Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) general_alomedika 2025-02-18T15:09:16+07:00 2025-02-18T15:09:16+07:00
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat berupa kompres hangat, perbanyak minum air putih, irigasi nasal, dan terapi medikamentosa.

Terapi Non-farmakologis

Penyebab ISPA umumnya adalah virus, sehingga terapi biasanya hanya bersifat suportif saja.

Memperbanyak Minum dan Berkumur

Memperbanyak minum sebanyak 8 gelas atau lebih dapat menurunkan sekresi mukosa dan menggantikan kehilangan cairan. Selain itu, minum air putih serta jus dilaporkan dapat meningkatkan sistem imun.[2] Melakukan kegiatan berkumur menggunakan larutan air garam atau cairan antiseptik seperti povidone iodine juga dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri pada tenggorokan.

Kompres Hangat

Lakukan kompres hangat pada daerah wajah untuk membuat pernapasan lebih nyaman, mengurangi kongesti, dan membuat drainase lebih baik pada rhinosinusitis. Gunakan lap hangat atau botol berisi air hangat yang diletakkan di atas wajah dan pipi selama 5-10 menit sebanyak 3-4 kali dalam sehari jika diperlukan. [2]

Irigasi Nasal

Irigasi nasal dengan salin dapat meningkatkan kemampuan mukosa nasal untuk melawan agen infeksius, dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat meningkatkan fungsi mukosiliar dengan meningkatkan frekuensi gerakan siliar. Irigasi nasal dapat dilakukan dengan menggunakan larutan salin isotonik (NaCl 0,9%) via spuit ataupun spray dengan frekuensi  2 kali dalam sehari. [12,13]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis umumnya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Antibiotik dan antiviral tidak selalu diperlukan pada pasien ISPA.

Terapi Simptomatik

Dekongestan oral atau topikal dapat membantu mengurangi keluhan pada pasien dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan diberikan pada anak di atas 2 tahun karena efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, dan takikardia. Dekongestan topikal seperti fenilepinefrin atau oxymetazoline lebih banyak dipakai, sebaiknya digunakan 3-4 hari saja untuk menghindari efek rebound.

Antihistamin oral generasi satu dinilai memiliki efek antikolinergik sehingga dapat digunakan untuk mengurangi rhinorrhea dan bersin. Antihistamin yang biasanya digunakan adalah chlorpheniramine maleate atau diphenhydramine.

Guaifenesin adalah mukolitik yang berfungsi untuk mengurangi sekresi nasofaring. Guaifenesin dinilai dapat menurunkan sekresi dan meningkatkan drainase pada pasien nasofaringitis atau rinosinusitis, namun bukti klinisnya masih terbatas. Selain itu, codeine merupakan obat yang sering digunakan pada pasien dengan keluhan batuk. Codeine berperan sebagai antitusif yang bekerja secara sentral. Untuk batuk berdahak pada orang dewasa, ada beberapa opsi terapi yang dapat dipilih.[2,4]

Antiviral

Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi outbreak influenzae dimana manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perburukan gejala. Misalnya pada pasien yang sedang hamil, bayi usia < 6 bulan, pasien usia > 65 tahun, pasien immunocompromised, dan pasien dengan morbid obesitas. Regimen yang bisa digunakan adalah oseltamivir 2 x 75 mg hingga maksimal 10 hari. [14]

Terapi Antibiotik

Kebanyakan kasus ISPA disebabkan oleh virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak efektif dan hanya boleh digunakan jika terdapat kecurigaan atau konfirmasi adanya infeksi bakteri. [15,16]

Tabel berikut menjabarkan berbagai keadaan dimana antibiotik dapat bermanfaat, serta pilihan antibiotik yang bisa digunakan.

