Etiologi Giardiasis
Etiologi giardiasis adalah protozoa ekstraselular Giardia intestinalis atau disebut juga Giardia lamblia dan Giardia duodenalis. Giardia intestinalis memiliki 8 genotipe (A-H), namun hanya genotipe A dan B yang dapat menginfeksi manusia.[2,3]
Trofozoit Giardia intestinalis berbentuk seperti buah pir atau tetesan air dengan ukuran panjang 9-21 µm dan lebar 5-15 µm. Bagian dorsal trofozoit agak cembung dan di bagian ventral yang rata terdapat diskus ventral. Diskus ventral adalah sitoskeleton yang terbentuk dari kompleks mikrotubulus dan microribbons. Diskus ventral tersebut memungkinkan parasit menempel dengan kuat pada epitel usus.
Trofozoit memiliki flagela berjumlah 4 pasang yang mengarah ke posterior dan berfungsi sebagai alat gerak. Pada trofozoit terdapat 2 nukleus yang simetris dengan karyosome yang menonjol dan tampak jelas dengan pewarnaan.
Bentuk kista Giardia berbentuk oval dengan dinding yang reguler, ukuran panjang 8-12 µm dan lebar 7-10 µm. Masing-masing kista Giardia melepaskan 2 trofozoit pada proses ekskistasi. Kista Giardia resisten terhadap desinfektan, misalnya chlorine, dan dapat bertahan dalam waktu mingguan hingga bulanan di lingkungan yang lembap dan dingin.[1,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko giardiasis yang utama adalah higienitas perorangan, ketersediaan air bersih, dan sanitasi lingkungan yang buruk. Beberapa orang memiliki risiko mengalami giardiasis lebih tinggi, yakni:
- Pelancong dari negara berkembang atau yang melakukan perjalanan ke alam liar
- Mengonsumsi air atau makanan mentah
- Pekerja di tempat penitipan anak
- Kontak dengan pasien giardiasis atau hewan yang terinfeksi Giardia
- Pekerja yang mengelola pembuangan feses
- Pasien imunodefisiensi
- Pasien cystic fibrosis
- Melakukan seks anal–oral tanpa proteksi[2,5,6]