Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Skizoafektif
Edukasi untuk gangguan skizoafektif dilakukan pada pasien dan keluarganya dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan terapi dan mencegah relaps.
Edukasi Pasien
Edukasi mengenai gejala dan terapi yang diberikan pada pasien-pasien dengan gejala psikotik. Edukasi dilaporkan bisa meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya, serta membantu koping yang lebih baik pada masa-masa awal sakit.[16] Penelitian oleh Marchira et al di Yogyakarta melakukan psikoedukasi dengan menggunakan modul untuk pasien dengan episode pertama gangguan psikotik dan menemukan modul yang mereka gunakan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan menurunkan relapse/rehospitalisasi.[17]
Pencegahan
Pencegahan pada pasien dengan gangguan skizoafektif lebih bersifat pencegahan sekunder, yang terutama tujuannya untuk mencegah relaps dan memperbaiki fungsi sosial pasien. Hal ini antara lain adalah dengan memberikan terapi keluarga, manajemen stress dan juga pengenalan tanda-tanda resiko bunuh diri.
Terapi Keluarga
Keluarga pasien diajarkan mengenai tanda dan gejala dari gangguan skizoafektif, serta cara-cara untuk menghadapi pasien. Outcome yang diharapkan adalah ekspresi emosi keluarga yang lebih baik dan peningkatan kepatuhan terapi pada pasien.
Manajemen Stress
Gangguan skizoafektif umumnya dipicu oleh adanya stressor dan kekambuhan juga seringkali disebabkan ketidakmampuan individu untuk mengatasi stressor. Untuk mengatasi hal ini, pasien bisa diajari dengan metode-metode untuk relaksasi dan manajemen stress.
Kembali melakukan aktivitas fisik dan sosial juga merupakan salah satu cara bagi pasien untuk mengatasi stress dan memperbaiki fungsi sosialnya.
Pengenalan Tanda-Tanda Risiko Bunuh Diri
Pasien dengan gangguan skizoafektif mengalami peningkatan risiko untuk melakukan bunuh diri. Karena itu pasien dan keluarganya diajarkan cara untuk mengenali tanda-tanda dan segera mencari pertolongan medis bila tanda-tanda ini ditemukan.