Tabel 1. Panduan Penggunaan Antibiotik pada ISPA

Nama Penyakit Bakteri Patogen Penyebab Tersering Indikasi Antibiotik Pilihan Antibiotik
Faringitis

S. pyogenes

Streptococcus serogroup lain

- Terdapat tiga tanda mayor : demam > 38oC, nyeri tenggorokan yang berat, dan tidak ada batuk-pilek

- Diagnosis terkonfirmasi dari kultur atau tes antigen cepat

- Benzathine benzylpenicillin 1,2 juta IU intramuskular dosis tunggal

- Phenoxymethyl penicillin 4 x 500 mg selama 10 hari

- Amoxicillin 3 x 500 mg per oral selama 10 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg selama 10 hari

Sinusitis Bakteri Akut S. pneumoniae, H. influenzae, M. catarrhalis

- Sinusitis yang berat

- Sinusitis moderat yang tidak membaik dalam 10 hari

- Pasien anak atau immunocompromised

- Amoxicillin 3 x 500 mg per oral selama 7-10 hari hari

- Amoksisilin klavulanat 3 x 625 mg per oral  selama 7-10 hari hari

- Klaritromisin :  2 x 500 mg selama 7-10 hari hari

- Azithromycin : 500 mg pada pemberian hari pertama, kemudian 1 x 250 mg selama 4 hari

Epiglotitis H. influenzae Manifestasi yang berat, misalnya obstruksi saluran napas

- Kloramfenikol 4 x 1 gram secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

- Ceftriaxone 1 x 2 gram secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

- Pada neonatus : cefotaxime 50 mg/kgBB setiap 8 jam secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

Difteria C. diphteriae Harus diberikan antibiotik dan antitoksin segera

- Eritromisin 40-50 mg/kg/hari per oral atau intravena setiap 6 dengan dosis maksimal 2 g/hari selama 14 hari.

- Azithromycin 10-12 mg/kgBB sekali sehari selama 14 hari [15,17]

 

Referensi

2. Maneghetii A, Upper Respiratory Infections. [Internet]. 2018;[cited 2018 December 11]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/302460-overview
4. Fayyaz J. Bronchitis. [internet]. 2018:[cited 2018 November 27]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/297108-overview
12. Rabago D, Zgierska. Saline Nasal Irrigation for Upper Respiratory Conditions. Am Fam Physician. 2009;80(10):1117-1119.
13. Lima SC, Ferreira ACC, Brant TCS. Isotonic saline nasal irrigation in clinical practice: a literature review. Fisioter Mov. 2017;30(3):639-649.
14. PHE. Summary of antimicrobial prescribing guidance managing common infection. 2018. https://www.guidelines.co.uk/infection/phe/nice-infection-guideline/454413.article#Upper_respiratory_tract_infections
15. Wong DM, Blumberg DA, Lowe LG. Guidelines for the use of antibiotic in acute upper respiratory tract infection. Am Fam Phys, 2006. https://www.aafp.org/afp/2006/0915/p956.html
16. NICE. Respiratory tract infection antibiotic prescribing. 2008. https://www.nice.org.uk/guidance/cg69/evidence/full-guideline-196853293
17. WHO. Model Prescribing Information – Drugs Used in Bacterial Infections. http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s5406e/s5406e.pdf

Diagnosis Infeksi Saluran Pernap...
Prognosis Infeksi Saluran Pernap...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
    Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
  • Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
    Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
  • Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
    Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
  • 5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
    5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
  • Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif
    Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 April 2025, 07:58
Kapan kita berikan terapi farmakologi pada pasien bayi dengan keluhan pilek?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Bagaimana memulai terapi farmakologi pasien bayi dgn keluhan pilek, bersin? Kapan dikombinasi dengan irigasi nasal dok?
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 07:40
Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Di musim hujan seperti saat ini, kasus common cold meningkat akibat tingginya kelembapan yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri. Salah satu...
Anonymous
Dibalas 30 Oktober 2024, 15:13
Pemberian obat secukinumab atas indikasi ankylosing spondilitis, apa boleh dilanjutkan jika pasien sedang ISPA?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanyaAda pasien 30 tahun dengan diagnosa Ankylosing Spondilitis, diberikan obat Secukinumab oleh Dokter yang menangani. Namun kondisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.