Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Otomikosis general_alomedika 2023-06-26T08:38:54+07:00 2023-06-26T08:38:54+07:00
Otomikosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Etiologi Otomikosis

Oleh :
dr. Ayu Novianti Kurniasih
Share To Social Media:

Etiologi utama otomikosis adalah jamur spesies Candida sp dan Aspergillus sp. Faktor risiko otomikosis terdiri dari faktor lingkungan dan sistemik, di antaranya kelembaban, higienitas, dan imunodefisiensi.[1]

Etiologi

Dari studi, penyebab otomikosis yang paling banyak ditemukan adalah Aspergillus sp (91%), dengan spesies yang paling banyak ditemukan adalah Aspergillus niger (56%), Aspergillus fumigatus (19,3%), dan Aspergillus flavus (16%). Jenis jamur lain yang sering ditemukan di antaranya Candida sp (13,8%), Mucor sp (1,8%), Penicillium sp (1,1%), dan Trichophyton mentagrophyte (0,72%).[1,9]

Selain jamur, otomikosis sering terjadi bersama otitis eksterna bakterial. Spesies bakteri yang sering ditemukan adalah Staphylococcus aureus (58%), Pseudomonas aeruginosa (23,9%), dan Klebsiella sp (14,2%).[1,9]

Kandidiasis

Candida sp adalah salah satu jenis flora normal yang hidup dalam tubuh kita. Jamur ini sering menyebabkan penyakit kandidiasis, seperti kandidiasis mukokutan, oral, dan vulvovaginal.[1,5]

Aspergillosis

Aspergillus sp sangat sering kita jumpai bahkan sering kita hirup, dan menyebabkan penyakit aspergillosis. Jamur ini dapat ditemukan dalam bentuk konidia kecil yang mudah terdorong ke udara oleh debu dan partikel lain sehingga mudah terhirup di udara. Aspergillus dapat berkoloni di saluran pendengaran eksternal, yang dapat meluas ke telinga tengah dan rongga udara mastoid jika membran timpani terganggu oleh infeksi bakteri yang bersamaan.[1,5]

Infeksi Jamur Lain

Selain Candida sp dan Aspergillus sp, jamur Penicillium sp juga disebut sebagai penyebab otomikosis. Pada dasarnya, fungi/jamur akan berkembang baik pada lingkungan lembab, pH lebih asam, dan suhu 25‒35℃.[1,5]

Penyebab lainnya adalah spesies dari genus Fusarium, Mucoraceae, Scopulariopsis, Alternaria, Malassezia, serta berbagai dermatofita. Perbedaan dalam mikroorganisme dominan mungkin disebabkan variabilitas dalam distribusi geografis dan faktor lingkungan.[2]

Faktor Risiko

Beberapa faktor lingkungan dan sistemik host dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya otomikosis.

Faktor Lingkungan

Peningkatan kelembaban, perubahan pH, dan higienitas buruk merupakan faktor lingkungan penyebab otomikosis. Kondisi tersebut dapat mengubah kondisi epitel telinga, serta kuantitatif dan kualitatif cerumen. Selain itu, infeksi bakteri lain, penggunaan tetes telinga antibiotik jangka panjang, dan berenang juga berpengaruh pada patofisiologi otomikosis.[1-3]

Berenang yang dapat menyebabkan otomikosis adalah kebiasaan berenang pada musim panas pada lingkungan tercemar.[1]

Faktor Sistemik

Faktor-faktor sistemik yang membuat orang rentan terhadap otomikosis adalah  penggunaan steroid jangka panjang, obat sitostatika, atau agen antibiotik spektrum luas, kanker, dan gangguan kekebalan lain yang menurunkan sistem imunitas. Selain meningkatkan risiko infeksi, faktor sistemik ini juga meningkatkan kekambuhan berulang.[1-3]

Faktor Instrumen Telinga dan Trauma

Penggunaan instrumen telinga termasuk alat bantu dengar dan trauma sering menjadi penyebab otomikosis. Trauma dapat disebabkan oleh penggunaan q-tips, tongkat kayu, peniti logam, jepit rambut, dan alat pengait logam. Hal ini terjadi akibat dikeluarkannya serumen yang sebenarnya berfungsi melindungi telinga dari organisme, seperti jamur dan bakteri.[1,5,6]

Faktor Tetes Telinga

Faktor risiko lain adalah penggunaan obat tetes telinga antibiotik jangka panjang. Tetes telinga antibiotik dapat menghilangkan flora alami telinga dan mempengaruhi infeksi lokal.[1,5,6]

Referensi

1. Aremu SK, Adewoye KR, Ibrahim T. A prospective analysis of otomycosis in a tertiary care hospital. International journal of tropical diseases. 2020;3:1-8. DOI : 10.23937/2643-461X/1710029.
2. Ali K, Hamed MA, Hassan H, Esmail A, Sheneef A. Identification of fungal pathogens in otomycosis and their drug sensitivity: our experience. International archives of otorhinolaryngology. 2018;22:400-403. DOI : 10.1055/s-0038-1626702.
3. Mishra P, Sachdeva S, Kaushik M, Agrawal D. Otomycosis treatment: topical drops versus cream – a prospective randomized study. International archives of otolaryngology and rhinology. 2017;3:106-108. DOI : 10.17352/2455-1759.000059.
5. Merza H, Abdulkhaleq J. Evaluation of the Prevalence of Otomycosis in Patients Referred to the ENT Clinic. International Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2021;10:392-7.
6. Sangare I, Amona F, Ouedraogo R, Zida A, Ouedraogo M. Otomycosis in Africa: Epidemiology, diagnosis and treatment. Journal of Medical Mycology. 2021;31: 101115.
9. Oakley A, Hon A. Laboratory tests for fungal infection. Dermnet NZ. 2003

Patofisiologi Otomikosis
Epidemiologi Otomikosis

Artikel Terkait

  • Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
    Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
  • Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
    Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
  • Efikasi Antifungal Topikal Pada Penanganan Otomikosis
    Efikasi Antifungal Topikal Pada Penanganan Otomikosis
  • Tetes Telinga VS Krim dalam Penanganan Otomikosis
    Tetes Telinga VS Krim dalam Penanganan Otomikosis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 April 2025, 13:34
Apakah boleh diberikan tetes telinga antibiotik pada otitis eksterna?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Jika tidak tersedia otoskop difaskes/praktek kita, apakah kita boleh memberikan tetes telinga antibiotik pada kasus yg dicurigai...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 20 Februari 2024, 11:56
Apakah otitis eksterna perlu antibiotik?
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter,Anak usia 10 tahun mengeluh nyeri telinga sejak semalam, tanpa demam dan tidak ada otorea. Gambar otoskop terlampir. Apakah otitis eksterna...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2023, 08:29
Bagaimana agar pus dari otitis eksterna cepat berhenti keluar?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Bagaimana agar pus dari otitis eksterna cepat menghilang atau berhenti keluar atau menyembuh

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.