Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Infeksi CMV general_alomedika 2023-01-23T10:26:11+07:00 2023-01-23T10:26:11+07:00
Infeksi CMV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Infeksi CMV

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Penatalaksanaan infeksi CMV atau cytomegalovirus menggunakan antiviral, seperti gansiklovir atau valgansiklovir. Namun, pengobatan infeksi CMV harus dibedakan antara pasien ibu hamil, bayi/anak, dewasa dengan status imunokompromais, dan dewasa dengan status imunokompeten.

Penatalaksanaan pada Ibu Hamil

Calam upaya mencegah infeksi CMV janin, pemberian rutin hyperimmunoglobulin (HIG) cytomegalovirus tidak direkomendasikan pada ibu hamil. HIG sebaiknya hanya diberikan jika ibu hamil yang sudah terbukti terinfeksi CMV, untuk menurunkan risiko malformasi kongenital. HIG dapat diberikan dengan dosis 200 U/kgBB.[1]

Terapi antiviral tidak direkomendasikan pada kehamilan. Modifikasi gaya hidup agar bersih dan sehat diperlukan untuk mencegah penularan infeksi CMV pada ibu hamil, misalnya tidak berbagi makanan, minuman, maupun peralatan makan dengan orangk lain.[1]

Penatalaksanaan pada Bayi

Penatalaksanaan infeksi CMV pada bayi hanya diberikan jika ditemukan gejala berat, seperti gangguan saraf pusat, hepatitis, pneumonia, dan trombositopenia. Antiviral dapat diberikan dalam 1 bulan pertama.[1,3]

Sementara itu, pada bayi yang terinfeksi CMV tetapi asimtomatik, gejala ringan, atau hanya mengalami tuli sensorineural, tidak direkomendasikan untuk menerima terapi antiviral.[1]

Antiviral lini pertama yang digunakan adalah ganciclovir, yang terbukti dapat memberikan dampak baik pada gangguan sistem saraf pusat akibat infeksi CMV. Dosis ganciclovir adalah 6 mg/kgBB/kali pemberian, di mana obat diberikan 2 kali/hari selama 6 bulan.[1-4]

Alternatif antiviral lain adalah valganciclovir, dengan dosis 16 mg/kgBB/kali, diberikan 2 kali/hari selama 6 bulan.[1,2,4]

Antiviral dapat terus diberikan hingga fungsi pendengaran atau gangguan perkembangan penyakit membaik, tetapi tidak boleh diberikan >6 bulan. Selama pemberian antiviral, kadar neutrophil dipantau pada minggu ke-6, ke-8, dan setiap bulan kemudian. Pengawasan enzim hati perlu dilakukan setiap bulan selama terapi.[1,2,4]

Follow Up Bayi dengan Infeksi CMV

Bayi dengan infeksi CMV perlu mendapatkan pemeriksaan mata, pendengaran, dan tumbuh kembang secara rutin. Pemeriksaan mata dilakukan secepatnya sebelum terapi dimulai, ataupun setelah pemberian terapi. Pendengaran diperiksa rutin setiap 6 bulan selama 3 tahun pertama, dan dilakukan pemeriksaan lanjutan setiap tahunnya hingga usia remaja. Tumbuh kembang anak rutin diperiksa pada usia 1 tahun pertama.[1,2,4]

Penatalaksanaan pada Pasien HIV/AIDS

Penatalaksanaan infeksi CMV pada pasien dengan HIV/AIDS dilakukan jika ada kerusakan organ, terutama retinitis. Obat antiretroviral (ART) sebagai terapi HIV/AIDS tetap dilanjutkan, dan ditambahkan dengan obat untuk kondisi kerusakan organ.

Contohnya pada kasus retinitis, di mana antivirus dapat diberikan intravitreus. Ganciclovir memiliki manfaat untuk mencegah perburukan retinitis, pneumonia, atau gangguan sistem saraf tepi.[16]

Pada pasien dengan retinitis, obat letermovir dapat diberikan untuk menyembuhkan dan mengurangi rekurensi retinitis. Selain itu, letermovir dapat digunakan sebagai terapi lini kedua jika terapi gansiklovir atau valgansiklovir gagal.[17]

Penatalaksanaan pada Pasien dengan Riwayat Transplantasi Organ

Semua pasien yang akan melakukan transplantasi organ sebaiknya telah mendapatkan terapi profilaksis infeksi CMV, untuk menekan replikasi virus sebelum timbul manifestasi klinis infeksi CMV. Penatalaksanaan dapat dengan antiviral gansiklovir atau valgansiklovir, baik secara oral maupun intravena.

