Patofisiologi Varikokel
Patofisiologi penyakit varikokel didasari oleh adanya gangguan pada aliran darah vena pleksus pampiniform dan vena spermatika interna sehingga terjadi dilatasi vena yang disebabkan oleh berbagai mekanisme.
Dilatasi dan Refluks Vena Spermatika Interna dan Vena Pleksus Pampiniform
Secara anatomis, darah dari testis akan memasuki jaringan pembuluh darah vena yang dikenal sebagai pleksus pampiniformis. Jaringan ini akan bersatu membentuk vena spermatika interna (vena testikular). Pada kondisi varikokel, terjadi dilatasi vena spermatika interna yang menyebabkan aliran darah balik ke pleksus pampiniformis.[6]
Patofisiologi Gangguan Spermatogenesis pada Varikokel
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana varikokel dapat menyebabkan gangguan spermatogenesis. Namun terdapat beberapa dugaan yang didapatkan dari berbagai penelitian, antara lain:
Reactive Oxygen Species (ROS)
Adanya spesies oksigen reaktif (reactive oxygen species / ROS) yang merupakan hasil buangan metabolisme pembentukan sperma dari mitokondria. Tingginya angka ROS pada penderita varikokel menyebabkan gangguan pada motilitas, kerusakan struktur DNA dan kromatin, serta menurunnya produksi ATP sperma yang menyebabkan penurunan kualitas semen dan potensi fertilitas.
Iskemia pada Sel Testis
Iskemia pada sel testis yang disebabkan oleh stagnasi aliran darah mikro yang memperdarahi testis sehingga menyebabkan penurunan potensi kesuburan pada penderita varikokel. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan faktor 1α, penanda hipoksia jaringan, yang ditemukan pada pemeriksaan darah pada vena spermatika interna.
Peningkatan Suhu pada Kulit Skrotum dan Testis
Adanya peningkatan suhu pada kulit skrotum dan testis menyebabkan adanya penurunan produksi protein dan beberapa enzim penting yang berperan dalam pembentukan sperma.[6]