Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Delirium general_alomedika 2018-09-18T10:52:24+07:00 2018-09-18T10:52:24+07:00
Delirium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Delirium

Oleh :
dr. Paulina Livia Tandijono
Share To Social Media:

Epidemiologi delirium secara nasional di Indonesia belum diketahui. Secara global diperkirakan prevalensi delirium pada pasien rawat inap adalah 10-40%.

Global

Delirium sering terjadi setelah penyakit akut, operasi, atau rawat inap. Prevalensi delirium pada pasien rawat inap adalah 10–40%. Pada pasien lansia pasca operasi, prevalensinya adalah 30–50%. Sementara itu, sekitar 80% pasien ICU yang memakai ventilator mengalami delirium.[8] Hampir 20% pasien yang menjalani perawatan jangka panjang mengalami delirium.[9] Namun, prevalensi delirium di luar rumah sakit cukup rendah, hanya 1–2%.[1]

Indonesia

Data prevalensi dan insiden delirium di Indonesia masih belum ada. Penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2004 mengatakan bahwa prevalensi delirium di ruang rawat inap geriatrik adalah 23%. Penelitian lainnya pada tahun 2012 mengatakan insiden delirium sebesar 18,8%.[,]

Mortalitas

Berbagai penelitian membuktikan bahwa delirium meningkatkan mortalitas. Laju mortalitas pasien delirium yang dirawat adalah 9–34,5%. Dibandingkan kelainan neuropsikiatri lainnya, delirium memiliki mortalitas yang lebih tinggi dalam setahun pertama setelah pasien keluar dari rumah sakit (52,2% vs 29,9%, p = 0,01; hazard ratio = 1,7). Mortalitas yang lebih tinggi terjadi pada pasien lansia pascaoperasi.[8,10]

Delirium berhubungan dengan periode rawat inap yang lebih panjang, kejadian komplikasi, peningkatan biaya, dan disabilitas jangka panjang. Komplikasi berupa penurunan kognitif permanen sering dijumpai pada pasien delirium yang dirawat di ICU. Selain itu, gangguan psikiatri menetap lebih sering terjadi pada pasien yang mengalami delirium saat dirawat.[2,8]

Referensi

1. S. K. Inouye, R. G. J. Westendorp, J. S. Saczynski, Lancet, 2014, 383 (9920) 911-922. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4120864/

2. K. Alagiakrishnan, Delirium, , 2017.

8. I. J. Zaal, A. J. C. Slooter, Drugs, 2012, 72 (11) 1457-1471. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22804788

9. National Institute for Health and Care Excellence, Delirium: prevention, diagnosis, and management, https://www.nice.org.uk/guidance/cg103/resources/delirium-prevention-diagnosis-and-management-pdf-35109327290821, 2010

10.S. Grover, D. Ghormode, A. Ghosh, A. Avasthu, S. Chakrabarti, S. K, S. Malhotra, J Postgrad Med, 2013, 59 (4) 263-270. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24346382

15. C. H. Soejono, in Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed. S. Se, I. Alwi, A. W. Sudoyo, M. Simadibrata, B. Setiyohadi, A. F. Syam, InternaPublishing, Jakarta, 2014, III, 795-3800.

16. R. Isfandiaty, K. Harimurti, S. Setiati, A. G. Roosheroe, Acta Med Indones, 2012, 44 (4) 290-298.

Etiologi Delirium
Diagnosis Delirium

Artikel Terkait

  • Aspek Farmakologi Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
    Aspek Farmakologi Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
  • Kontroversi Benzodiazepin sebagai Tata Laksana Delirium
    Kontroversi Benzodiazepin sebagai Tata Laksana Delirium
  • Hendaya Kognitif pada Pasien Delirium
    Hendaya Kognitif pada Pasien Delirium
  • Penurunan Kognitif Akibat Infeksi COVID-19
    Penurunan Kognitif Akibat Infeksi COVID-19
  • Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Anestesi Pasca Operasi pada Geriatri
    Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Anestesi Pasca Operasi pada Geriatri

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Budi Aswin
09 Mei 2021
Delirium pada lansia setelah konsumsi alprazolam
Oleh: dr. Budi Aswin
4 Balasan
Alo dokter , saya ada pasien umur 70 tahun , di bawa oleh kluarga nya krna tidak bangun2 setelah minum alprazolam 1x0,25mg selama 24 jam , tanda2 vital dbn
Anonymous
06 Agustus 2020
Pasien pasca stroke ringan mengalami delirium sekitar 3 jam setelah pulang dari Rumah Sakit apakah dapat disebabkan dari obat-obatan yang dikonsumsi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dokter, izin diskusi mengenai pasien yang seminggu lalu dirawat dengan keluhan lemah bagian kiri, sesak didiagnosis dengan stroke ringan,...
dr. Ryan Viantino Pratama
18 Februari 2020
Hipernatremia apakah menyebabkan delirium?
Oleh: dr. Ryan Viantino Pratama
3 Balasan
Dok, bagaimana tatalaksana pasiendengan hipernatremia simptomatis? Saya pernah mendapatkan pasien perempuan, 45 thn datang dengan delirium, TTV masih normal,...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.