Penatalaksanaan Varikokel
Penatalaksanaan varikokel yang paling utama adalah operasi pembedahan dengan melakukan varikokelektomi. Tindakan ini terutama disarankan pada pasien yang sedang merencanakan kehamilan. Belum terdapat terapi medikamentosa yang dapat digunakan untuk menangani varikokel.
Pembedahan Varikokelektomi
Varikokelektomi dilakukan untuk mengurangi oklusi pembuluh darah yang terjadi, mempertahankan aliran darah arteri pada testis, dan mengurangi ketidaknyamanan, serta morbiditas pasien. Tindakan ini diharapkan juga dapat memperbaiki kualitas semen dan mengurangi atrofi testis yang dapat menyebabkan infertilitas pada penderita.
Varikokelektomi dapat dilakukan secara retroperitoneal, laparoskopi, inguinal dan subinguinal. Dari semua teknik yang ada, teknik perbaikan melalui pendekatan microsurgical subinguinal merupakan baku emas.[1]
Berdasarkan American Society for Reproductive Medicine and the Society for Male Reproduction and Urology tahun 2014, tindakan operasi pada varikokel disarankan apabila penderita sedang merencanakan kehamilan dan memenuhi semua kriteria berikut:
- Pada pemeriksaan fisik teraba varikokel
- Pasangan memiliki infertilitas yang diketahui
- Pasangan wanita memiliki fertilitas yang normal atau memiliki penyebab infertilitas yang dapat diatasi, serta waktu konsepsi bukanlah pertimbangan
- Pasangan pria memiliki parameter semen yang abnormal[1]
Apabila penderita saat ini tidak sedang ingin merencanakan kehamilan, operasi dapat dilakukan jika minimal salah satu syarat di bawah ini terpenuhi:
- hasil analisis semen abnormal
- adanya keinginan untuk fertil di kemudian hari
- adanya rasa nyeri terkait varikokel[1]
Follow Up
Setelah varikokelektomi, analisis semen perlu dilakukan setiap 3-6 bulan selama 1 tahun setelah tindakan atau hingga kehamilan telah tercapai. Pemantauan terhadap kemungkinan rekurensi varikokel juga harus dilakukan.
Medikamentosa
Hingga saat ini belum ada tata laksana farmakologis yang disarankan dapat mengobati kasus varikokel. Meskipun beberapa penelitian menyebutkan penggunaan antioksidan dapat digunakan untuk mengurangi reactive oxygen species (ROS) yang merupakan salah satu penyebab infertilitas pada kasus varikokel, namun penggunaannya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penggunaan hormon testosterone dapat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang memiliki gangguan pada sel Leydig akibat varikokel. [1]