Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Otomikosis general_alomedika 2022-06-27T15:38:58+07:00 2022-06-27T15:38:58+07:00
Otomikosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Otomikosis

Oleh :
dr. Ayu Novianti Kurniasih
Share To Social Media:

Tanda dan Gejala

Otomikosis adalah infeksi jamur pada telinga. Keluhan pasien di antaranya telinga gatal (pruritus), nyeri telinga (otalgia), keluar cairan (otorrhea), telinga terasa penuh (aural fullness), dan perasaan tidak nyaman atau ada sesuatu di kanal telinga. Kadang dapat disertai hipoakusis, tinnitus, dan gangguan pendengaran.

Perlu diwaspadai pada pasien imunodefisiensi atau pasien dengan komorbid seperti diabetes melitus, di mana otomikosis dapat menjadi kasus yang lebih berbahaya.[1]

Peringatan

Penggunaan obat tetes telinga harus sangat berhati-hati, terutama jika pasien memiliki perforasi membran timpani karena dapat menyebabkan sensasi rasa terbakar. Pasien demikian dianjurkan menggunakan krim topikal yang dimasukkan dengan kapas, seperti tampon di dalam telinga. Penting untuk menilai perforasi membran timpani karena antijamur dapat bersifat ototoksik.

Sedangkan penggunaan salep telinga tidak dianjurkan pada pasien dengan alat bantu dengar tertutup, karena dapat meningkatkan pertumbuhan jamur sekunder akibat akumulasi kelembaban.[3]

Medikamentosa

Pilihan utama terapi otomikosis adalah antijamur topikal. Sebaiknya sebelum anti jamur diaplikasikan, debridement kanal telinga dilakukan agar penyerapan obat dapat maksimal. Debridement kanal telinga dapat dilakukan dengan cara suction atau irigasi telinga.

Pilih salah satu agen antijamur topikal di bawah ini:

  • Clotrimazole tetes telinga 1% (pilihan utama untuk otomikosis): diteteskan pada telinga 2‒3 kali/hari, sebanyak 3‒5 tetes, dan digunakan selama 7‒10 hari hingga 14 hari sesuai klinis

  • Clotrimazole krim 1%: biasanya dioleskan pada tampon telinga, yang dipasang setelah pasien dilakukan debridement di klinik
  • Miconazole 2% tetes telinga (oil): digunakan 2 kali/hari, sebanyak 5 tetes, selama maksimal 14 hari. Dapat juga digunakan pada tampon telinga, seperti clotrimazole krim

  • Ketoconazole krim: dioleskan pada tampon telinga

  • Nystatin (100.000 unit/g) digunakan campuran dengan triamcinolone acetonide 0,1%, neomycin sulfate 0,25%, dan gramicidin 0,025% dalam bentuk ointment Terapi ini dilakukan 2‒3 kali sehari pada kanal telinga[2,3]

Pada kasus berat atau ada perforasi membran timpani, otomikosis membutuhkan antijamur sistemik, di antaranya:

  • Itraconazole oral: dosis 200 mg/hari selama 2 minggu[12]

Pilihan Obat pada Ibu Hamil

Perlu kehati-hatian dalam pemilihan obat antijamur pada kehamilan. Untuk kasus otomikosis, pemberian antijamur topikal yang dapat dipertimbangkan adalah clotrimazole atau nystatin. Miconazole sebaiknya dihindari, kecuali tidak ada pilihan lain.[14,15]

Referensi

1. Aremu SK, Adewoye KR, Ibrahim T. A prospective analysis of otomycosis in a tertiary care hospital. International journal of tropical diseases. 2020;3:1-8. DOI : 10.23937/2643-461X/1710029.
2. Ali K, Hamed MA, Hassan H, Esmail A, Sheneef A. Identification of fungal pathogens in otomycosis and their drug sensitivity: our experience. International archives of otorhinolaryngology. 2018;22:400-403. DOI : 10.1055/s-0038-1626702.
3. Mishra P, Sachdeva S, Kaushik M, Agrawal D. Otomycosis treatment: topical drops versus cream – a prospective randomized study. International archives of otolaryngology and rhinology. 2017;3:106-108. DOI : 10.17352/2455-1759.000059.
12. Ravindran A. Effectiveness of oral itraconazole in the management of otomycosis with tympanic membrane perforation. International journal of research in medical sciences 2017;5:1373-6.
14. Pilms B, Jullien V, Sobel J, Lecuit M, Lortholary O, Charlier C. Antifungal drugs during pregnancy: an updated review. Journal of antimicrobial chemotherapy 2015;70:14-22.
15. Boutsikou T. Topical Azoles in Pregnancy: Commentary on Drug Use Dilemma. BJOG Int J Obstet Gynaecol. 2018;125(12):1557–1557

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ot...

Artikel Terkait

  • Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
    Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
  • Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
    Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
Diskusi Terkait
dr.Intan Meiripalta
06 Desember 2022
Nyeri dan bengkak pada tragus telinga
Oleh: dr.Intan Meiripalta
4 Balasan
Alo dokter izin diskusi. Seorang user perempuan berusia 22 tahun, mengeluhkan nyeri pada telinga. Sudah 2 minggu ini, terasa bengkak, hingga sulit untuk...
dr.Uswatun Hasanah
25 Juli 2020
Penanganan seperti apa yang tepat untuk kasus otitis eksterna profunda pada ibu hamil trimester ke 2
Oleh: dr.Uswatun Hasanah
7 Balasan
alo dokterMohon ijin diskusiUntuk otitis eksterna profunda boleh kah diberikan tetes telinga otopainTerimakasih
Anonymous
03 Juni 2020
Pasien dengan otitis eksterna apakah brekaitan dengan biofilm dan bagaimana cara degradasi biofilm
Oleh: Anonymous
12 Balasan
pasien mengaku sudah menderita otitis externa kronis sudah hampir setahun udah berkali kali gonta ganti dokter dan masih belum sembuh saya cari di google...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.