Terapi antiviral profilaksis ini diberikan selama 90‒180 hari, yang kemudian dilanjutkan selama 2‒3 minggu setelah transplantasi organ hingga dipastikan bahwa hasil serologi negatif. Antiviral profilaksis dapat menggunakan letermovir.[17,18]

Tata Laksana Infeksi CMV Resisten Obat

Gansiklovir dan valgansiklovir menjadi pilihan antiviral utama untuk infeksi CMV, tetapi mutasi protein virus, seperti protein kinase (UL97) atau polymerase (UL54), dapat menyebabkan resisten terhadap gansiklovir ataupun valgansiklovir. Konsumsi gansiklovir dalam jangka waktu panjang juga cenderung meningkatkan risiko resistensi obat, terutama pada pasien imunokompromais atau pasca transplantasi organ.

Obat alternatif sebagai terapi pengganti lini utama adalah letermovir. Antiviral ini terbukti sensitif terhadap cytomegalovirus, sekalipun mengalami mutasi. Letermovir dapat digunakan sebagai terapi profilaksis, yang digunakan dalam jangka panjang.[17,19]

Penatalaksanaan Multidisiplin Ilmu

Pada infeksi CMV kongenital, observasi tumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk menilai perkembangan sistem saraf. Pemeriksaan mata dan pendengaran dengan dokter spesialis perlu dilakukan secara rutin, yaitu setiap 6 bulan hingga usia 3‒5 tahun. Tuli sensorineural akibat infeksi CMV dapat baru bermanifestasi pada usia 1‒5 tahun.[20]

Selain itu, kemampuan anak berpikir dan intelegensi anak juga harus dinilai selama masa tumbuh kembang, untuk mendeteksi dini adanya sekuele kelainan sistem saraf yang menetap.[20]

Sementara itu, pada infeksi CMV dewasa, perlu diperhatikan kemajuan dari pemberian antiviral, karena risiko resistensi obat yang tinggi. Observasi fungsi ginjal dan hematologi diperlukan untuk melihat kemajuan dan efek samping terapi. Selain itu, komplikasi gagal napas perlu penanganan cepat dan umumnya perlu perawatan di ruang intensif.[21]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Rawlinson WD, Boppana SB, et al. Congenital cytomegalovirus infection in pregnancy and the neonate: consensus recommendations for prevention, diagnosis, and therapy. Lancet Infection Disease. 2017; 17: 177-88.
2. Marsico C, Kimberlin D. Congenital Cytomegalovirus infection: advances and challenges in diagnosis, prevention, and treatment. Italian Journal of Pediatrics. 2017; 43(38): 1-8
3. Griffiths P, et al. The pathogenesis of human cytomegalovirus. Journal of Pathology. 2015; 235:288-297.
4. Swanson E, Schleiss M. Congenital Cytomegalovirus Infection: New Prospects for Prevention and Therapy. Pediatric Clinic North America. 2013; 60(2): 1-17.
16. AIDSinfo. Guidelines for the Prevention and treatment of Opportunistic Infections in Adults and Adolescents with HIV. 2019. https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/4/adult-and-adolescent-opportunistic-infection/337/cytomegalovirus
17. Turner N, Strand A, et al. Use of Letermovir as Salvage Therapy for Drug-Resistant Cytomegalovirus Retinitis. American Society for Microbiology. 2019; 63(3): 1-6
18. Azevedo L, Pierrotti L, et al. Cytomegalovirus infection in transplant recipients. Clinics. 2015; 70(7): 515-523.
19. Gohring K, et al. Antiviral Drug- and Multidrug Resistance in Cytomegalovirus Infected SCT Patients. Computational and Structural Biotechnology journal. 2015; 13: 153-159.
20. Dietrich M, Schieffelin J. Congenital cytomegalovirus infection. Ochsner Journal. 2019; 19:123-130.
21. Li X, Huang Y, et al. Cytomegalovirus infection and outcome in immunocompetent patients in the intensive care unit: a systematic review and meta-analysis. BMC Infection. 2018; 18: 1-10.

Diagnosis Infeksi CMV
Prognosis Infeksi CMV

Artikel Terkait

  • Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi
    Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 06:54
Pemeriksaan CMV kongenital pada usia 1 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Kasus CMV kongenital dilakukan pemeriksaan pada usia 1 bulan didapatkan IgG positif, IgM negatif, dan PCR positif. Pertanyaannya, PCR positif menunjukkan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.