Penatalaksanaan Pertusis
Penatalaksanaan pada Pertusis umumnya hanya bersifat suportif, walaupun beberapa antibiotik dapat membantu meringankan penyakit dan memperpendek durasi (jika diminum pada tahap awal). Antibiotik juga mengeradikasi organisme dari sekresi sehingga menurunkan penularan. Antibiotik yang direkomendasikan antara lain dari golongan makrolid:
- Azitromisin (pilihan utama)
- Eritromisin
- Klaritomisin
Selain ketiga antibiotik tersebut, trimetroprim – sulfametoksasol dapat pula digunakan.[1,5]
Penggunaan antimikrobial juga disesuaikan dengan kelompok usia seperti pada tabel berikut:
Tabel 2. Antibiotik rekomendasi dan profilaksis post-kontak untuk Pertusis, dibagi berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia | Agen utama | Agen alternatif | ||
Azitromisin | Eritromisin | Klaritomisin | TMP – SMX* | |
< 1 bulan | Antibiotik yang direkomendasikan; 10 mg/kg per hari dalam dosis tunggal selama 5 hari (safety data masih terbatas). | Tidak direkomendasikan; diasosiasikan dengan infantile hypertrophic pyloric stenosis; hanya digunakan jika azitromisin tidak tersedia; 40 mg/kg per hari dalam 4 dosis terbagi selama 14 hari. | Tidak direkomendasikan (belum terdapat safety data) | Dikontraindikasikan untuk bayi di bawah 2 bulan (risiko kernikterus) |
1 – 5 bulan | 10 mg/kg per hari dalam dosis tunggal selama 5 hari. | 40 mg/kg per hari dalam 4 dosis terbagi selama 14 hari. | 15 mg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi selama 7 hari. | Kontraindikasi untuk bayi <2 bulan; untuk bayi > 2 bulan, TMP 8 mg/kg/hari, SMX 40 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi selama 14 hari. |
Bayi (Usia sampai dengan 6 bulan) | 10 mg/kg dalam dosis tunggal pada hari pertama (maksimal 500 mg); dilanjutkan 5 mg/kg per hari (maksimal 250 mg per hari dari hari ke-2 hingga -5. | 40 mg/kg per hari dalam 4 dosis terbagi selama 7 – 14 hari (maksimal 2 gram per hari) | 15 mg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi selama 7 hari (maksimal 1 gram per hari). | TMP 8 mg/kg per hari, SMX 40 mg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi selama 14 hari (maksimum TMP 320 mg, SMX 1600 mg per hari). |
Dewasa | 500 mg dalam dosis tunggal pada hari pertama, dilanjutkan 250 mg per hari pad hari ke-2 hingga -5. | 2 gram (dasar) per hari dalam 4 dosis terbagi selama 7 – 14 hari. | 1 gram per hari dalam 2 dosis terbagi selama 7 hari. | TMP 320 mg per hari, SMX 1600 mg per hari dalam 2 dosis terbagi selama 14 hari. |
*TMP-SMX : Trimetoprim-sulfametoxazole (kotrimoksasol).
Kotrimoksasol dapat digunakan sebagai agen alternatif untuk pasien > 2 bulan yang memiliki alergi makrolid, tidak dapat mentoleransi makrolid, atau (pada kasus yang jarang) terinfeksi Bordetella pertussis yang memiliki resistensi terhadap golongan makrolid.
Pada anak berusia > 6 bulan dan mengalami kasus ringan, dapat dilakukan rawat jalan. Namun, pada anak usia < 6 bulan ataupun anak yang mengalami kasus berat, sebaiknya dirawat di rumah sakit.
Indikasi Rawat Inap
Perawatan inap di Rumah Sakit, dengan indikasi:
-
Distres pernapasan; termasuk takipnea, retraksi, pernapasan cuping hidung, grunting, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
- Bukti adanya pneumonia sebagai komorbid.
- Intake
- Sianosis atau apneu, dengan atau tanpa batuk.
- Kejang
- Usia < 6 bulan.
Isolasi
Pasien yang dirawat inap sebaiknya :
- Penggunaan masker pada kontak radius 1 meter.
- Ruangan khusus yang terpisah
- Dipertahankan hingga 5 hari pengobatan antibiotik atau 3 minggu setelah onset pada pasien yang belum menerima pengobatan.
Terapi Suportif
Terapi suportif yang diberikan selama perawatan adalah
- Oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis atau henti napas pada batuk paroksismal berat. Gunakan nasal prongs untuk menjaga agar lubang hidung bersih dari mukus, cek setiap 3 jam.
-
Tata laksana jalan napas lain: selama batuk, letakkan anak dengan posisi kepala lebih rendah dalam posisi telungkup atau miring untuk mencegah aspirasi muntah.
- Bila anak sianotik; isap lendir dari hidung dan tenggorok.
- Bila apneu; bersihkan jalan napas, berikan bantuan pernapasan manual atau ventilasi dan oksigen. [1,8]