tjon-Kon-Fat, R. I., Tajik, P., Zafarmand, M. H., Bensdorp, A. J., Bossuyt, P. M. M., Oosterhuis, G. J. E., et al. (2017). IVF or IUI as first-line treatment in unexplained subfertility: the conundrum of treatment selection markers. Hum Reprod, 32(5), 1028-1032. doi: 10.1093/humrep/dex037
12. Akande, E. O. (2008). Affordable assisted reproductive technologies in developing countries: pros and cons. ESHRE Monographs, 2008(1), 12-14. doi: 10.1093/humrep/den147
13. Elgindy, E. A., Abou-Setta, A. M., & Mostafa, M. I. (2011). Blastocyst-stage versus cleavage-stage embryo transfer in women with high oestradiol concentrations: randomized controlled trial. Reproductive BioMedicine Online, 23(6), 789-798. doi: 10.1016/j.rbmo.2011.08.011


14. Glujovsky, D., & Farquhar, C. (2016). Cleavage-stage or blastocyst transfer: what are the benefits and harms? Fertility and Sterility, 106(2), 244-250. doi: 10.1016/j.fertnstert.2016.06.029
15. Kallen, B., Finnstrom, O., Lindam, A., Nilsson, E., Nygren, K. G., & Olausson, P. O. (2010). Blastocyst versus cleavage stage transfer in in vitro fertilization: differences in neonatal outcome? Fertil Steril, 94(5), 1680-1683. doi: 10.1016/j.fertnstert.2009.12.027
16. Kaur, P., Swarankar, M. L., Maheshwari, M., & Acharya, V. (2014). A comparative study between cleavage stage embryo transfer at day 3 and blastocyst stage transfer at day 5 in in-vitro fertilization/intra-cytoplasmic sperm injection on clinical pregnancy rates. J Hum Reprod Sci, 7(3), 194-197. doi: 10.4103/0974-1208.142481
17. Wang, S.-S., & Sun, H.-X. (2014). Blastocyst Transfer Ameliorates Live Birth Rate Compared with Cleavage-Stage Embryos Transfer in Fresh In Vitro Fertilization or Intracytoplasmic Sperm Injection Cycles: Reviews and Meta-Analysis. Yonsei Medical Journal, 55(3), 815-825. doi: 10.3349/ymj.2014.55.3.815

Kontraindikasi Bayi Tabung
Komplikasi Bayi Tabung

Artikel Terkait

  • Memprediksi Ovulasi pada Menstruasi Ireguler
    Memprediksi Ovulasi pada Menstruasi Ireguler
  • Penjepitan Tali Pusat Tertunda
    Penjepitan Tali Pusat Tertunda
  • Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
    Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
  • Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
    Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
12 April 2022
Menu puasa untuk program promil pasutri - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter Wiji,Sp.GK.MKes, izin bertanya dok, untuk pasangan pasutri yang sedang promil dan puasa ramadhan, sebaiknya bagaimana ya dok untuk menu sahur dan...
dr.Rizky dahliyani putri
02 April 2022
Pasien ibu hamil usia 28 tahun dengan kehamilan 7 minggu dan Flek selama 10 hari
Oleh: dr.Rizky dahliyani putri
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dok, saya punya pasien umur 28 tahun, hamil anak pertama, tapi keluar flek sudah hampir 10 hari, ke dokter kandungan dengan hasil...
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.