Indikasi Ekstraksi Kuku
Indikasi ekstraksi kuku dapat terbagi menjadi dua, yaitu indikasi diagnostik dan indikasi terapeutik.
Ekstraksi kuku, atau yang dikenal juga dengan sebutan avulsi kuku, merupakan prosedur bedah yang cukup sering ditemukan dalam pelayanan kesehatan. Indikasi ekstraksi kuku dapat berupa indikasi diagnostik dan indikasi terapeutik.
Indikasi Diagnostik
Terdapat tiga indikasi diagnostik untuk tindakan ekstraksi kuku:
-
Eksplorasi dari dasar kuku (nail bed) dan matriks kuku. Hal ini dibutuhkan untuk melihat apakah ada kemungkinan patologi dari dasar atau matriks kuku, seperti inflamatori dermatosa, infeksi, penyakit jaringan penghubung, dan tumor. Selain itu, penyakit yang mengenai jaringan sekitar kuku juga dapat mengganggu nail bed. [1]
- Eksplorasi lipatan kuku proksimal dan lipatan kuku lateral. Adanya penyakit yang mengenai lipatan kuku proksimal maupun lateral membutuhkan avulsi kuku untuk membebaskan lipatan dari penyakitnya. [1]
- Keperluan biopsi pada dasar atau matriks kuku. Biasanya biopsi pada dasar atau matriks kuku dilakukan pada pasien dengan psoriasis, lichen planus, distrofi kuku, tumor kuku, nevi, menalonika, dan pakionikia. [1]
Indikasi Terapeutik
Ekstraksi kuku dapat juga digunakan sebagai terapi pada kondisi berikut ini:
-
Terapi ajuvan sebelum matrisektomi kimia atau surgical. Matrisektomi adalah ekstiparsi total dari matriks kuku sehingga menyebabkan kehilangan kuku yang permanen. Matrisektomi biasanya terbatas pada salah satu atau kedua bagian lateral dari matriks. Matrisektomi biasanya dilakukan pada pasien dengan distrofi kuku kongenital, nyeri kuku kronik pada ingrown toenail, atau onikogrifosis. [1]
-
Ingrown toenail. Indikasi tata laksana ekstraksi kuku pada kondisi ini apabila terdapat nyeri yang signifikan, infeksi, onikogrifosis (kuku mengalami deformasi atau melengkung), paronikia kronik yang berulang (inflamasi dari lipatan kuku. Pada ingrown toenail derajat ringan, dapat dilakukan prosedur ekstraksi kuku parsial. Apabila ingrown toenail sudah cukup berat disertai dengan nyeri kronik dan inflamasi rekuren, biasanya akan dilakukan ekstraksi kuku total diikuti dengan matrikektomi. [1,2]
- Onikomikosis kronik. Terdapat penelitian bahwa ekstraksi kuku yang diikuti dengan pemberian mikonazole selama 8 minggu dapat meningkatkan angka kesembuhan onikomikosis sebesar 42% pada 6 bulan pasca terapi selesai. Ekstraksi kuku total juga dapat efektif pada onikomikosis. [1,3]
-
Trauma pada kuku. Ekstraksi kuku dilakukan untuk menatalaksana hematom subungual apabila trauma cukup kuat dapat merusak nail plate dan lipatan di sekitarnya. Adanya trauma menyebabkan respon hemoragik sehingga dapat memisahkan nail plate dari nail bed dan terjadi onikolisis traumatik. [1,3]
-
Paronikia kronik. Paronikia kronik merupakan kondisi dermatosis yang menyebabkan kerusakan kosmetik pada kuku. Ekstraksi kuku pada bagian lipatan kuku proksimal atau ekstraksi kuku total pada bagian basal nail plate dapat menjadi pilihan tata laksana pada paronikia kronik yang sulit sembuh. [1,3]
-
Warts atau kutil. Tumor kuku yang paling sering terkena pada anak dan dewasa muda. Kutil periungual disebabkan oleh karena HPV 1, 2, dan 4. Kutil ini dapat menyebabkan terjadinya maserasi dan trauma. Ekstraksi kuku secara parsial ataupun total pada dasar atau matriks kuku dapat membantu eradikasi jaringan yang terinfeksi. [1,3]
- Tumor. Ekstraksi nail plat yang dikombinasikan dengan eksisi dasar kuku dapat dijadikan pilihan terapi dari beberapa tumor, seperti onychomatricoma (tumor pada matriks kuku), tumor glomus (nodul subkutan pada bagian subungual), dan tumor lainnya, seperti kanker melanoma, granuloma piogenik. [1,3]