Prognosis Pertusis
Komplikasi merupakan penentu prognosis pertusis, baik akibat infeksi itu sendiri maupun akibat sekuele dari gejala batuk, umumnya prognosis lebih buruk pada anak di bawah 3 bulan.
Komplikasi
Komplikasi Pertusis dapat berhubungan dengan:
-
Infeksi Pertusis itu sendiri
- Pneumonia – (tersering, 13% seluruh kasus Pertusis disertai pneumonia). Umumnya akibat infeksi sekunder bakteri atau akibat aspirasi muntahan.
- Otitis media
-
Sekuele mekanis dari batuk yang parah dan intensif
-
Perdarahan subkonjungtival, hernia dinding abdomen, prolaps rektal, fraktur iga, inkontinensi urin, dan strain tulang belakang khususnya daerah lumbal.
- Pada anak; gizi kurang karena sering muntah dan tidak dapat makan/minum.
-
- Beberapa komplikasi termasuk kasus berat namun jarang ditemukan, antara lain; perdarahan intrakranial, stroke akibat diseksi arteri karotid maupun arteri vertebrae, ensefalopati, dan kejang (kemungkinan akibat hipoksia; kejang ditemukan pada 1 - 2% kasus anak dan 0,3 – 0,6% kasus dewasa).
Secara umum perlu diwaspadai infeksi pada bayi dan anak-anak karena morbiditas dan mortalitasnya paling tinggi. Dapat pula ditanyakan tentang kualitas tidur, adanya penyakit asma sebelumnya, serta kebiasaan merokok. Risiko masuk rumah sakit tertinggi pada perokok dan pasien yang usianya di atas 65 tahun. [2,5,6]
Prognosis
Prognosis kesembuhan total dari Pertusis baik pada anak-anak usia di atas 3 bulan. Di bawah usia tersebut, mortalitas berkisar pada 1 – 3%.[2]
Komplikasi pada anak di atas usia balita umumnya minimal. Anak-anak di bawah 6 bulan lebih sering mendapatkan penyakit yang lebih berat, mengalami komplikasi, dan membutuhkan perawatan rumah sakit.[2] Hasil pemeriksaan darah dengan leukositosis > 100.000 dapat menjadi prediktor mortalitas.[5]