Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Chikungunya general_alomedika 2018-11-30T14:12:19+07:00 2018-11-30T14:12:19+07:00
Chikungunya
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Chikungunya

Oleh :
Ricky Dosan
Share To Social Media:

Hingga saat ini patofisiologi chikungunya masih belum diketahui secara jelas. Infeksi virus chikungunya memiliki gejala klinis yang mirip dengan infeksi virus Ross River atau virus dengue. [1]

Penelitian pada Hewan Percobaan

Pada suatu penelitian di tikus didapatkan setelah inokulasi virus pada kulit, virus ini bereplikasi pada fibroblast, sel mesenkim dan osteoblast. Virus chikungunya menginduksi respon sitokin lokal dan kemokin untuk menarik sel NK, monosit, makrofag, sel T CD4+ dan CD8+. Kerusakan akibat replikasi virus dan infiltrasi sel imun menyebabkan edema lokal, degenerasi serabut otot secara ekstensif, kerusakan pada sel mesenkimal sinovium dan periosteum. Infeksi pada osteoblast meningkatkan ligan nF-kβ pada osteoprotegerin di tumit dan lutut yang meningkatkan pembentukan osteoklast dan menyebabkan destruksi tulang. [3]

Pada tikus ditemukan pola bifasik dari infeksi virus ini dengan puncak pertama terjadi 2-3 hari setelah terinfeksi dan puncak kedua terjadi 6-7 hari setelah terinfeksi. Puncak pertama terjadi karena replikasi virus yang ekstensif pada kaki yang menyebabkan kematian sel, produksi sitokin dan edema jaringan. Puncak kedua terjadi akibat virus dibersihkan dari darah dan jaringan oleh karena influks sel inflamasi pada sendi dan jaringan sekitar yang menyebabkan myositis, sinovitis, dan edema yang lebih hebat. Sekalipun virus tidak ditemukan di sirkulasi setelah 7 hari infeksi, RNA virus chikungunya dapat ditemukan pada sendi lebih dari 4 minggu setelah terinfeksi. [3]  

Virus chikungunya diperkirakan dapat berinteraksi dengan antigen presenting cell pada kulit (sel Langerhans) dan kemudian menyebar ke organ lain seperti otot, hati, ginjal, jantung dan otak. [4]  

Transmisi

Virus chikungunya ditransmisikan melalui dua siklus, urban dan sylvatik. Siklus urban adalah transmisi virus dari manusia ke nyamuk ke manusia. Siklus sylvatik adalah transmisi dari hewan ke nyamuk ke manusia. Transmisi ke manusia diperantarai oleh nyamuk yang berasal dari genus aedes, utamanya Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Beberapa jenis sel manusia lebih rentan terinfeksi, misalnya sel epitel, endotel, fibroblast, dan monocyte-derived macrophage. Setelah virus masuk ke tubuh manusia dan melakukan replikasi pertama, terjadi respon imun host, namun sebagian virus chikungunya akan berpindah ke nodus limfatik dan jaringan melalui sirkulasi. Pada tahap inilah terjadi fase viremia [5]

Referensi

1. Natesan SK. Chikungunya Virus. In: Bronze MS, editors. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/2225687-overview
3. Fox JM, Diamond MS. Immune-Mediated Protection and Pathogenesis of Chikungunya Virus. J Immunol, 2016. 197(11): 4210-8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27864552
4. Gasque P, Couderc T, Lecuit M, Roques P, Ng LF. Chikungunya Virus Pathogenesis and Immunity. In: Vector Borne Zoonotic Dis, 2015. 15(4):241-9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25897810
5. Ganesan VK, Duan B, Reid SP. Chikungunya virus : pathophysiology, mechanism, and modeling. Viruses, 2017. 9(2): 368. Doi : https://dx.doi.org/10.3390%2Fv9120368

Pendahuluan Chikungunya
Etiologi Chikungunya

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
29 April 2020
Resiko yang terjadi jika terinfeksi chikungunya saat hamil 8 bulan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dokter, Saya ingin bertanya, apakah ada efek buruk yang akan terjadi jika seseorang terinfeksi Chikungunya saat hamil?Seorang wanita hamil G1P0A0 berusia...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.