Skrining Kesehatan Mental Berkala untuk Dokter

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Tingginya prevalensi gangguan mental pada dokter membuat dokter perlu melakukan skrining kesehatan mental secara berkala. Salah satu metode skrining yang dapat dilakukan adalah menggunakan kuesioner Physician Well Being Indeks. Walau demikian, hasil kuesioner ini tidak bersifat diagnostik dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh psikiater atau psikolog.

Masalah kesehatan mental seperti depresi, alcohol use disorder, dan substance use disorder lainnya ditemukan lebih tinggi pada dokter dibandingkan populasi umum. Depresi dilaporkan terjadi pada 30% dokter muda dengan puncak gejala depresi pada tahun pertama bekerja. Walau demikian, terdapat prevalensi depresi yang juga cukup besar pada dokter yang lebih senior. Selain itu, studi lain juga menemukan adanya ide bunuh diri yang lebih tinggi pada dokter dibanding populasi umum pada kelompok usia di atas 45 tahun.[1,2]

Tingginya prevalensi gangguan mental tersebut tidak diikuti oleh adanya upaya untuk mencari pengobatan. Sebuah studi menemukan sebanyak 17% dokter yang sudah bekerja selama 3-4 tahun merasa membutuhkan konsultasi mengenai kesehatan mental. Walau demikian, hanya 5,4% dokter yang melakukan konsultasi dengan psikiater atau psikolog, dan hanya 0,5% dokter yang mendapatkan perawatan rawat inap. Pada studi lain ditemukan bahwa dari sekitar 22% dokter yang terskrining depresi, hanya 42% yang melakukan upaya mencari pengobatan.[3,4]

Referensi