Pendahuluan Liken Planus
Liken planus (Lichen planus) adalah penyakit peradangan kronik idiopatik. Kondisi ini dapat mempengaruhi kulit, membran mukosa, organ genital, kuku, dan rambut. Tampilan klinis liken planus mirip dengan skorbut disertai garis halus dan kering. Lesi pada liken planus umumnya berbentuk papul datar, yang gatal, poligonal, serta eritematosa hingga violaseus. Predileksi lesi adalah pada pergelangan tangan, punggung bawah, dan pergelangan kaki. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan striae Wickham, yaitu garis-garis berbentuk jala keratotik berwarna putih yang ada di atas lesi kutan atau mukosa bukal.[1,2]
Liken planus adalah penyakit idiopatik. Patofisiologinya belum diketahui dengan pasti, namun diduga melibatkan respon imun yang dimediasi sel T. Liken planus oral sering dihubungkan dengan reaksi alergi kontak terhadap bahan metal yang ada pada restorasi dental, seperti merkuri dan emas.[3,4] Penyakit ini juga telah banyak dihubungkan dengan infeksi hepatitis C dan kerap dianggap sebagai manifestasi ekstrahepatik dari hepatitis C. Meski demikian, hubungan antara kedua kondisi ini memerlukan studi lebih lanjut.[1,3]
Tanda klinis khas yang dapat membantu penegakkan diagnosis liken planus dikenal dengan singkatan berupa 6P, yaitu purple, pruritic, polygonal, planar, papules, dan plaques. Dari pemeriksaan penunjang, terutama pemeriksaan histopatologis, kerusakan basal epidermal keratinosit dan likenoid interface lymphocytic reaction merupakan dua gambaran utama pada liken planus.[1,2]
Tata laksana liken planus memiliki tujuan utama berupa pengendalian gejala dan meminimalisir kerusakan akibat perluasan penyakit. Pemilihan tata laksana didasarkan pada keparahan penyakit, mempertimbangkan efek samping pengobatan seminimal mungkin, serta yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pilihan farmakoterapi untuk liken planus adalah steroid topikal atau sistemik, seperti clobetasol atau triamcinolone.[3,5,6]