Patofisiologi Giardiasis
Patofisiologi giardiasis belum dipahami sepenuhnya. Trofozoit Giardia memiliki diskus ventral yang memungkinkan parasit melekat pada epitel usus tanpa menginvasinya. Di stadium trofozoit, Giardia intestinalis dapat menimbulkan beberapa kelainan sebagai berikut:
- Kerusakan mikrovili brush border
- Defisiensi dan penurunan aktivitas enzim brush border usus
- Defisiensi disakarida
- Pelepasan zat sitopatik berupa proteinase thiol dan lectin yang memiliki sifat merusak epitel usus.
- Meningkatnya jumlah bakteri normal usus
- Aktivasi limfosit T akibat perubahan pada epitel tight junction oleh parasit
- Atrofi vili usus dan apoptosis enterosit[1-3]
Interaksi kelainan-kelainan tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas usus, hipersekresi anion dan cairan ke dalam usus, peningkatan produksi mukus, peningkatan motilitas usus halus, malabsorpsi nutrisi, dan disfungsi barrier usus.[1,2,6,9]
Cara Penularan
Cara penularan giardiasis terutama melalui rute fekal-oral, mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Giardiasis juga termasuk penyakit zoonosis, kista parasit akan dikeluarkan bersama feses hewan yang terinfeksi dan mengkontaminasi lingkungan.[1,2]
Manusia dapat tertular apabila mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kista Giardia. Hanya dibutuhkan 10 kista Giardia untuk dapat menimbulkan infeksi simtomatik pada manusia. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan pasien giardiasis atau kontak dengan hewan terinfeksi.[1,2,6]
Siklus Hidup
Siklus hidup Giardia terbagi menjadi 2 stadium, yakni stadium trofozoit dan kista. Dalam tubuh manusia, kista Giardiasis intestinalis mengalami ekskitasi di lambung dan duodenum karena paparan asam lambung dan enzim pankreas. Dari kista keluar parasit dalam stadium trofozoit yang akan bermultiplikasi di usus halus dengan cepat (berlipat ganda setiap 9-12 jam).[1,2]
Trofozoit yang sampai di kolon akan mengalami enkistasi kembali ke bentuk kista karena kondisi pH netral dan adanya garam empedu. Kista Giardia kemudian keluar bersama feses dan dapat bertahan hidup 28-84 hari di air tawar dan lingkungan bersuhu rendah. Trofozoit juga dapat keluar bersama feses namun tidak dapat bertahan lama di lingkungan seperti kista.[1,5]