Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Giardiasis general_alomedika 2024-03-18T09:52:19+07:00 2024-03-18T09:52:19+07:00
Giardiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Giardiasis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Patofisiologi giardiasis melibatkan perlekatan trofozoit Giardia pada epitel usus tanpa menginvasinya. Di stadium trofozoit, Giardia intestinalis dapat menimbulkan beberapa kelainan seperti kerusakan mikrovili brush border, defisiensi dan penurunan aktivitas enzim brush border usus, dan defisiensi disakarida.[1-3]

Giardia intestinalis juga menyebabkan pelepasan zat sitopatik berupa proteinase thiol dan lectin yang merusak epitel usus, peningkatan jumlah flora normal usus, dan aktivasi limfosit T akibat perubahan pada epitel tight junction. Selain itu, parasit ini menimbulkan atrofi vili usus dan apoptosis enterosit.[1-3]

Interaksi kelainan-kelainan tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas usus, hipersekresi anion dan cairan ke dalam usus, kenaikan produksi mukus, peningkatan motilitas usus halus, malabsorpsi nutrisi, dan disfungsi barrier usus. Pasien mengalami diare yang berisiko menyebabkan dehidrasi.[1,2,6,9]

Cara Penularan

Cara penularan giardiasis terutama melalui rute fekal-oral, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Giardiasis juga termasuk penyakit zoonosis. Kista parasit akan dikeluarkan bersama feses hewan yang terinfeksi dan mengkontaminasi lingkungan.[1,2]

Manusia dapat tertular bila mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kista Giardia. Konsumsi 10 kista Giardia saja sudah bisa menimbulkan infeksi simtomatik pada manusia. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan pasien giardiasis atau kontak dengan hewan terinfeksi.[1,2,6]

Siklus Hidup

Siklus hidup Giardia terbagi menjadi dua stadium, yakni stadium trofozoit dan kista. Dalam tubuh manusia, kista Giardiasis intestinalis mengalami ekskitasi di lambung dan duodenum karena paparan asam lambung dan enzim pankreas. Dari kista, keluar parasit dalam stadium trofozoit yang akan bermultiplikasi di usus halus dengan cepat (berlipat ganda setiap 9-12 jam).[1,2]

Trofozoit yang sampai di kolon akan mengalami enkistasi kembali menjadi bentuk kista karena kondisi pH netral dan adanya garam empedu. Kista Giardia kemudian keluar bersama feses dan dapat bertahan hidup 28-84 hari di air tawar dan lingkungan bersuhu rendah. Trofozoit juga dapat keluar bersama feses tetapi tidak dapat bertahan lama di lingkungan seperti kista.[1,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Nazer H. Giardiasis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/176718-overview
2. Dunn N, Juergens AL. Giardiasis. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513239/
3. Allain T, Buret AG. Chapter Five – Pathogenesis and post-infectious complications in giardiasis. Advances in Parasitology. 2020;107:173-199. https://doi.org/10.1016/bs.apar.2019.12.001
5. Minetti C, Chalmers RM, Beeching NJ, et al. Giardiasis. BMJ. 2016;355:i5369.
6. Leung AKC, Leung AMM, Wong AHC, et al. Giardiasis: An overview. Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery. 2019;13:134-143.
9. Halliez MCM, Buret AG. Extra-intestinal and long term consequences of Giardia duodenalis infections. World J Gastroenterol. 2013;19(47):8974-8985.

Pendahuluan Giardiasis
Etiologi Giardiasis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 05 Desember 2025, 23:32
Prolong diare pada anak kurang dari 1 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam ts, izin bertanya, terdapat kasus Pada anak usia 9 bulan dengan prolonged diare hingga hampir 2 minggu, sudah sempat rawat inap 1 minggu dengan...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2025, 09:59
Curiga Lesi Moluskum Kontangiosum
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, apakah ini termasuk moluskum kontangiosum?Pasien usia 5 tahun ada benjolan papul, kadang gatal dan tidak, muncul sejak 1 bulan lebih. Dengan...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2025, 16:20
Benjolan di kulit dan bawah kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya kira2 ini apa ya dok? teraba keras, tidak nyeri dan tidak gatal. Banyak muncul di daerah lutut dan siku. ada juga seperti benjolan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.